Strategi Pencapaian Pembangunan Berkelanjutan Melalui Perencanaan Pembangunan Daerah

Seminar SDG's Series
Citrakara Mandala
Published in
3 min readMar 21, 2023

Rubrik Bincang SDGs Seri #85 | Oleh: Thalita Aleyda Azzahra & Anisa Ayu Fatmawati

Photo by Afif Ramdhasuma on Unsplash

Geografi berperan penting dalam perencanaan pembangunan daerah di Indonesia. Perencanaan pembangunan daerah kaitannya dengan pencapaian pembangunan berkelanjutan tentunya tidak terlepas dari ilmu geografi sebagai salah satu dasar ilmu yang menjadi basis perencanaan pembangunan dengan arah pandang pada teori-teorinya berkaitan dengan praxis SDGs. Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar dimana daerah-daerahnya tersebar ke dalam setiap pulau, tentunya membutuhkan pendekatan-pendekatan untuk memahami strategi pembangunan daerah yang tepat dan sesuai untuk diterapkan ke dalam masing-masing kondisi dan karakteristik yang ada pada setiap daerah. Pada hal ini lah, pendekatan dalam mempelajari ilmu geografi sebagai perspektif pengembangan wilayah kepulauan di Indonesia sangat penting untuk dikaji bersama, utamanya untuk dapat mempelajari aktivitas manusia dalam hubungannya dengan lingkungan, sosial transformasional, dan spiritual transendental yang ada di sekitarnya.

Pendekatan Ilmu Geografi. Sumber: Baiquni, 2014.

Hal ini menimbang pada situasi Indonesia yang saat ini sedang melakukan estafet kepemimpinan baru, dimana diharapkan mampu melakukan transformasi pembangunan berkelanjutan menjadi bangsa yang EMAS: Ekonomi Maju, Masyarakat Adil, dan Kehidupan Sejahtera (Baiquni, 2014), yang telah disesuaikan dengan ukuran-ukuran pembangunan berkaitan dengan pemerataan, kekayaan rata-rata, dan kualitas kehidupan (Kartono & Nurcholis, 2018), sehingga menghasilkan final goal pembangunan berkelanjutan itu sendiri, yaitu untuk mencapai kesejahteraan kepada seluruh masyarakat dengan tanpa kemiskinan.

Berdasarkan laporan pada pelaksanaan program kegiatan sosialisasi Rencana Aksi Nasional dan fasilitasi penyusunan Rencana Aksi Daerah oleh Bappenas, diketahui bahwa telah terdapat lebih dari 25 provinsi di Indonesia yang sudah memiliki draft RAD. Hal ini menunjukkan bahwa telah ada kesiapan yang cukup matang oleh lebih dari setengah total jumlah provinsi di Indonesia dalam menyongsong pencapaian pembangunan berkelanjutan. Tujuan Pembangunan Berkelanjutan ini selanjutnya dapat dilakukan dengan mendukung kolaborasi berbagai pihak yang tergabung menjadi bagian dari stakeholder helix, baik terdiri dari institusi pemerintah, unsur pemuda, pelaku bisnis dan industri, lembaga non-pemerintah, media, akademisi, dan lain sebagainya. Semua pihak yang ikut berkontribusi dalam perencanaan pembangunan daerah menjadi satu kesatuan yang utuh dan dapat mempercepet terwujudnya pencapaian pembangunan yang berkelanjutan. Pemikiran dari setiap elemen akan memperkuat keakuratan dalam penentuan permasalahan hingga dapat menemukenali isu strategis yang kemudian dirumuskan sebuah visi, misi, tujuan, kebijakan hingga program yang diharapkan tepat sasaran menangani isu di sebuah daerah.

Ilustrasi keikutsertaan akademisi dalam pengabdian dan perencanaan daerah. Sumber: Klik Papua.

Implementasi peran akademisi dapat dituangkan dalam sebuah kegiatan pengabdian masyarakat. Salah satu contoh nyata implementasi tersebut ialah komitmen Universitas Gadjah Mada dalam bidang pengabdian masyarakat dimana selalu dilakukan pembaharuan dan pengembangan terhadap the emerging sociopreneur, terbuka terhadap trend perkembangan pengabdian sosial yang berkembang di dunia, berkomitmen dalam mendukung pengabdian transformatif, serta turut serta memperjuangkan spirit keadilan sosial, kesetaraan, keberagaman, dan keberlanjutan. Keikutsertaan akademisi dalam perencanaan pembangunan daerah dapat ditunjukan dengan ikut serta nya para akademisi dalam proses penyusunan perencanaan daerah. Serta salah satu langkah yang dapat diambil seorang mahasiswa dalam kolaborasi stakeholder dalam perencanaan pembangunan daerah ialah dengan keikutsertaannya dalam kegiatan Kuliah Kerja Lapangan yang dilakukan di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan tersebut berisi berbagai kegiatan yang selaras dengan penerapan 17 poin SDGS baik dalam hal pengembangan dan pemanfaatan teknologi, pengentasan isu-isu strategis, hingga berbagai inovasi teknologi yang bermanfaat untuk meningkatkan produktivitas masyarakat setempat yang tetap berdasar pada prinsip berkelanjutan.

Rubrik Bincang SDGs

Rubrik ini merupakan artikel Seminar SDG’s Series Departemen Geografi Pembangunan UGM bekerjasama dengan HMGP Citrakara Mandala UGM. Terbit secara berkala setiap satu bulan sekali.

Referensi

Baiquni, M. (2014). Paradigma Archipelago: Perspektif Geografi Regional dalam Mengelola Keragaman Wilayah Kepulauan dan Kelautan Indonesia. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Kartono, D. T., & Nurcholis, H. (2018). Materi Pokok Pembangunan Masyarakat Desa dan Kota. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

--

--

Seminar SDG's Series
Citrakara Mandala

Departemen Geografi Pembangunan Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada