Pembangunan Kawasan Perbatasan dan Konflik India-Tiongkok

Konflik antara India dan Tiongkok bukan hanya soal perlombaan senjata atau “adu otot” dengan pertempuran fisik. Kedua negara juga menggunakan strategi pembangunan perbatasan. Apa saja yang dilakukan oleh kedua negara?

Alfin Febrian Basundoro
Citrakara Mandala
5 min readSep 26, 2020

--

Tentara India di Markas Militer Perbatasan India-Tiongkok (Sumber: https://www.nytimes.com/2020/05/30/world/asia/india-china-border.html)

Konflik berlarut-larut antara India dan Tiongkok sejak 1960-an kembali menjadi tren geopolitik di Asia-Pasifik dalam lima tahun terakhir. Setidaknya, terjadi dua adu fisik di sepanjang perbatasan antara dua negara — di Doklam pada 2017 dan di sepanjang Garis Kontrol Aktual pada 2020. Tak hanya itu, kompetisi senjata secara terbuka juga ditunjukkan kedua negara, di mana baik Tiongkok maupun India terus memperkuat arsenal militer mereka dengan aneka alutsista. Baru-baru ini, Tiongkok juga melakukan operasi lintas samudra dengan memproyeksikan armada lautnya ke arah Samudra Hindia, sementara India menghadapinya dengan membangun kapal selam nuklir dan kapal perang baru (Dalton dan Zhao, 2020).

Berbicara mengenai konflik perbatasan antara kedua negara, hingga kini memang belum terjadi kesepakatan yang sah antara India dan Tiongkok terkait posisi geografis dan administratif perbatasan (Myers dkk., 2017). Bahkan, sebagian wilayah masih berstatus sengketa, sebagai contoh Aksai Chin dan Pangong Tso. Alhasil, belum terjadi proses delimitasi di sepanjang garis perbatasan kedua negara. Akan tetapi, kedua negara memegang satu prinsip — kontrol efektif (Chaudary, 2020). Prinsip ini kemudian diimplementasikan oleh kedua negara dengan membangun kawasan perbatasan. Terdapat sejumlah fasilitas yang berdiri di beberapa titik perbatasan yang menjadi pertanda “kontrol efektif” masing-masing negara atas wilayah perbatasan tersebut. Pembangunan perbatasan juga menjadi sarana bagi kedua negara untuk saling menekan satu sama lain (Pandit & Mohan, 2012).

Jalan Raya: Sarana Distribusi dan Penyokong Militer

Pembangunan jalan raya perbatasan yang dilakukan oleh India dengan tajuk India-China Border Road (ICBR) yang membentang sepanjang lebih dari 7.500 kilometer di antara perbatasan kedua negara menjadi salah satu isu sentral terkait pembangunan perbatasan India-Tiongkok. Jalan raya menjadi infrastruktur krusial, mengingat kondisi geografis kawasan perbatasan India-Tiongkok sangat sulit diakses. Akibatnya, krisis barang kebutuhan masyarakat menjadi ancaman utama, terkhusus di kawasan timur laut India yang cukup padat penduduk. Selain itu, kesenjangan ekonomi masih terjadi di negara-negara bagian kawasan timur laut India, berdasarkan laporan dari Institute of Peace and Conflict Studies (2018). Direncanakan India akan membangun lebih dari 30.000 kilometer jalan di sepanjang Garis Kontrol Aktual. Di sisi lain, Tiongkok juga memiliki proyek jalan raya perbatasannya sendiri yang menghubungkan Daerah Otonomi Khusus Tibet dengan Xinjiang Uyghur, yang sejatinya direncanakan dapat tersambung dengan jalan raya India.

Infrastruktur Kunci di Perbatasan Dua Negara (Sumber: https://ichef.bbci.co.uk/news/976/cpsprodpb/4ED4/production/_113608102_india_china_border_map_v9_17_july_640_3x-nc.png)

Pada 2017, bentrokan antara tentara India dan Tiongkok terjadi di kawasan Doklam, di mana Tiongkok juga berusaha membangun jalan rayanya sendiri yang melewati Doklam. Dengan jalan raya “baru” tersebut, India menganggap bahwa Tiongkok dapat mengklaim wilayah lebih jauh dari perbatasan semula. Tidak hanya itu, Bhutan yang notabene merupakan sekutu dekat India dan mengklaim kawasan ini turut mengeluhkan aktivitas Tiongkok. Tentara India yang berjaga di perbatasan Doklam — berkekuatan 270 personel dan dua buldoser — berusaha menghentikan aktivitas pembangunan jalan yang dilakukan Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok (Pandit, 2017). Ketegangan tak terhindarkan, di mana sejumlah tentara Tiongkok maupun India mengalami cedera.

Pembangunan jalan raya juga memiliki nilai geostrategis bagi kedua negara, terutama terkait dengan distribusi logistik militer. Transportasi pasukan — khususnya infantri — serta alutsista angkatan darat juga membutuhkan keberadaan jalan raya yang memadai. Hanya saja, memang infrastruktur perbatasan jalan India tidak se-maju dan se-kompleks Tiongkok. Kendati memang India telah membangun segmen-segmen ICBR, namun Tiongkok telah terlebih dahulu membangun Jalan Nasional G219 yang sebagaimana dinyatakan di atas, telah menghubungkan Tibet dengan Xinjiang. Salah satu kendala terbesar pembangunan infrastruktur tersebut — sebagaimana dikutip dari Deccan Chronicle — secara optimal hanya dapat dilakukan pada musim panas.

