Ngomongin Cakar Adamantium Wolverine.
Selamat pagii, siaang, soree, malam dan kapan pun itu waktu untuk Sobat Solid semua pembaca medium ini hehe. Salam sejahtera, semoga sobat solid semua tetap dalam keadaan sehat ya!! Aamiin.
Sebelumnya, perlu kami peringatkan dulu nih, SPOILER ALERT ya buat yang belum nonton film Logan (2017). Proceed with your own risk ya, hehe..
—
—
—
Sobat Solid semua yang udah nonton Film Logan yang rilis tahun 2017 ataupun komik Old Man Logan issue 48 dengan tahun rilis yang sama mungkin masih inget banget ya sama adegan kematian Logan. Masih kerasa sampai sekarang gak sih sedihnya? Huhuhu ☹. Mungkin kalian juga masih inget nih, walaupun di komik dan di film berbeda cara meninggalnya, namun, penyebab utamanya masih sama, yaitu keracunan Adamantium!
Seperti kita tahu, Adamantium diinjeksikan ke tubuh Logan untuk melapisi tengkorak dan tulang di tubuhnya. Gara-gara ini, cakar dan tengkorak Wolverine menjadi sangat kuat! Sayangnya, ternyata gara-gara Adamantium juga Wolverine keracunan dan meninggal.
Nah, sekarang kita kembali ke dunia nyata nih. Tahu gak sob, kalau tidak hati-hati dalam memilih material, hal yang sama bisa terjadi juga lho di implan tulang!
Sobat tau implan kan ya? Implan merupakan bahan atau material sintetis yang dipasang di tubuh makhluk hidup untuk menggantikan atau memperbaiki anggota tubuh yang telah patah/rusak.
Dalam istilah biomaterial, peristiwa menurunnya kemampuan regenerasi Logan ini diakibatkan oleh buruknya biokompabilitas dari Adamantium sebagai implan tulang pada tubuh Logan, Sob.
Lantas biokompabilitas yang baik tuh yang kayak gimana sih?
Simple-nya, kalo sobat solid pakai skincare (kosmetik), minum obat, tambal gigi, memasang gigi palsu atau memasang tulang buatan akibat kecelakaan tapi sobat solid ngerasa gatal-gatal, terjadi peradangan, terus demam, sampai nyeri-nyeri, hal tersebut menandakan bahwa material yang ada di skincare,kapsul obat, gigi dan tulang buatan memiliki biokompabilitas yang buruk.
Material dikatakan biokompatibel apabila material tersebut tidak memproduksi zat beracun atau merangsang respon sel imun pada tubuh manusia ketika dimasukkan ke dalam tubuh manusia.
Intinya, biokompabilitas yang baik menunjukan bahwa tubuh kita cocok dengan bahan atau materi yang masuk ke dalam tubuh kita dan sebaliknya jika biokompabilitas dari bahan atau materi tersebut buruk maka tubuh bakal menolak dengan beraneka ragam respon yang membuat kita merasa tidak nyaman!
Biar lebih jelas lagi tentang biocompability yang buruk, Nih CHIMP coba kasih contoh pada gambar di bawah.
Nah oleh karenanya, Sob!! penelitian yang berkaitan tentang obat, makanan, dan implan mempunyai standar yang sangat tinggi dan ketat.
Penelitian tersebut memakan waktu yang cukup lama nggak secepat Raden bikin Candi Prambanan yang selesai dalam satu malam hehe… Jadi kebayang dong beratnya pekerjaan BPOM (Badan Pengawasan Obat dan Makanan) dalam menentukan layak tidaknya suatu makanan dapat dikonsumsi oleh tubuh dan pihak farmasi dalam membuat beranekaragam obat-obatan bagi tubuh.
Jadi, yuk kita beri applause online untuk pihak BPOM Indonesia dan Nakes yang mengurusi tentang ini hehe… Jadi jangan heran lagi yaa, kalau vaksin covid-19 nggak selesai dalam waktu yang singkat, karena masalah biokompabilitas sangat penting untuk ditinjau berulangkali dan prosedur pembuatannya memang super-duper ketat dan ribet sekali, huhu… Pokoknya sabar aja, selalu berdoa kepada Tuhan yang Maha Esa, dan stay at home kalo gak ada keperluan yang mendesak. Okee?!?!
