Sprint : Cara Membuat Solusi dari Masalah Besar Hanya dalam 5 Hari

Aretta Aniendra
codexstories | CODEX Telkom
5 min readJul 31, 2019

Bagaimana Sillicon Valley melakukan inovasi?

Bagaimana para designers, engineers, dan marketers melakukan inovasi demi inovasi?

Sebagian dari jawabannya adalah “mindset” (pola pikir). Yang lainnya adalah “method” (metode).

Sprint: How to Solve Big Problems and Test New Ideas in Just Five Days by Jake Knapp, John Zeratsky, and Braden Kowitz, adalah sebuah buku tentang inovasi. Sprint sendiri merupakan istilah yang digunakan untuk proses inovasi selama lima hari dengan rencana yang dibuat bersama tim untuk diikuti.

Buku ini dikarang oleh Jake Knapp, yang pernah menjabat sebagai Design Partner dari GV (Google Ventures).

GV is the venture capital arm of Alphabet, Inc. We’ve invested in more than 300 companies that push the edge of what’s possible. In the fields of life science, healthcare, artificial intelligence, robotics, transportation, cyber security, and agriculture, our companies aim to improve lives and change industries.

Knapp sebelumnya bekerja selama lebih dari lima tahun sebagai Lead Designer di Google dalam proyek Gmail, Chrome, dan Google Search. Kunjungannya ke Google Stockholm pun berhasil menghasilkan Google Hangouts.

Karena beberapa kesuksesan tersebut, proses Sprint yang dirancang Knapp kemudian digunakan oleh Google Ventures. Proses inovasi tersebut diuji coba oleh sebuah startup yang mengembangkan proyek aplikasi spesialis kedokteran dan finansial. Hingga sekarang, Sprint pun masih digunakan di Google.

Buku ini sendiri berusaha menunjukkan kepada kita apa saja yang terjadi setiap harinya ketika para developer melakukan Design Thinking, hingga akhirnya mereka bisa mempresentasikan sebuah prototipe di akhir pekan. Staf dari Google Ventures telah mendokumentasikan langkah-langkah mereka dalam sebuah klip video pendek yang bisa memudahkan kamu untuk mempelajari proses Sprint ini dalam waktu singkat. Namun untuk lebih jelasnya, silakan ikuti artikel ini hingga selesai.

Source www.marketingjournal.org

Dalam buku ini kita bisa belajar tentang bagaimana proses pembuatan sebuah “robot pelayan” yang akan menggantikan tugas manusia di hotel masa depan, yang merupakan hasil dari sebuah sesi Sprint. Bagaimana cara Blue Bottle Coffee (salah satu merk kopi tersukses di Amerika) menjadi penyuplai kopi dengan penjualan US$700 juta secara online. Bagaimana cara mengelola data pengidap kanker yang ada di seluruh dunia. Dan untuk para developer, akan diceritakan bagaimana Slack melakukan Sprint hingga bisa menjadi “aplikasi bisnis yang tumbuh paling cepat dalam sejarah.”

Selain contoh-contoh kasus seperti di atas, Google Design Sprint kini telah menjadi standar di berbagai perusahaan, seperti Airbnb, Facebook, McKinsey, Ideo, dan Invision. Sprint bisa menjadi sangat populer karena dimulai dengan Design Thinking (mendesain pemikiran) dan fokus pada eksekusi. Framework (kerangka kerja) yang mereka buat, benar-benar bisa memberikan hasil nyata dalam waktu lima hari. Dan dengan prototipe yang telah diuji coba oleh pengguna, kita pun bisa mendapat beragam ide tentang mana yang bisa terus berjalan dan mana yang tidak.

