Hampir 2 Tahun WFH, Apa sih dampaknya untuk kita?

Seiring membaiknya kondisi terkait Pandemi Covid-19 di Indonesia, sepertinya kita juga sudah harus siap mengucapkan selamat tinggal pada WFH! Lalu sudah sampai mana WFH mengubah kita?

Aditya Pratama Putra
codexstories | CODEX Telkom
4 min readNov 9, 2021

--

Photo by Andrew Neel on Unsplash

Beberapa minggu terakhir ini wacana tentang WFO (Work from Office) sedang banyak didiskusikan baik di media sosial, diskusi meja cafe, maupun grup Whatsapp (WA) kantor. Hal tersebut membuat saya berpikir lagi tentang bagaimana WFH (Work from Home) yang selama hampir dua tahun ini berjalan, apa saja yang sudah kita lewati, apa yang kita dapatkan, dan sudah sejauh mana kita berkembang dari sebelumnya?

Lebih jauh lagi sebenarnya, apa sih dampak WFH dalam mengubah kita sebagai seorang pekerja, teman, dan bahkan manusia?

Sebelum pandemi pasti banyak yang tidak mengira bahwa kebiasaan bekerja dari rumah atau WFH bisa dan mampu diterapkan di Indonesia, tentu saja dengan berbagai pro dan kontra yang ada. Namun ternyata hari itu datang juga, ketika Pandemi Covid-19 hadir, kita sebagai manusia harus beradaptasi dengan situasi yang ada. Salah satu bentuknya adalah WFH. Tanpa disadari WFH ini secara tidak langsung melatih skill kita sebagai manusia untuk bisa beradaptasi lebih baik, karena ada banyak sekali kebiasaan baru yang perlu kita sesuaikan dengan kebiasaan lama sebagai manusia. Misalnya, cara kita berinteraksi sosial, cara bekerja, sampai dalam hal mencari jodoh, hehe.

Lalu apa lagi hal-hal yang berubah dari kebiasaan WFH yang mungkin berpengaruh pada diri kita sebagai manusia?

Tanggung Jawab

Secara tidak langsung WFH memberikan kita kebebasan untuk dapat menentukan banyak hal terutama yang berkaitan dengan kebiasaan bekerja. Ya, memang tidak semua perusahaan memberikan kebebasan yang sama kepada karyawannya dalam menerapkan WFH, tapi tetap saja dampak dari penerapan WFH sedikit banyak pasti mempengaruhi cara kita bekerja.

Rasa tanggung jawab adalah salah satu hal yang saya rasa sangat menentukan sukses atau tidaknya kita dalam melaksanakan WFH. Bayangkan kita bebas menentukan jam, tempat, dan waktu istirahat, semua hal yang sebelumnya diatur oleh perusahaan sekarang bisa bebas diatur sendiri. Jika rasa tanggung jawab kita rendah tentu akan sangat sulit untuk bisa menerapkan WFH secara efektif, dan yang saya rasakan seiring berjalannya waktu, rasa tanggung jawab kita sebagai manusia dan pekerja juga jadi semakin meningkat.

Produktivitas

Menurut studi yang dilakukan oleh Standford ke lebih dari 16.000 pekerja dalam waktu kurang lebih 9 bulan, menunjukan bahwa produktivitas para pekerja yang melakukan WFH meningkat secara signifikan mencapai rata-rata 13%.

Lebih gila lagi survey dari Connect Solution bahkan menyebutkan bahwa WFH dapat meningkatkan produktifitas sampai 77%

Hal tersebut adalah bukti bahwa kebebasan yang diberikan dari WFH, jika mampu dimanfaatkan dengan baik dan efektif ternyata bisa membuahkan dampak positif. Salah satunya adalah dengan meningkatnya produktivitas kita sebagai pekerja.

Rasa Empati

Jika sebelumnya kita sudah melihat bagaimana WFH ternyata memberikan dampak positif terhadap diri kita sebagai pekerja dan manusia, ternyata tidak sampai disitu, WFH juga dapat meningkatkan rasa empati terhadap orang lain. Meski belum ada penelitian resmi tentang hal tersebut, ada beberapa artikel yang menyebutkan bahwa WFH memberikan rasa penasaran lebih terhadap keadaan rekan kerja dan teman, contohnya seperti dalam sebuah meeting virtual yang saya ikuti kemarin sore, pertanyaan pertama yang hampir selalu ditanyakan di awal meeting kurang lebihnya seperti di bawah ini.

Apa kabar? Semoga kamu selalu dalam keadaan sehat yaa, bagaimana keadaan keluarga mu? selalu jaga protokol kesehatan ya jangan sampai lengah meski kondisi sudah semakin membaik.

Menanyakan kabar mungkin memang suatu hal yang sudah biasa, tapi dengan kondisi yang hanya bisa bertegur sapa via platform virtual, rasa empati yang ditimbulkan juga berbeda. Jangan salah, rasa empati ini tidak hanya berlaku pada orang lain loh, tapi juga bisa bekerja pada diri sendiri seiring dengan meningkatnya rasa tanggung jawab, produktivitas, dan kemampuan adaptasi ketika WFH.

Rasa empati juga mengambil peran dalam hal membantu kita mengenal diri sendiri. Dengan lebih sering bekerja sendiri, jadi memiliki banyak waktu untuk memikirkan diri kita, apa yang dibutuhkan, dan apa yang sudah kita berikan. Hal tersebut membantu mengambil keputusan yang terbaik untuk diri sendiri.

Kesempatan untuk berkembang

Sebagai manusia menjadi sebuah kewajiban kita untuk terus berkembang, dalam setiap kesempatan selalu berkembang dan tumbuh harus menjadi tujuan kita dalam hidup.

Whatever makes you uncomfortable is your biggest opportunity for growth. — Bryant H. McGill

Kondisi pandemi Covid-19 memang membuat kita harus banyak beradaptasi salah satu dampaknya adalah WFH. Namun, hal tersebut juga sebenarnya membuka peluang untuk berkembang dan tumbuh menjadi manusia yang lebih baik lagi. Ketika kondisi membuat kita tidak bisa secara bebas melakukan aktivitas sosial, sebenarnya juga memberikan banyak waktu dan kesempatan untuk dapat mengembangkan skill dan kemampuan.

Selama pandemi ada banyak platform online yang menyediakan kelas-kelas pelatihan secara online untuk meningkatkan atau menambah skill selama WFH, seperti Linkedin Learning, Coursera, dan Udemy. Dengan metode belajar online, kita diberikan fleksibilitas dan kebebasan sendiri untuk menentukan waktu dan kelas apa yang ingin kita pilih. Selain itu, WFH juga memberikan waktu untuk self healing belajar lebih dekat dengan Tuhan dan kembali ke Alam.

Terakhir mari kita jawab pertanyaan di awal dan kembali ke realitas, Apa saja yang sudah kita lewati, apa yang kita dapatkan, dan sudah sejauh mana kita berkembang dari sebelumnya? Lebih jauh lagi, apa sih dampak WFH dalam mengubah kita sebagai seorang pekerja, teman, dan bahkan manusia?

--

--