Shigatse, Pusat Pertumbuhan Ekonomi Tiongkok di Kawasan Perbatasan Tiongkok-India

Pembangunan Kota Perbatasan: Kunci Kontrol Efektif

Satu isu terkait pembangunan infrastruktur perbatasan Tiongkok yang juga menjadi perhatian adalah pengembangan Jalan Raya Karakoram yang menjadi urat nadi geoekonomi antara Tiongkok dan Pakistan. Telah menjadi rahasia umum bahwa Tiongkok dan Pakistan merupakan sekutu dekat dan menjadi ancaman utama bagi India secara geopolitik. Apalagi, kemitraan antara keduanya telah terjalin dalam lingkup Koridor Ekonomi Tiongkok-Pakistan (CEPC) yang secara “senyap” dapat mendisrupsi India.

Selain jalan raya, kedua negara juga gencar membangun perkotaan di sepanjang perbatasan. Sebaga contoh, Tiongkok membangun dua kota strategis di dekat perbatasan India, yakni Shigatse dan Yadong (Jakhar, 2020) dengan jaringan transportasi dan fasilitas publik. Pembangunan jalur kereta api juga direncanakan menghubungkan keduanya dengan kota besar di daratan Tiongkok, seperti Chengdu. Bandar udara juga dibangun oleh Tiongkok di kedua kota tersebut, menjadikannya semakin krusial untuk pengiriman pasukan dan logistik manakala terjadi peningkatan tensi dengan India di perbatasan. Hal ini didukung pula dengan implementasi Belt and Road Initiative (BRI) sebagai kebijakan besar pembangunan dan ekspansi ekonomi Tiongkok ke arah Asia Selatan.

Di sisi lain, India juga melakukan tindakan serupa dengan mengembangkan lapangan udara Daulat Beg-Oldi agar dapat didarati oleh pesawat-pesawat kargo berukuran lebih besar seperti C-130J Super Hercules dan C-17 Globemaster — tidak lain untuk menetralisasi keunggulan logistik Tiongkok (Aroor, 2013). Jalan akses menuju lapangan terbang tersebut sedang terus dikembangkan dan direncanakan menjadi jalan nasional. Kota-kota di kawasan Ladakh juga dikembangkan dalam rangka mendukung operasi militer India sekaligus meningkatkan kontrol efektif atas perbatasan.

Dapat disimpulkan bahwa pembangunan perbatasan bagi Tiongkok dan India merupakan upaya yang krusial bagi kedua negara. Berbeda dengan kebanyakan negara yang kurang memperhatikan perbatasan — seiring dengan berbagai aspek seperti signifikansi ekonomi, pengaruh politik, atau aksesibilitas, kedua negara memanfaatkan pembangunan perbatasan sebagai tindakan untuk meningkatkan nilai tawar masing-masing. Apalagi, konflik kedua negara semakin memanas dalam setahun terakhir. Infrastruktur perbatasan menjadi fokus bagi kedua negara, dengan sejumlah jalan raya, jalur kereta api, dan pusat-pusat perdagangan baru dibentuk di sepanjang perbatasan. Tidak hanya sebagai bukti akan kesadaran pemerataan ekonomi, namun pembangunan perbatasan bagi India dan Tiongkok bermakna penting untuk menjaga kekuatan masing-masing.

Referensi

Are border development works driving India-China conflict? (2020, Agustus 26). Mint. https://www.livemint.com/news/india/are-border-development-works-driving-india-china-conflict-11598428065277.html

Deccan Chronicle. (2020, Juni 2). Amid Ladakh standoff with China, India puts border roads in fast lane. Deccan Chronicle. https://www.deccanchronicle.com/nation/current-affairs/020620/amid-ladakh-standoff-with-china-india-puts-border-roads-in-fast-lane.html

DelhiAugust 20, S. A. N., June 18, 2013UPDATED:, & Ist, 2020 14:04. (t.t.). 10 reasons why IAF’s C-130J Super Hercules landing in Daulat Beg Oldie, Ladakh is important. India Today. Diambil 23 September 2020, dari https://www.indiatoday.in/india/story/indian-air-force-super-hercules-c-103j-landing-daulat-beg-oldie-ladakh-china-174397-2013-08-20

Iyer, R. (2018a). INDIAN BORDER ADMINISTRATION (Bridging the Frontier, hlm. 4–5). Institute of Peace and Conflict Studies; JSTOR. https://doi.org/10.2307/resrep19600.6

Iyer, R. (2018b). MAJOR DEVELOPMENTS (Bridging the Frontier, hlm. 10–12). Institute of Peace and Conflict Studies; JSTOR. https://doi.org/10.2307/resrep19600.9

Pandit, R. (t.t.). India China border: Indian soldiers withdraw but hold vantage point, ready to step in again. The Times of India. Diambil 23 September 2020, dari https://timesofindia.indiatimes.com/india/indian-troops-can-swiftly-intervene-if-china-attempts-to-build-road-at-doklam-again/articleshow/60264898.cms

Shoukat, A., Ahmad, K., & Abdullah, M. (2016). Does Infrastructure Development Promote Regional Economic Integration? CPEC’s Implications for Pakistan. The Pakistan Development Review, 455–467. JSTOR.

--

--