Tuhkan, CHIMP jadi bahas kemana-mana hehe… Yuk kembali ke topik lagi nih tentang implan tulang kayak adamantium si wolverine. Berdasarkan ISO 10993 dan lalu ditinjau ulang sama BPOM-nya Amerika yaitu US FDA (Food and Drug Administration), biokompabilitas implant tulang sendiri punya persyaratan khusus lho, Sob!! Nah persyaratannya bisa dilihat pada gambar di bawah ini.
Lambang X merupakan rekomendasi dari ISO, adapun lambang O adalah rekomendasi tambahan dari US FDA. Dari sana kita bisa tahu bahwa, implan merupakan medical device yang pastinya dipasang dalam tubuh lebih dari 30 hari, sehingga diklasifikasikan dengan kategori C dengan persyaratan yang banyak seperti sitotoksisitas, sensitisasi, toksisitas, toksisitas gen, hingga karsinogenik. Perlu diketahui juga, bahwa pengujian setiap persyaratan tersebut juga bermacam-macam dan memerlukan kondisi khusus yang dimodifikasi sehingga merepresentasikan kondisi tubuh kita sebagai pasien implan tulang.
Nah, ada hal yang menarik nih Sob dari persyaratan karsinogenik. Dalam persyaratan tersebut, penelitian yang dilakukan harus mempertimbangkan apakah hasil degradasi atau debris berupa partikel yang dihasilkan dari implant tulang akan menyebabkan penyakit baru yang berdampak epidemi atau bahkan pandemi. Hmm…Udah kayak di film-film aja yaa Sob!!! Tapi memang begitulah adanya.
Terdapat satu parameter lagi nihh yang memperumit proses pembuatan implant tulang, yaitu ukuran dan kondisi tubuh pasien berbeda-beda. Misalnya, pasien A adalah lansia dengan kadar gula dan kolesterol tinggi, sedangkan pasien B adalah remaja berusia 17 tahun yang mempunyai pola hidup sehat dan pasien kondisi khusus lainnya. Hmm, dari ukuran tulang kedua contoh pasien tadi saja sudah berbeda, apalagi cairan dalam tubuh yang dapat berinteraksi dengan si implannya. Maka dari itu, performa dari implan tulang yang dibuat harus mempertimbangkan faktor-faktor tersebut juga, Sob!!
Yang terakhir, sifat mekanik yang dimiliki implan tulang harus disesuaikan dengan tulang disekitarnya. Salah satu sifat mekanik tersebut adalah modulus elastisitas atau kekakuan. Kekakuan implan tidak boleh memiliki perbedaan yang signifikan dibandingkan dengan tulang aslinya. Mengapa? Karena dapat mengakibatkan shield effect. Efek tersebut mengakibatkan beban tubuh hanya diterima implan bukan tulang asli. Akibatnya, tubuh kita menganggap tulang asli kita sudah tak berguna dan dihancurkan sendiri oleh tubuh kita. Wah, ngeri-ngeri sedap yaa sobat solid!!
Setelah semua pembahasan tentang implant tulang, admin punya pesan nih untuk yang bercita-cita jadi ahli biomaterial, ahli farmasi, dokter, dan ahli kesehatan lainnya untuk belajar giat dan peduli karena kalian akan menolong nyawa banyak orang. Tetap semangat!!!
Penulis:
Luhadi Satriawan (Teknik Material 2017)
Bharus Mukhtarin (Teknik Material 2017)
Referensi
[1] J. Mangold, Sutradara, Logan. [Film]. Twintieth Century Fox, Marvel Entertainment, 2017.
[2] E.Brisson, Writer, Old Man Logan. [Komik]. Marvel Comic. Issue 48. 2017.
[3] ISO 10993
[4] Guidance for Industry and Food and Drug Administration Staff (US FDA)
[5] S.F. Kiew, and L.V.Kiew, Assessing Biocompability of Graphnene Oxide-Based Nanocarries : A Review, Journal of Controlled Release, 226: 217–228, 2018