Bagaimana Urgensi System Thinking dalam Kepemimpinan Terhadap Pembangunan?

Seminar SDG's Series
Citrakara Mandala
Published in
4 min readAug 2, 2021

--

Rubrik Bincang SDGs Seri #67 | Oleh Wida Salsa L

Sumber: https://dri.unsw.edu.au/

“Dunia seperti yang telah kita ciptakan adalah proses pemikiran kita. Itu tidak dapat diubah tanpa mengubah pemikiran kita” — Albert Einstein.

Proses pembangunan pada dasarnya adalah mekanisme mengubah dunia untuk menuju arah yang lebih baik. Berangkat dari kutipan Albert Einstein, manusia perlu mengubah cara pandangnya terhadap dunia sebelum mengubah dunia itu sendiri. Pernyataan ini kemudian memicu munculnya berbagai tanda tanya. Apa yang dimaksud dengan mengubah cara pandang terhadap dunia? Bagaimana relevansi proses berpikir terhadap pembangunan?

Perkembangan dunia perlahan-lahan melahirkan kompleksitas masalah yang tidak dapat diselesaikan menggunakan pendekatan sederhana, seperti cara berpikir linear. Cara berpikir linear hanya fokus pada satu faktor dan penyelesaian persoalan melalui proses simplifikasi. Sementara itu, permasalahan yang muncul di dunia saat ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang saling terkait secara sistemik. Hal ini menuntun manusia untuk menggunakan pendekatan lain yang mampu menjelaskan hubungan sistemik berbagai faktor dalam menyelesaikan masalah. Berdasarkan realitas ini, kemudian muncul pendekatan baru yakni cara berpikir sistem atau system thinking.

Pola Linear thinking dan System thinking
Sumber: https://almahendra.com/

Chechland (1981) menyatakan bahwa System Thinking muncul sebagai akibat dari ketidakmampuan natural science dalam memecahkan permasalahan dunia nyata yang kompleks. Lantas, apa itu pendekatan berpikir sistem? Pendekatan berpikir sistem berangkat dari fenomena sistem yang merupakan sekumpulan unsur atau elemen yang saling berinterelasi dan berinterdependensi untuk tujuan khusus. Nurmalina (2017) mendefinisikan pendekatan sistem sebagai cara atau metode penyelesaian persoalan yang dimulai dari identifikasi terhadap sejumlah kebutuhan sehingga dapat menghasilkan suatu operasi sistem yang dianggap efektif. Sementara itu, Hidayatno (2016) dalam Bungsu dan Rosadi (2020) mendefinisikan berpikir sistem sebagai salah satu pendekatan yang diperlukan agar manusia dapat memandang persoalan kompleks dunia nyata dengan komprehensif, sehingga pengambilan keputusan dan pilihan aksi dapat dibuat dengan lebih terarah pada sumber-sumber persoalan yang akan mengubah sistem secara efektif. Persoalan yang dapat diselesaikan menggunakan pendekatan berpikir sistem memiliki karakteristik tertentu, yakni kompleks, dinamis, dan stokastik.

Pendekatan berpikir sistem memiliki peran fundamental dalam pembangunan, utamanya untuk mencapai Sustainable Development Goals. Persoalan-persoalan dalam SDGs umumnya bersifat kompleks, dinamis, dan stokastik sehingga perlu diselesaikan menggunakan pendekatan berpikir sistem. Sudah seharusnya program-program pembangunan dalam mengatasi persoalan didekati dengan pendekatan berpikir sistem. Lebih dari itu, pola berpikir sistem sudah seharusnya diimplementasikan pada masyarakat luas. Dalam rangka mencapai kota dan komunitas berkelanjutan seperti dalam SDGs tujuan ke-11 perlu adanya pembangunan kualitas manusia. Pembiasaan pola berpikir sistem dalam masyarakat luas dapat memicu manusia memandang dunia dari sudut pandang yang berbeda, sehingga mampu menyelesaikan persoalan kompleks dengan lebih bijak.

Pembangunan dapat dilakukan dalam skala kecil, seperti pada skala individual. Manusia secara individu berperan sebagai pemimpin atas hidupnya sendiri. Hal ini mendorong manusia untuk bertanggung jawab atas persoalan yang dihadapi. Seperti dalam kasus pandemi yang sedang terjadi saat ini. Persoalan ini tidak mampu diselesaikan hanya menggunakan pendekatan berpikir linear. Contohnya, ketika ada berita yang menyatakan bahwa menggunakan masker dapat mencegah penularan virus Covid-19. Pendekatan berpikir linear hanya fokus pada satu persoalan saja, yakni penyebaran virus melalui udara/droplet sehingga penggunaan masker dapat mencegah penularan. Fakta ini jelas benar, akan tetapi pendekatan ini mengesampingkan faktor-faktor lain yang mampu menjadi penyebab penyebaran, seperti membentuk kerumunan, tingginya angka mobilitas manusia, penggunaan transportasi umum, hingga munculnya virus varian baru. Faktor-faktor ini tidak dapat dikesampingkan dalam upaya penanganan pandemi Covid-19. Kunci penyelesaian persoalan kompleks seperti pandemi Covid-19 harus dikaji dari akar masalah dan akar masalah tersebut berasal dari berbagai faktor.

Melalui pendekatan berpikir sistem, masyarakat dapat melihat suatu persoalan dengan mencari elemen-elemen atau unsur-unsur yang mempengaruhi suatu persoalan tersebut, sehingga tidak hanya terpaku pada satu faktor penyebab saja akan tetapi melihat akar masalah dari suatu persoalan kompleks. Uraian tersebut menunjukkan bahwa pendekatan berpikir sistem memiliki peranan penting dalam pembangunan, terutama dalam konteks pembangunan manusia. Berpikir sistem dalam kepemimpinan manusia sebagai seorang individu mampu membangun kualitas manusia tersebut. Sebagai sebuah negara besar dengan permasalahan kompleks, Indonesia perlu melakukan pembiasaan berpikir sistem dalam suatu kepemimpinan, baik kepemimpinan skala pemerintah maupun kepemimpinan skala individu masyarakat. Pembiasaan berpikir sistem ini dapat dicapai apabila masyarakat dan pemerintah saling bersinergi, baik melalui edukasi maupun manifestasi system thinking dalam sistem pendidikan.

Rubrik Bincang SDGs
Rubrik ini merupakan artikel Seminar SDG’s Series Departemen Geografi Pembangunan UGM bekerjasama dengan HMGP Citrakara Mandala UGM. Terbit secara berkala setiap satu bulan sekali.

Referensi

Bungsu, R., & Rosadi, K. I. (2020). Faktor Yang Mempengaruhi Berpikir Sistem: Aspek Internal Dan Eksternal. Jurnal Ekonomi Manajemen Sistem Informasi, 2(2), 205–215.

Nurmalina, R. 2017. Berpikir Sistem (System Thinking) Dalam Pendekatan Sistem (System Approach). Agribusiness Series 2017: Menuju Agribisnis Indonesia yang Berdaya Saing, 15–25.

--

--

Seminar SDG's Series
Citrakara Mandala

Departemen Geografi Pembangunan Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada