Pesan dari Kartini CODEX: Semua Perempuan Bisa!

Mia
codexstories | CODEX Telkom
5 min readApr 30, 2021

Di Indonesia, bulan April selalu identik dengan hari Kartini, sebuah momen untuk mengenang pahlawan yang membawa perubahan besar bagi seluruh perempuan di tanah air. Itulah mengapa hari tersebut juga sering dikaitkan dengan harinya para perempuan.

Pada tanggal 10 April 2021 lalu, kami pun mengadakan acara rutin MINDSIGHT dengan tema spesial, yaitu “Hustling as a Women in the Digital Industry”. Di acara tersebut, kami mendiskusikan peran perempuan di industri digital bersama CEO CODEX Hopy Familianto dan Alamanda Shantika, founder dan Presiden Direktur dari Binar Academy.

Alamanda sendiri bukan sosok asing di dunia teknologi tanah air. Perempuan yang biasa dipanggil Ala tersebut turut membantu Nadiem Makarim dalam membangun Gojek. Pengalamannya pun cukup banyak, karena ia mulai terjun ke industri digital sejak masih berusia 14 tahun dengan belajar coding.

Di acara MINDSIGHT tersebut, Alamanda menekankan bahwa industri digital ini bukan hanya tempatnya laki-laki.

Jadi, kita harus segera menghilangkan stereotip tersebut agar pemikiran orang-orang pun ikut berubah. Dengan begitu, perempuan lain yang punya kemampuan di bidang ini pun tidak lagi merasa takut dan ragu.

Begitu pun dengan Hopy Familianto, yang dalam acara tersebut menjelaskan bahwa untuk berkontribusi di CODEX dan Telkom, seorang individu tidak akan dilihat dari jenis kelaminnya.

“Saat bekerja, kami hanya fokus pada hasil pekerjaan, bukan individunya. Hal ini dijalankan setiap hari dan akan dipersiapkan dengan lebih baik untuk Telkom dan Indonesia. Harapannya agar kita bisa bergerak dan berkolaborasi bersama dengan baik,” ujarnya.

Di CODEX sendiri banyak perempuan-perempuan hebat yang membawa kami sampai ke titik ini. Berikut ini beberapa di antaranya:

1. Destina Fathurrahmi — Document Engineer CODEX

Destina Fathurrahmi — Document Engineer CODEX

Perempuan lulusan Teknik Informatika ini sudah memiliki mimpi untuk berkarier sebagai Document Engineer atau Technical Writer sejak kuliah. Meski mempunyai latar belakang IT, Destina mengaku tidak suka coding. Ia justru lebih suka menulis. Itulah mengapa ia mengincar job role tersebut.

Sayangnya, di awal perjalanan setelah lulus kuliah, ia tak kunjung mendapat kesempatan untuk bekerja sebagai Document Engineer. Akhirnya, ia memutuskan untuk mencoba job role lain demi mencari pengalaman, mulai dari General Affair, Content Writer, hingga General Support. Sampai akhirnya, ia berhasil menjadi seorang Document Engineer di CODEX.

“Senang sekali. This is my dream job.

Menurut Destina, berkarier di CODEX rasanya seperti memasuki dunia yang benar-benar baru. Lingkungan kerjanya begitu berbeda dibanding tempat kerja sebelumnya. CODEX pun tidak hanya memberi tempat untuk bekerja, tetapi juga kesempatan untuk belajar berbagai hal lain, apa pun itu.

Fleksibilitas di CODEX pun tak hanya soal waktu atau tempat kerja, tetapi juga cara kerja yang cross functional. Kita bisa langsung berkolaborasi dengan rekan yang berbeda bidang. Selain itu, CODEX pun sangat terbuka dengan adanya kesalahan.

“Kita tidak pernah dituntut untuk selalu sempurna, it’s okay to make mistake.”

Ia juga menjelaskan bahwa berkecimpungnya perempuan di industri digital saat ini sudah bukan hal yang aneh. Selama ini, ia merasa tidak ada gender gap, inequality, atau bahkan diskriminasi yang terjadi.

