Era Baru Kepemimpinan, Sekarang dan Masa Depan

Setiap hari yang kita lalui tak luput dari segala macam hal yang harus dipimpin dan diorganisir dengan baik agar berjalan lancar dan menjadi lebih terarah.

Photo by J-Aynne on Ready Set More

Kata Leadership pastinya sudah tidak asing lagi di telinga kita. Secara harfiah, Leadership adalah seni yang dapat memengaruhi orang atau pihak lain sehingga dapat bersedia untuk bekerjasama dalam mengembangkan potensi dan mencapai tujuan bersama. Leadership paling sering dijumpai pada suatu hal yang bersifat interaksi antara manusia dengan manusia baik dalam kelompok kecil dan juga kelompok besar seperti organisasi, institusi, dan lain sebagainya.

Leadership atau kepemimpinan ini merupakan tanggung jawab yang sangat besar. Akan banyak tantangan dan masalah-masalah yang harus dihadapi dan diberi solusi. Nah, pada kesempatan kali ini saya akan menjelaskan beberapa hal yang sering dihadapi dalam suatu kepemimpinan baik dalam kehidupan kerja maupun kehidupan sehari-hari.

Photo by Austin Distel on Unsplash

Pertama, seorang Leadership harus bisa menghadapi tantangan dalam dunia kerja yang serba cepat di era digital ini. Dengan segala kecepatan yang terjadi, dibutuhkan sumber daya dan juga pemimpin yang dapat beradaptasi dengan kemampuan yang gesit dan progresif. Untuk menghadapi berbagai tantangan tersebut, seorang pemimpin harus mampu mengasah kemampuan kepemimpinan dalam menghadapi ancaman dan peluang yang datang.

Seorang pemimpin juga harus bereaksi dengan cepat dan efektif terhadap ancaman dan kesempatan tersebut. Itulah mengapa cepat dan tepat merupakan tantangan tersendiri bagi para pemimpin di era ini. Dengan demikian perusahaan bisa beradaptasi dengan segala perubahan dan kecepatan tersebut.

Selain itu para pemimpin juga harus mampu beradaptasi dengan perubahan yang besar dan segala macam persiapannya. Salah satunya dengan mengorganisir setiap resource yang ada dari beragam latar belakang role pekerjaan. Tentu saja hal ini dapat menimbulkan banyak sekali pertanyaan. Beragam pertanyaan ini membutuhkan keputusan-keputusan yang harus cepat dan tepat agar seimbang dengan arah serta tujuan yang dirumuskan bersam sehingga sangat dibutuhkan kemampuan para pemimpin dalam menganalisis setiap keputusan.

Analisis keputusan atau Decision Analyst merupakan kerangka kerja sistematis untuk memilih sebuah pilihan dan dapat menentukan suatu pencapaian bersama.

Hal yang membuat analisis keputusan menjadi sulit adalah ketidakpastian. Ketidakpastian ini dicerna dalam suatu dilema terhadap keputusan. Dalam hal itu terdapat probabilitas yang harus dikelola dengan baik. Misalnya, ketika terjebak suatu pilihan antara tindakan yang mengarah ke hasil tertentu dan tindakan yang mengarah ketidakpastian. Jadi, para Leader dapat berpikir tentang tiga unsur yang harus dimiliki dalam mengelola keputusan-keputusan yang ada, seperti:

  1. Hasil yang ingin dicapai bersama.
  2. Tindakan yang akan diambil secara tepat dan akurat.
  3. Kemungkinan yang akan terjadi dengan beberapa tindakan atau hasil.

Untuk melengkapi ketiga unsur tersebut, harus diberikan klasifikasi terhadap setiap keputusan yang dimaksud. Dalam pengambilan keputusan itu terbagi atas dua hal, antara lain:

  • Individual Decision Making

Analisis keputusan yang bersifat sepihak atau hak prerogatif seorang pemimpin dalam memutuskan suatu hal.

