Efek Domino Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika Terhadap Pembangunan Wilayah di Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam Perspektif Geografi

HMGP Citrakara Mandala UGM
Citrakara Mandala
Published in
5 min readOct 17, 2021

Muhammad Yuda Aditya, Muhammad Zaky Alfarizi | Divisi Riset dan Keilmuan HMGP UGM 2021

Sumber: https://kek.go.id/kawasan/KEK-Mandalika

Menjelang diadakannya event World Superbike 2021 yang rencananya akan diselenggarakan di Sirkuit Mandalika pada tanggal 19–21 November mendatang, Mandalika kembali menjadi topik perbincangan hangat di tengah masyarakat. Sirkuit Mandalika merupakan bagian dari Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika yang berlokasi di Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Kawasan Mandalika ditetapkan menjadi KEK melalui Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2014 tentang Kawasan Khusus Ekonomi Mandalika. Menurut peraturan pemerintah tersebut, KEK Mandalika merupakan zona pariwisata yang dibangun dengan tujuan untuk mempercepat pembangunan perekonomian di Provinsi Nusa Tenggara Barat serta untuk menunjang percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi nasional.

Ditetapkannya Mandalika menjadi KEK bukannya tanpa alasan. Mandalika ditetapkan menjadi KEK karena dinilai memiliki potensi yang jika dikembangkan akan memberikan dampak positif yang besar. Potensi yang dimiliki Mandalika adalah objek wisata bahari berupa pantai pasir putih dengan panorama yang eksotis, kebudayaan lokal Sasak, kerajinan tangan, dan wisata alam lainnya. Selain itu, lokasi Mandalika yang dekat dengan Bali menjadi keunggulan lain yang dimiliki Mandalika jika dipandang dari sisi geostrategis.

Seperti yang sudah disebutkan dalam PP Nomor 52 Tahun 2014 tentang Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika bahwa pembangunan KEK ini memiliki tujuan untuk pembangunan ekonomi, baik ekonomi pada level makro maupun mikro. Meskipun pembangunan KEK Mandalika masih berlangsung, akan tetapi dampak pembangunan KEK Mandalika sudah dapat dirasakan. Pembangunan sebuah kawasan terpadu tentunya tidak bisa dilakukan dengan waktu yang singkat. Upaya perencanaan dan pembangunan terintegrasi tentunya dilakukan secara bertahap melalui pengembangan potensi-potensi ataupun sektor unggulan.

Kabupaten Lombok Tengah sebagai pusat pengembangan KEK di Nusa Tenggara barat bakal dirancang pemerintah sebagai primadona Koridor 5. Pengembangan kawasan KEK mandalika pada dasarnya sangat menonjolkan aspek pariwisata yang ada. Kegiatan pariwisata sendiri tentunya sangat bergantung kepada wisatawan yang ada. Oleh karena itu menghadirkan wisatawan baik domestik, maupun mancanegara, tentunya membutuhkan suatu atraksi wisata yang unik, serta berbeda dengan yang lainnya. Atraksi wisata merupakan komponen utama dari kegiatan wisata yang mana pada kawasan KEK Mandalika berupaya untuk melakukan diversifikasi atraksi dengan pembangunan infrastruktur baru yang sesuai dengan standar internasional, serta unsur pendukung pariwisata lainnya seperti accommodation dan accessibility.

Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah berupaya untuk menyediakan infrastruktur baru guna menunjang kegiatan pariwisata, diantaranya high end and low density hotel, villas, apartments, resort, dan residential sebagai penunjang akomodasi wisatawan. Selain itu, atraksi pendukung lainnya seperti lapangan golf, fasilitas leisure, medical center, training center, art village, dan marina juga menjadi pendukung atraksi wisata yang ada. Salah satu komponen atraksi wisata utama yang ada di KEK Mandalika adalah Sirkuit Kuta Mandalika. Pembangunan Sirkuit Kuta Mandalika ini menjadi salah satu catatan sejarah penting bagi Indonesia mengingat hanya ada 2 sirkuit berstandar Internasional yang pernah di bangun di Indonesia, yakni Sentul International Circuit dan Sirkuit Kuta Mandalika. Adanya sirkuit ini tentunya mampu menghasilkan multiplier effect karena dapat menjadi faktor penarik wisatawan yang datang terlebih lagi saat gelaran Grand Prix dilaksanakan. Indonesia sebagai salah satu negara dengan penggemar motor terbesar di dunia tentunya menjadi potensi karena dengan penyelenggaraan balapan internasional di sirkuit ini, tentunya akan dapat menarik wisatawan domestik, maupun mancanegara yang datang.

Selain itu, agar dapat menghasilkan sebuah konsep wisata yang berkelanjutan, pembangunan KEK Mandalika juga diterapkan melalui eco-green dan event-based destination. Pengembangan pariwisata berbasis eco-green diharapkan mampu meningkatkan nilai jual kawasan. Sedangkan event-based berarti penyediaan kawasan pariwisata yang tidak hanya berbasis kepada pariwisata yang menyediakan akomodasi, tetapi lebih bersifat non akomodasi yang bertaraf internasional, contohnya atraksi budaya Sasak sambil menikmati keindahan kawasan pariwisata Mandalika.

Pembangunan infrastruktur tidak hanya berdampak pada kenampakan fisik saja, akan tetapi berdampak pada struktur ekonomi. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Lombok Tengah (2021), sektor konstruksi menempati posisi kedua sebagai sektor yang paling besar menyumbang PDRB Kabupaten Lombok Tengah tahun 2020 dengan besaran lebih dari 2,5 triliun rupiah. Jika dibandingkan 10 tahun yang lalu, sektor konstruksi hanya menempati posisi keempat sebagai sektor yang paling besar menyumbang PDRB Kabupaten Lombok Tengah tahun 2010. Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya pembangunan KEK Mandalika, mengubah struktur ekonomi Kabupaten, Lombok Tengah.

Efek dari adanya pembangunan KEK Mandalika ini juga dapat dilihat dan dinilai dari indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Berdasarkan aspek ekonomi, nilai Pendapatan Asli Daerah (PAD) di daerah Kabupaten Lombok Tengah mengalami kenaikan yang cukup signifikan pada tahun 2017, naik 72% dibanding tahun sebelumnya. Selain itu, dilihat dari aspek kesehatan, penyediaan fasilitas kesehatan di Kawasan Mandalika juga semakin ditingkatkan. Tercatat sejak tahun 2019, terdapat 171 fasilitas kesehatan di Lombok Tengah dengan rincian 3 rumah sakit, 29 puskesmas, 15 klinik, dan 86 pustu yang tersebar di 12 kecamatan yang telah disesuaikan dengan standar internasional agar mampu melayani wisatawan domestik, bahkan mancanegara. Terakhir adalah aspek pendidikan. Dapat dilihat bahwa pendidikan merupakan salah satu elemen penting yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas SDM yang ada. Oleh karena itu, pemerintah terkhususnya Pemda Kabupaten Lombok Tengah berusaha untuk meningkatkan ketersediaan fasilitas pendidikan yang ada. Pada tahun 2019, pemda berhasilkan menambah fasilitas pada tingkat SD sebanyak 436 unit, SMP sebanyak 408 unit, dan 353 unit untuk SMA dan SMK. Hal ini berdampak pada meningkatnya tingkat partisipasi murni pendidikan pada tingkat SD sebanyak 98,61%, SMP sebanyak 77,42%, dan SMA sebanyak 61,24%. Diharapkan dengan meningkatnya tingkat partisipasi murni pendidikan, mampu menghasilkan SDM unggul di Lombok Tengah sehingga mampu menjadi aktor dalam mewujudkan KEK Mandalika yang maju, memiliki nilai jual tinggi, serta berdaya saing global.

REFERENSI

Ardana., I Gusti Lanang., Wahyunadi. Karismawan, Putu., Manan, Abdul. Musta’in (2020). Kesiapan Masyarakat Desa Sekitar Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Untuk Berkontribusi Dalam Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika Kabupaten Lombok Tengah. Universitas Mataram. Volume 6, №2 September 2020.

BPS Lombok Tengah. 2011. Kabupaten Lombok Tengah Dalam Angka 2011. Lombok Tengah: BPS Lombok Tengah.

BPS Lombok Tengah. 2020. Kabupaten Lombok Tengah Dalam Angka 2020. Lombok Tengah: BPS Lombok Tengah.

BPS Lombok Tengah. 2021. Kabupaten Lombok Tengah Dalam Angka 2021. Lombok Tengah: BPS Lombok Tengah.

Pemerintah Indonesia. 2014. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2014 tentang Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 146. Jakarta: Sekretariat Negara.

--

--