Mengapa Clodi Bocor?

Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan clodi menjadi bocor, di antaranya :

1. Keliru dalam Pemasangan

Pemasangan clodi yang kurang tepat bisa menyebabkan clodi menjadi bocor, terutama bocor samping. Pemasangan clodi itu harus pas dengan lingkar lingkar pinggang dan paha anak.

Pemasangan clodi yang keliru bisa menyebabkan clodi menjadi bocor. Dalam foto di atas, dapat dilihat bahwa pemasangan yang tidak tepat menyebabkan adanya celah di bagian lingkar paha yang bisa mengakibatkan terjadinya bocor samping.

Apabila terlalu longgar, maka akan muncul celah di lingkar paha — sehingga menyebabkan urine yang ditampung oleh insert — malah merembes melalui celah tersebut. Keberadaan gusset pun menjadi tidak berguna.

Apabila terlalu rapat, juga tidak baik bagi bayi, karena membuat mereka tidak nyaman. Oleh karena itu, Bunda harus men-setting snap secara tepat. Penting juga untuk memastikan agar insert yang berada di dalam kantung atau soaker yang ada di atas inner terpasang rapi dan tidak tertekuk.

2. Salah dalam Perawatan

Biasanya kebocoran clodi berhubungan dengan menurunnya kemampuan daya serap insert, rusaknya bahan polyurethane laminated (PUL), dan hilangnya elastisitas karet yang ada di sekitar lingkar paha..

Penurunan kualitas insert dapat disebabkan pada proses perawatan yang kurang tepat atau memang usia insert yang sudah cukup lama terpakai.

Kesalahan dalam perawatan insert itu meliputi :

• Mencuci insert dengan menggunakan zat pelembut, pemutih, dan pewangi.
• Mencuci insert dengan menyikatnya sehingga serat kain menjadi berudul.
• Menjemur insert di bawah sinar matahari secara langsung.
• Mencuci clodi dengan menggunakan sabun mandi batang atau deterjen bubuk. Sabun mandi batang atau deterjen bubuk bisa meninggalkan residu pada insert sehingga menjadikan insert bersifat repellent (menolak air).
• Tidak pernah melakukan stripping.

Adapun kerusakan bahan PUL, biasanya akibat penjemuran yang salah. Menjemur bahan PUL di bawah sinar matahari secara langsung akan menyebabkan permukaan PUL mengalami keretakan sehingga menimbulkan celah — celah inilah yang menjadi tempat keluar urine.

Sedangkan hilangnya elastisitas karet yang terdapat di lingkar paha, biasanya diakibatkan oleh cara menjemur yang salah. Jika menjemur clodi dengan memposisikan seperti gambar di bawah ini, maka kerjasama antara gravitasi bumi dan berat clodi yang mengandung air akan membuat karet menjadi tertarik ke bawah.

Selain merusak lapisan waterproof akibat terpaparnya outer dengan panas sinar matahari, cara menjemur seperti ini juga bisa menyebabkan karet lingkar paha mengendur (tidak lagi kencang).

Jika menjemur menggunakan cara seperti ini secara terus-menerus, maka elastisitas karet akan hilang, sehingga karet clodi tidak mampu lagi untuk mencengkeram paha secara rapat. Akibatnya, urine bisa mengalir keluar secara leluasa melalui celah lingkar paha.

3. Penggunaan Clodi Melebihi Kapasitas

Secara umum, 1 insert clodi dapat menyerap dan menampung sekitar 150 cc. Normalnya produksi urine seseorang adalah 0,5–1 cc/kg berat badan setiap jamnya.

Sebagai contoh, jika berat badan anak adalah 10 kg, maka banyaknya urine yang dikeluarkan adalah 5–10 cc/jam atau 20–40 cc/4 jam.

Jika berat badan anak adalah 20 kg, maka banyaknya urine yang dikeluarkan adalah 10–20 cc/jam atau 40–80 cc/4 jam.

Jika berat badan anak adalah 30 kg, maka banyaknya urine yang dikeluarkan adalah 15–30 cc/jam atau 60–120 cc/4 jam.

Dengan demikian, jika clodi digunakan lebih dari kapasitas maksimalnya, maka clodi bisa bocor. Urine bisa keluar melewati celah pada lingkar paha, akibat daya tampung insert yang sudah melebihi batas.

Demikian jawaban kami terhadap pertanyaan, “Mengapa clodi bocor?” Jika Bunda ingin clodi yang dimiliki tidak bocor, maka hindarilah tiga hal di atas.(*)