Dalam memberikan suatu keputusan harus didasari segala macam informasi yang teruji validitasnya, keahlian secara manajemen, dan kemampuan berpikir dengan cepat dan tepat. Dengan demikian analisis keputusan juga harus didasari hati nurani karena setiap keputusan yang hanya mengandalkan kemampuan dari isi kepala tidak selamanya berakhir dengan baik.

Dapat disimpulkan tentang pengambilan keputusan secara individu adalah setiap pemimpin harus memutuskan informasi apa saja yang dia miliki, dan juga harus membatasi jumlah informasi yang digunakan untuk membuat keputusan.

  • Group Decision Making

Pada dasarnya, para pemimpin memengaruhi para anggota kelompok untuk melakukan pengorbanan pribadi demi tujuan organisasi. Oleh sebab itu, para pemimpin ini diharapkan memiliki kewajiban khusus untuk mempertimbangkan etika ketika akan mengambil keputusan. Sederhananya, untuk menghilangkan ketegangan dan batas hierarki agar stigma top-down organization hilang dari pemikiran anggota. Pendekatan kepemimpinan “humble leadership” sangat relevan dengan keadaan saat ini. Terlebih dengan menantinya perubahan di depan dan segudang permasalahan lainnya yang membuat para pemimpin harus lebih adaptif dan terbuka terhadap keadaan.

Tugas pemimpin yang sebenarnya yaitu dapat menganalisis setiap keputusan dalam kelompok dan dapat menavigasikan segala perubahan serta mengubah apa yang perlu diubah termasuk pola pikir.

Mari sama-sama berefleksi dan membuat perubahan yang lebih baik lagi!

Selain dalam dunia kerja, Leadership juga bisa diterapkan bagi diri kita sendiri dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam menjalani rutinitas setiap harinya tentu akan mengalami banyak peristiwa, salah satunya dengan menghadapi berbagai persoalan. Hal ini dapat dianalisis dari fungsi kepemimpinan dalam diri sendiri atau Self Leadership agar segala kegiatan dapat tersusun secara sistematis sehingga segala tindakan dapat berjalan sesuai harapan.

Salah satunya dengan merencanakan kegiatan dari mulai bangun tidur sampai malam hari. Terdapat beberapa cara yang bisa diterapkan agar “Self Leadership” dapat berjalan sesuai, sebagai berikut.

  1. Self Awareness, memiliki kesadaran diri sangat berpengaruh dalam menentukan jiwa kepemimpinan seseorang. Ini termasuk dalam proses mengenali karakter, kelebihan, dan kekuatan yang dimiliki sehingga hakan memengaruhi cara berpikir dan tindakan yang akan dilakukan.
  2. Self Control, fungsi mengontrol diri yang baik dan bijaksana bisa didasari dengan memberi proporsi antara pikiran dan perasaan, agar tercipta harmoni dalam menghadapi segala macam persoalan.
  3. Direction and Purpose, menentukan setiap tujuan tentunya harus memiliki arah yang jelas. Arah dapat terbentuk dengan stabil dengan membentur diri secara konsisten, membuat perencanaan yang matang, dan meyakinkan diri melalui usaha-usaha yang penuh semangat dalam mencapai tujuan.
  4. Intuitif, kepemimpinan diri akan mencapai tahap titik puncak jika memasuki ranah intuisi. Dengan demikian segala ide, dan gagasan yang muncul adalah murni dari diri yang tidak terprovokasi oleh pihak manapun. Intuitif ini dapat diasah dengan selalu berpikir positif, menganalisa suatu keputusan, observasi lingkungan, dan interaksi sosial.

Kepemimpinan sudah memasuki era baru dalam menghadapi masa sekarang dan masa yang akan datang. Menentukan karakter pribadi yang berjiwa kepemimpinan dapat dimulai dari diri sendiri dan akan berdampak pada kehidupan sehari-hari dan dunia kerja secara profesional.

“Leadership yang sangat dibutuhkan sekarang adalah pemahaman yang lembut dan sikap yang keras.”

Jadi, sudah siapkah menghadapi “New Era Leadership, Now and Future?”

--

--