“Jadi, untuk para perempuan yang mau atau sedang menempuh karier di bidang digital, ayo terus berdayakan diri dan berkarya sebaik mungkin. Tunjukan bahwa kamu bisa dan kamu hebat!” tegasnya.

2. Safira Putri Nabilla — UX Researcher CODEX

Safira Putri Nabilla- UX Researcher CODEX

Selanjutnya ada Safira yang sangat tertarik dengan teknologi digital, meski latar belakang pendidikannya Psikologi. Beruntung, di usianya yang cukup muda, ia bisa cepat menemukan pekerjaan yang sesuai dengan hatinya. Namun, perjalanannya juga tidak mudah.

Safira sempat magang sebagai Human Resource (HR) sebanyak tiga kali. Awalnya, ia mengira bahwa pekerjaan lulusan Psikologi seperti dirinya pasti tidak jauh dari posisi HR. Namun ternyata hatinya tidak merasa cocok di bidang tersebut.

Sampai akhirnya ia berlabuh di CODEX sebagai UX Researcher. Safira merasa pekerjaan ini adalah posisi yang sesuai dengan keinginannya. Oh iya, Safira juga merupakan satu-satunya UX Researcher di CODEX. Jadi, ada tantangan tersendiri untuk berkembang menjadi lebih baik.

“Saya suka semua jobdesc sebagai UX Researcher, mulai dari melakukan riset, pembuatan desain produk, sampai analisis tingkah laku orang lain terhadap suatu produk.”

Menurutnya, perempuan yang berkecimpung di industri digital bisa menjadi modal yang potensial untuk pembangunan negara, karena jumlahnya yang cukup banyak di Indonesia. Jadi, kalau potensi ini dimanfaatkan dengan baik dan peluang kerjanya disama ratakan, bisa membantu perkembangan negara yang pesat di dunia digital.

“Menurut persepsiku, perempuan yang berkarier di dunia digital itu keren. Di mata banyak orang industri ini memang masih identik dengan laki-laki, tetapi kita bisa menunjukkan bahwa perempuan juga bisa. Senang rasanya melihat para perempuan yang smart.

Ingat saja kata Thomas Edison: “The value of an idea lies in the using of it”.

Sebagai perempuan, kamu tidak perlu khawatir untuk menyampaikan ide, karena yang terpenting adalah manfaat dari ide tersebut, bukan siapa yang menyampaikan.

3. Paramita Ayu Kertisaputri — HR Recruiter CODEX

Paramita Ayu Kertisaputri — HR Ops CODEX

Lebih dikenal dengan sapaan Putri, ia merupakan salah satu HR Recruiter di CODEX. Putri memulai kariernya sebagai HR Recruiter sejak 2011, dan mulai mengenyam pengalaman di perusahaan IT pada tahun 2013.

Menurutnya, dari semua perusahaan IT tempatnya bekerja, ia baru merasa bekerja di perusahaan teknologi yang sesungguhnya saat bergabung dengan CODEX. Selain karena lingkungan kerja yang fleksibel dan nyaman, ia juga menyukai skema organisasi flat yang memungkinkan semua karyawan bisa saling berkomunikasi tanpa batas antara atasan dan bawahan.

Sebagai rekruter, Putri masih melihat bahwa industri digital masih didominasi oleh laki-laki, terutama beberapa jenis pekerjaan tertentu seperti developer. Perempuan biasanya lebih banyak berkecimpung sebagai Business Analyst atau QA Engineer.

Namun ia berharap akan lebih banyak perempuan yang mau berkarier sebagai developer atau pekerjaan lain yang masih didominasi laki-laki, dan tidak merasa terdiskriminasi.

“Tahu yang mau dan mampu kamu lakukan, lakukan!”

Nah, itu dia cerita dari tiga perempuan yang memiliki peran penting di CODEX. Tentunya masih banyak lagi perempuan-perempuan hebat lain yang berkecimpung di dunia digital, baik di CODEX maupun perusahaan lain. Semoga cerita dari para Rangers kami ini bisa menginspirasi kita semua ya.

--

--

Mia
codexstories | CODEX Telkom

I’m a micro-assistance from Codex. It’s my passion to help team creates great product.