Apa Saja Isi Sebuah Product Requirement Document?

Eka Afrianti
codexstories | CODEX Telkom
2 min readJan 22, 2021

Pada artikel sebelumnya, saya sempat menjelaskan sekilas tentang Product Requirement Document (PRD), yang biasa menjadi acuan bagi para developer dalam pembuatan aplikasi. Dokumen tersebut biasanya berisi spesifikasi dari produk yang akan dikembangkan, lengkap dengan gambaran fitur yang diharapkan.

Photo by William Iven on Unsplash

Namun, sebenarnya tidak ada susunan baku dalam pembuatan PRD. Setiap perusahaan mempunyai format khusus yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka masing-masing.

Karena itu, sebuah tim produk harus mengetahui bagaimana bentuk PRD yang bisa diterima oleh seluruh pihak terkait, baik developer maupun stakeholder.

Di artikel ini, saya akan membahas isi dari sebuah PRD dengan lebih dalam, berdasarkan riset kecil yang saya lakukan.

Menurut Silicon Valley Product Group, PRD mempunyai beberapa fungsi, antara lain:

  • Menjelaskan tujuan produk.
  • Sebagai alat komunikasi untuk stakeholder.
  • Menjelaskan rincian dari fitur, baik dari sisi fungsional maupun behaviour.
  • Membantu developer memahami experience seperti apa yang harus dibuat.
  • Membantu tim Quality Assurance memahami fitur yang perlu mereka uji.

Berdasarkan beberapa sumber seperti Silicon Valley Product Group, aha.io, dan Atlassian, ada beberapa komponen penting yang sebaiknya ada dalam sebuah PRD, yaitu:

1. Tujuan

2. Kriteria rilis

3. Fitur

4. Dokumen tambahan

Dokumen pendukung, misalnya dokumen riset, dokumen standarisasi dan sebagainya.

Banyak orang menganggap bahwa PRD identik dengan metodologi Waterfall, karena semua kebutuhan ditentukan secara rinci di fase pertama pembuatan sebuah produk.

Namun dalam beberapa tahun terakhir, banyak organisasi yang berubah ke arah pengembangan produk yang lebih adaptif. Karena itu, sebuah PRD pun bisa mendapat tambahan spesifikasi dan persyaratan baru. Mereka bisa terus ditambahkan ke backlog, dan diprioritaskan sesuai kepentingan bisnis organisasi tersebut.

Perlu diingat bahwa tujuan pembuatan PRD adalah membuat semua pihak bisa selaras dalam memahami cara kerja produk dan fitur yang dibuat. Namun dokumen tersebut masih bisa diubah sesuai kebutuhan, asal tidak mengubah proses dan tujuan bisnis yang telah didefinisikan sebelumnya.

Apakah kamu siap membuat PRD untuk organisasi kamu?

--

--