Berapa Harga Sepeda Lo?

Chimpanzee
CHIMP MTM ITB
Published in
6 min readAug 7, 2020

CHIMP kembali! Dan sebelumnya ingin berpesan, tetap sehat di mana pun kalian berada yaa!

Di kondisi pandemi yang serba terbatas ini, kita cenderung mencari alternatif untuk menggantikan suatu hal yang tidak bisa kita lakukan di masa sekarang. Buat yang biasanya jalan-jalan sama temen di minggu pagi, sekarang terpaksa harus cari cara lain biar tetep bisa melakukan aktivitas yang bikin fisik jadi bugar.

Olahraga di luar ruangan yang mulai menjadi pilihan bagi masyarakat yaitu bersepeda! Selain alasan kesehatan, sepeda juga merupakan sarana transportasi pribadi yang bisa dipilih jika tidak ingin berdesakan di transportasi umum. Tentunya dengan harga yang lebih murah dibanding kendaraan lainnya.

Akhir-akhir ini, sepedaan menjadi tren masyarakat di tengah pandemi COVID-19. (sumber: alinea.id)

Walaupun relatif terjangkau, sepeda juga memiliki rentang harga yang luas. Kira-kira, apa sih yang membuat sebuah sepeda dijual dengan harga yang lebih murah? Atau justru sebaliknya, mengapa sepeda lain membuat kita harus merogoh kocek yang lebih dalam untuk membelinya?

Material atau bahan baku yang digunakan merupakan salah satu aspek yang membuat sepeda memiliki harga yang bervariasi. Material yang biasa digunakan untuk membuat frame sepeda di antaranya adalah baja, aluminium, komposit (dari serat karbon), dan juga titanium. Nah, apa saja ya perbedaan dari material-material tersebut?

Baja (steel)

Baja dipilih karena harganya paling murah dan kemudahan di sisi produksi. Baja memiliki sifat yang dense (padat) dan lebih ulet dibanding dengan material lainnya. Jika frame sudah tidak sanggup lagi menahan beban, maka ia akan membengkok dulu sebelum patah, sehingga kita tahu bahwa frame sepeda tersebut sudah tidak layak. Material ini banyak digunakan di berbagai jenis sepeda dan yang paling awam dipakai khalayak.

Kelemahan sepeda dengan material ini adalah lebih berat. Meski begitu, saat ini banyak dikembangkan baja dengan paduan kromium, yang sering disebut chromoly. Penambahan unsur-unsur paduan lain kepada chromoly membuatnya menjadi lebih ringan, lebih kuat dan lebih tahan karat, tidak seperti baja yang biasa digunakan.

Jenis chromoly yang biasa digunakan adalah yang memiliki spesifikasi AISI 4130. Baja jenis ini termasuk dalam golongan hi-ten steel atau baja dengan kekuatan tinggi. Keunikan jenis baja ini adalah dari sisi kekakuannya yang lebih baik, sehingga mempengaruhi ke desainnya yang bisa lebih minimalis dibandingkan alumunium. Yuk kita bandingkan kedua gambar di bawah ini!

Element Nicks (kiri) berbahan Hiten Steel 4130 (sumber: sepeda.me) dibandingkan dengan Element Ecosmo (kanan) berbahan Alumunium Alloy 6061 (sumber: blibli.com)

Dari gambar di atas bisa dilihat kan, baja AISI 4130 bisa bikin frame sepeda lebih simpel dengan diameter tabung yang lebih kecil, dibanding sepeda dengan frame baja AISI 6061.

Aluminium

Tidak hanya baja, aluminium juga banyak dipilih untuk membuat frame sepeda. Alasannya adalah karena aluminium ringan dan tahan karat, dengan harga yang relatif bersahabat. Material ini cocok untuk beberapa jenis sepeda menengah ke bawah yang mengutamakan harga yang murah namun lebih ringan daripada baja.

Eits! Tapi untuk kalian yang biasa bersepeda di medan berat, dari segi keselamatan, sepeda dengan jenis ini kurang pas sebab aluminium sifatnya kurang tangguh dan lebih rentan terhadap beban fatigue dibandingkan baja. Fatigue maknanya lelah. Jadi, lama-kelamaan jika diberi beban yang berat berulang-ulang, material ini bisa langsung patah secara tiba-tiba, tidak ada tanda-tanda seperti bengkok atau yang semacamnya. Wah, serem juga ya!

Oleh karena itu, walaupun frame-nya terbuat dari aluminium, bagian fork-nya (yang terhubung dengan ban depan sepeda) tetap menggunakan baja, karena bagian ini kerap menerima beban impak yang sangat menguji ketangguhan material.

Patahan frame berbahan aluminium akibat beban impak pada bagian seat tube. (sumber: balibicyclepro.wordpress.com)

Komposit — Serat Karbon

Material lain yang bisa digunakan untuk frame sepeda adalah komposit (gabungan dari dua jenis material yang berbeda), yang terbuat dari serat karbon berbentuk lembaran yang dicetak bersama resin/plastik. Makanya, material ini disebut juga carbon FRP (fibre-reinforced plastic) alias plastik berpenguat serat karbon. Keunggulan dari bahan ini adalah jauh lebih ringan dibanding material lainnya.

Selain massa jenisnya yang ringan, komposit berserat karbon memiliki karakteristik yang lebih kaku, sehingga energi yang disalurkan dari pedal bisa benar-benar tersalurkan ke ban. Oleh karena itu efisiensi tenaga akan lebih baik dan sepeda melaju lebih cepat. Wajar apabila frame dengan bahan ini banyak digunakan untuk balapan mengingat sifatnya yang ringan dan dapat mengakomodasi kecepatan.

