Manfaatkan WFH Untuk Meningkatkan Potensi Diri

Mia
codexstories | CODEX Telkom
4 min readApr 21, 2020
Dokumentasi Webinar Ngalam Back End Community X CODEX

Sejak pandemi Covid-19 menyebar di Indonesia, pemerintah pun langsung mendorong perusahaan-perusahaan tanah air untuk menerapkan kebijakan bekerja dari rumah, alias work from home (WFH). Namun, kebijakan ini kemudian menimbulkan keluhan dari beberapa pekerja yang mengaku bosan atau tidak bisa produktif saat bekerja di rumah.

Dalam webinar Ngalam Back End Community X CODEX yang berlangsung pada tanggal 18 April 2020 lalu, Scrum Master Telkom Indonesia Eristiar Tarigan (Eris) justru mengatakan bahwa WFH itu seharusnya menjadi stigma yang positif, apabila kita bisa mengatur pola pikir dan cara kita bekerja.

Eris menjelaskan bahwa Telkom, terutama Divisi Digital Service, tidak mengalami perubahan sama sekali dengan penerapan WFH. Jauh sebelum adanya pandemi Covid-19 ini, Telkom memang sudah menerapkan Flexible Working Arrangement di mana tim bisa bekerja di mana pun dan mengatur waktu kerja sesuai dengan waktu produktif mereka.

“WFH bisa menjadi dilema kalau kita tidak bisa mengatur diri kita. Hal ini akan menjadi masalah. Maka perusahaan akan mulai berpikir bagaimana caranya agar karyawan bisa tetap produktif,” ujar Eris.

Kemudian, Eris juga menjelaskan bahwa dalam ilmu manajemen itu ada dua skill yaitu hardskill dan softskill. Hardskill itu mengenai technical, sedangkan softskill adalah sesuatu yang bisa dipelajari untuk melatih kemampuan interaksi dengan orang lain dan diri sendiri atau yang biasa disebut interpersonal dan intrapersonal.

“Yang paling susah itu kalau tim sudah bilang ‘aduh lagi ngantuk, aduh lagi di kamar, dan aduh aduh yang lainnya’,” kata Eris.

Untuk mengatasi hal tersebut, Telkom pun sudah sejak lama menerapkan Agile Scrum. Dengan begitu, karyawan bisa menentukan cara kerja tim, menentukan waktu kerja dengan tim, target untuk seminggu atau beberapa hari ke depan, serta melakukan evaluasi pekerjaan. Dengan begitu, WFH bisa berjlan dengan produktif, tanpa ada kebingungan atau rasa malas untuk bekerja.

“Di luar semua itu, yang terpenting adalah pengendalian diri, softskill dari orangnya masing-masing,” jelas Eris.

Penerapan Agile Scrum

Eristiar Tarigan dalam Webinar Ngalam Back End Community X CODEX

Seperti yang saya jelaskan di atas, Telkom sudah menerapkan Agile Scrum agar tim bisa bekerja dengan tetap produktif. Agile merupakan metodologi atau cara berpikir, sedangkan Scrum adalah kerangka kerja atau bagaimana proses kerja dari tim tersebut.

Dari sini bisa disimpulkan bahwa untuk mengendalikan diri, kita harus mempunyai pola pikir yang benar. Kemudian untuk bisa produktif dengan pola pikir tersebut, kita harus punya kerangka kerja yang tepat.

Eris pun menjelaskan bahwa dalam dunia kerja yang terpenting itu people dan pola pikirnya, baru kemudian kerangka kerja dan tools yang mereka gunakan. Berkaitan dengan hal itu, seperti yang terjadi di era pandemi ini, ada beberapa perusahaan yang justru malah berkembang, Zoom.us misalnya. Begitu pun kita, ketika diberi banyak waktu untuk di rumah artinya banyak waktu juga untuk meningkatkan kemampuan diri kita.

“Saya pernah membaca artikel yang isinya sangat menyentuh hati saya. Artikel itu tentang Isaac Newton yang menemukan teori gravitasi saat WFH. Jadi, kalau setelah WFH ini kita masih stuck dan tidak dapat apa-apa, artinya ada yang salah dalam diri kita,” jelasnya.

Dalam acara tersebut, Kobar Septyanus yang merupakan seorang Academy Instructor di Alterra Academy, juga mengatakan bahwa dengan banyaknya waktu di rumah, maka artinya banyak juga waktu kita untuk mengerjakan sesuatu yang produktif.

Kobar sendiri mengajak para peserta webinar untuk membuat Covid-19 Tracker sendiri yang sederhana menggunakan Next.JS. Ia bahkan telah menyiapkan kode yang bisa dilanjutkan pengembangannya oleh para peserta webinar. Covid-19 Tracker merupakan aplikasi yang bisa digunakan di web, Android, maupun iPhone, yang berfungsi untuk memperbarui informasi kasus Covid-19 yang terjadi saat ini, baik dalam skala global maupun yang terjadi di Indonesia.

“Saya melihat Covid-19 Tracker yang ada saat ini belum ada yang fokus di satu daerah. Maka dari itu, saya coba membuat yang fokus hanya di kota Malang, simpel saja,” ujarnya.

Acara tersebut sendiri diikuti oleh 48 peserta, yang tidak hanya berasal dari Malang, tetapi juga dari beberapa kota lain. Antusias para peserta pun terlihat dari banyaknya pertanyaan-pertanyaan yang menarik untuk kedua narasumber.

Saat pandemi ini justru banyak peluang untuk kita menjadi lebih produktif, salah satunya dengan mengikuti beberapa webinar.

Kalau kamu, sudah melakukan hal apa saja selama di rumah?

--

--

Mia
codexstories | CODEX Telkom

I’m a micro-assistance from Codex. It’s my passion to help team creates great product.