“Start at the End” itu penting?

Adam Mukharil Bachtiar
UNIKOM Codelabs
Published in
2 min readMar 4, 2020

Seringkali kita sebagai seorang software engineer mendengar istilah mulailah dari akhir (a.k.a start at the end). Apakah ini semacam jargon yang harus dijadikan panduan yang pasti ketika kita terlibat dalam proses membangun sebuah software?

Mari kita bahas fenomena di dalam dunia Software Engineering yang memanfaatkan hal tersebut. Fenomena start at the end itu terjadi dalam proses Design Sprint. Tentunya teman-teman sudah sangat familiar dengan pendekatan design sprint yang sudah sangat sering digunakan dalam melakukan desain interaksi pada perangkat lunak. Salah satu fase di dalam proses desain sprint memanfaatkan jargon ini dan fase tersebut adalah ketika tim desain membuat peta dari sprint question yang mereka pilih.

Sebagai contoh (fiktif), Bukangapak akan membuka layanan baru berupa bukangutang dimana nantinya pengguna layanan ini bisa meminjam uang dengan mudah melalui aplikasi bukangapak. Nah, sebelum para tim desainer memulai perjalanan pembuatan desain yang rumit, agar mereka tidak tersesat dan selalu tahu arah jalan pulang, mereka akan menggambar map dari proses yang akan mereka desain.

Pertama, tim desainer harus menentukan terlebih dahulu siapa saja aktor yang terlibat dalam proses yang akan mereka desainkan interaksinya. Sebagai contoh untuk kasus bukangapak kali ini ada Customer Bukangapak dan Credit Analist. Setelah itu, tim desainer tidak akan langsung menentukan proses apa saja yang terjadi di antara mereka berdua melainkan menentukan tujuan akhir dari semua proses yang akan mungkin terjadi di antara mereka berdua. Kenapa begitu? Sederhana, agar proses diskusi pembentukan map punya time frame yang jelas dan pembicaraan tidak meleber ke hal-hal yang lain. Anggaplah dalam kasus bukangapak kali ini akhirnya adalah Customer mendapatkan pinjaman dari bukangapak. Untuk lebih jelasnya, mari kita lihat gambar berikut

Dari peta tersebut, tim desainer tinggal melengkapi proses-proses interaksi apa saja yang akan mungkin terjadi antara mereka berdua di dalam layanan baru bukangutang. Dengan kita sudah menentukan akhir perjalanan yaitu customer mendapatkan pinjaman dari bukangutang maka diskusi tidak akan melebar ke arah bagaimana interaksi customer dalam melunasi utangnya atau bahkan bagaimana cara bukangutang menagih utangnya (#eh). Pertanyaan yang sering muncul adalah kalau hanya membahas sampai ke customer mendapatkan pinjaman dari bukangutang, bagaimana dengan masalah lain seperti yang tadi kita pikirkan? Permasalahan itu bisa dibahas dalam sprint yang lain yang memang fokus membahas interaksi untuk itu. Tapi cukuplah kita pada sprint kali ini membahas apapun tentang bagaimana customer mendapatkan pinjaman dari bukangutang. Ingat, project yang baik adalah bukan yang sangat sempurna, melainkan selesai!!! So, begin with your end.

--

--

Adam Mukharil Bachtiar
UNIKOM Codelabs

Director of Technology and Information System, CEO of CodeLabs and Lecturer at Informatics Engineering UNIKOM