5 Ciri “People Pleaser” dan Bahayanya

Muly Mulyani
codexstories | CODEX Telkom
4 min readFeb 25, 2021
Photo by heftiba on Unsplash

Apakah kamu pernah merasa sulit menolak ajakan atau permintaan rekan kerjamu? Coba ingat-ingat, apakah alasannya karena selalu merasa tidak enak dan takut membuat mereka kecewa? Kalau iya, mungkin kamu bisa disebut sebagai seorang “People Pleaser”.

People Pleaser adalah sebutan untuk orang yang selalu takut membuat orang lain kecewa terhadap dirinya. Orang dengan kebiasaan seperti ini, selalu ingin mendahulukan kepentingan orang lain dibanding dirinya sendiri. Hasratnya untuk menyenangkan orang lain pun selalu menggebu-gebu.

Apa salahnya berbuat baik kepada orang lain dan berusaha membuat mereka senang?

Memang tidak salah, tapi bukankah lebih baik fokus untuk kebaikan diri sendiri dulu baru kemudian orang lain? Masalahnya, seorang People Pleaser biasanya selalu rela memberi waktu dan tenaganya untuk orang lain, padahal pekerjaan atau kebutuhan mereka sendiri pun banyak sekali.

“Dorongan untuk menyenangkan orang lain dapat merusak diri kita sendiri karena terus membiarkan keinginan orang lain menjadi lebih penting daripada kebutuhan kita sendiri,” — Erika Myers, seorang terapis, dilansir dari Healthline.

Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri People Pleaser:

1. Sulit mengatakan “Tidak”

Photo by Pinterest

Para People Pleaser biasanya selalu sulit menolak permintaan bantuan dari orang lain. Mereka takut dianggap tidak peduli dengan orang tersebut. Akhirnya, mereka selalu setuju melakukan apa pun meski sebenarnya tidak punya cukup waktu atau keinginan untuk membantu.

Beberapa orang mungkin bisa melewati batas dan mengambil kesempatan dari para People Pleaser, karena mereka tahu orang seperti itu akan melakukan apa pun yang mereka inginkan.

2. Overthinking terhadap omongan orang lain

Ilustrasi Overthinking by Pinterest

Omongan dan pendapat orang lain merupakan suatu hal yang sangat penting bagi People Pleaser. Mereka cenderung takut kalau orang lain memiliki pendapat buruk tentangnya. Maka dari itu, mereka selalu ingin menyenangkan hati orang lain.

3. Tidak ingin ada konflik sedikit pun

Photo by bantersnaps on Unsplash

Seorang People Pleaser sangat menghindari konflik. Ia cenderung memilih diam untuk menyelamatkan diri ketika dalam sebuah meeting sedang ada selisih paham misalnya. Mereka juga lebih sering memendam pendapatnya dan selalu setuju dengan keputusan apa pun yang orang lain berikan.

4. Mudah merasa bersalah

Photo by Brett Jordan on Unsplash

People Pleaser selalu merasa tidak enak dan sering meminta maaf, bahkan ketika mereka tidak melakukan kesalahan. Mereka juga cenderung siap untuk menanggung setiap kesalahan yang telah diperbuat orang lain.

Hal ini tentu merugikan dirinya sendiri, bahkan bisa merusak mentalnya juga. Semoga kita tidak seperti ini ya.

5. Tidak bisa memahami diri sendiri

Photo by We Heart it on Pinterest

Orang yang terlalu berlebihan memikirkan perasaan orang lain, sering kali mengalami permasalahan pada dirinya sendiri. Mereka selalu mendorong keinginannya ke samping sampai tidak paham dengan apa yang mereka inginkan. Terkadang, para People Pleaser bisa sampai merasa lelah tetapi tidak sadar apa yang membuatnya lelah.

Nah, itu dia beberapa tanda-tanda dari seorang People Pleaser. Membantu orang lain memang tidak salah, namun kalau terlalu berlebihan seperti itu bisa merusak mental juga.

Lalu bagaimana apabila kita sudah terlanjur menjadi seorang People Pleaser? Berikut ini adalah beberapa tips yang bisa dilakukan untuk memperbaiki pola pikir dan kebiasaan kamu, menurut The Muse.

1. Kumpulkan niat dan keinginan untuk berubah.

Kamu bisa mulai mencari akar permasalahannya dengan merenungkan dari mana datangnya keinginan untuk menyenangkan semua orang ini. Nah, dengan tahu akar masalahnya, cara untuk menyembuhkan diri jadi lebih mudah.

2. Biasakan diri untuk meminta bantuan orang lain

Seorang People Pleaser biasanya sangat takut untuk meminta bantuan. Padahal, setiap orang pasti punya seseorang yang dapat dipercaya dan diandalkan.

3. Buat target pencapaian untuk bisa berubah

Tuliskan apa yang sekiranya perlu ditangani atau tidak, yang berkaitan dengan orang lain. Pertahankan hal tersebut setiap kali kamu akan mengambil keputusan.

Dan untuk membantu melihat perubahan yang terjadi, kamu dapat menggunakan aplikasi Task Management, seperti template dari Trello ini.

4. Belajar untuk bersosialisasi lebih dalam

Caranya bisa dengan meminta bantuan dan nasihat dari orang lain dalam melakukan sesuatu, alih-alih melakukannya sendiri. Ingat, orang lain tidak akan merasa risih kalau diminta bantuan sesekali.

Beberapa tips di atas mungkin tidak bisa membantu secara cepat. Namun jika dilakukan dengan rutin pasti bisa sembuh kok. Eitss, kalau dirasa sangat mengganggu, segera minta bantuan psikiater ya.

--

--