Alasan lain mengapa material ini dipilih karena komposit serat karbon ini bisa dibentuk menjadi bentuk yang lebih kompleks dibanding material lain, yang mungkin hanya bisa membentuk tabung. Selain lebih estetik, bentuk yang lebih bervariasi (oval dan pipih) ini memungkinkan pembuat sepeda bisa mendesain sedemikian rupa agar sepeda menjadi lebih aerodinamis.

Sepeda berbahan komposit berserat karbon dapat dibentuk sedemikian rupa (pipih) untuk mengakomodasi sisi aerodinamisnya. (sumber: amazon.com)

Ada harga ada rupa, begitu katanya. Dengan segala keunggulan komposit berserat karbon ini (ditambah dengan ketahanannya terhadap korosi/karat karena bukan logam), harganya juga lebih mahal dibanding dengan material yang lain. Tidak lepas dari kekurangan, sepeda dengan frame jenis ini juga lebih rapuh dan kurang tahan lama. Meskipun kekuatannya lebih baik dari alumunium, bahkan menyamai baja, komposit serat karbon apabila menerima beban impak yang berlebihan maka ia akan langsung patah, sehingga memiliki kekurangan dari sisi keamanan.

Titanium

Menurutmu, mengapa David Guetta memberi judul lagunya dengan titanium? Yap, karena diharapkan kita bisa menjadi seperti logam titanium yang kuat, yang tidak akan mudah tumbang jika ditembak.

Selain sering digunakan untuk material pesawat terbang, saat ini penggunaan titanium juga merambah ke barang sehari-sehari termasuk sepeda. Tentu saja titanium dipilih karena kekuatannya, dan juga ketahanan yang tinggi terhadap korosi. Sehingga tidak diperlukan pengecatan yang akan menghemat berat dari sepeda. Selain itu titanium juga memiliki strength-to-weight ratio paling besar dibanding logam lainnya. Artinya sepeda dengan jenis frame ini akan tahan lama, ringan dan mudah dalam sisi perawatan.

Titanium cocok digunakan untuk sepeda yang mengandalkan kenyamanan seperti sepeda untuk touring, karena walaupun kaku namun tetap menyerap guncangan ketika berkendara. Namun, tidak menutup kemungkinan bahan titanium digunakan untuk sepeda jenis lain, seperti sepeda jalan raya maupun sepeda gunung.

Sepeda touring berbahan titanium, memiliki ciri khas adanya penempatan rak pannier (keranjang belakang sepeda), dan aksesoris penunjang perjalanan jarak jauh. (sumber: cyclingabout.com)

Namun sayang dengan berbagai kelebihan yang ditawarkan, logam titanium masih sulit didapatkan. Sehingga akan berpengaruh pada biaya produksi sepeda jenis ini dan berimbas pada harga jualnya yang relatif tinggi.

Bambu

Tidak ketinggalan, ternyata ada juga material alam yang bisa digunakan untuk frame sepeda!

Sejatinya sepeda bambu sudah dikembangkan dan dipatenkan pada tahun 1890-an. Namun sepeda bambu ini belum bisa diproduksi massal pada saat itu, mengingat perkembangan logam sangat pesat dan lebih mudah produksinya dan juga ketahanannya.

Sepeda bambu produksi 1890 di National Cycle Museum UK (sumber: web.facebook.com/menziesbamboobikes)

Seiring berkembangnya teknologi, perlahan bambu mulai dilirik lagi sebagai bahan frame sepeda. Sambungan antar bambunya menggunakan resin dengan penguat alam seperti rami atau serat sintetis seperti karbon. Untuk menambah kekuatannya, bambu perlu untuk dipanggang atau dibakar untuk mengurangi kandungan air di dalamnya. Bambu lebih lentur dibanding material lainnya sehingga lebih mudah menyerap getaran, dan juga sifatnya yang lebih ringan.

Kelemahan dari material bambu adalah sifatnya yang tidak homogen. Maksudnya pada setiap bagian bambu, sifat yang dimiliki tidak tentu setara. Sehingga sulit untuk diproduksi massal dengan kekuatan yang sama di setiap produknya. Saat ini sepeda bambu termasuk limited edition, yang hanya diproduksi sesuai pesanan.

Jadi setelah mengetahui macam-macam material yang digunakan untuk frame sepeda, mana yang menjadi pilihanmu? Semua memiliki plus dan minus, jadi tentukan sesuai kebutuhan dan budget yang kamu miliki ya.

Stay safe and healthy everyone!

Penulis:
Irza Sanika Aulia (Teknik Material ITB 2017)
Arya Bima Putra (Teknik Material ITB 2017)

Referensi:
https://www.bicycling.com/bikes-gear/a21784287/bike-frame-materials-explained/
https://www.missionbicycle.com/blog/oversimplified-steel-vs-aluminum
https://bamboocycles.com/whybamboo/?v=267d696eab9e
https://www.youtube.com/user/globalcyclingnetwork
https://www.youtube.com/channel/UCHS9B3si_Z-t6NKrSXj43AA

--

--

Chimpanzee
CHIMP MTM ITB

Info menarik seputar Sains dan Teknik Material. Tertarik dengan Teknik Material? Kunjungi kami di IG: deformasi.mtm