Sebelum Sprint dimulai

Jake Knapp merekomendasikan tujuh atau lebih orang untuk dimasukkan ke dalam sebuah tim Design Sprint. Berikut ini adalah jenis-jenis orang yang dapat dipertimbangkan untuk masuk, agar Sprint dapat berjalan secara efektif:

The Decider (pengambil keputusan) — Biasanya merupakan pemimpin perusahaan atau seseorang yang mengetahui masalah secara mendalam

The Finance Expert (pakar finansial/keuangan)

The Marketing Expert (pakar pemasaran)

The Customer Expert (pakar kepuasan pelanggan) — Misalnya seseorang dari divisi layanan pelanggan yang memiliki wawasan luas

The Logistic Expert (pakar logistik) — Misalnya seorang COO (Chief Operations Officer) atau engineer

The Trouble Maker (pembuat masalah) — Orang yang biasanya memiliki pendapat yang bertentangan

The Facilitator (fasilitator) — Orang yang tidak memihak keputusan mana pun, dan membuat seluruh proses berjalan tepat waktu. Biasanya merupakan seorang Project Manager

Sebelum memulai Sprint, pastikan semua orang di dalam tim Sprint memahami masalah yang perlu dipecahkan untuk memulai awal dengan tujuan yang tepat pada hari Senin. Pastikan ada ruangan dengan papan tulis besar, kertas Post-It, stiker berwarna, penghitung waktu, kopi, air putih, dan cemilan!

Bagaimana cara menjalankan Sprint?

Source www.gv.com

Senin: Buat mapping dan tentukan target

Hari pertama adalah saatnya menentukan target. Dimulai dengan ide umum tentang produk atau komponen yang menjadi fokus, kemudian dilakukan mapping untuk memperlihatkan gambaran keseluruhan dari interaksi pengguna. Pada hari Senin ini, para expert lain yang bukan bagian dari tim Sprint dapat berbagi ide dan pendapat.

Selasa: Buat alternatif solusi dengan sketsa

Setelah kita fokus pada masalah, mari mulai pikirkan solusinya. Fase ini dibuat untuk menampung ide yang banyak dan bercabang ke arah-arah yang berbeda. Ini adalah waktunya bagi setiap anggota tim untuk mengajukan ide yang diharapkan bisa menjadi solusi.

Rabu: Putuskan solusi yang terbaik

Sekarang tiba saatnya untuk memilih solusi yang akan dilakukan. Ingat, kita hanya memiliki satu hari lagi untuk membuat prototipe, jadi kita perlu membatasi ruang lingkup solusi tersebut sehingga tidak terlalu rumit untuk dibuat.

Ini merupakan saat untuk memilih solusi yang paling menarik dan mengeksekusinya. Mungkin terdengar mustahil untuk bisa sampai pada solusi yang disetujui bersama dalam waktu sesingkat itu. Namun dalam Sprint, hal ini harus kita lakukan.

Untuk menyederhanakan proses, kita bisa mengandalkan proses voting untuk mencari solusi. Semua solusi akan diletakkan di dinding dan anggota tim bisa memilih bagian-bagian dari solusi yang paling cocok.

Kamis: Bangun prototipe yang realistis

You can prototype anything. Prototypes are disposable. Build just enough to learn, but not more. The prototype must appear real.

Dalam satu hari, kita akan membuat prototipe yang siap untuk diuji ke pengguna, ini terlihat sulit untuk dikerjakan dalam waktu satu hari. Tetapi hal ini harus kita lakukan dengan fokus untuk mendapatkan respon dan komentar yang baik dari pengguna.

Jumat: Tes dengan target pengguna

Di hari terakhir, kita akan menguji solusi dengan pengguna nyata. Inilah mengapa konsep Sprint begitu kuat. Dalam seminggu kita sudah tahu apakah solusi tersebut layak untuk dikembangkan lebih jauh atau tidak.

Sukseskan proyek dengan Sprint

Kekurangan dalam buku ini menurut saya adalah, tidak membahas bagaimana hasil dari sebuah Sprint bisa digabungkan dengan Sprint yang lain sehingga menjadi budaya yang berkelanjutan. Menurut saya, akan lebih ideal jika di dalam buku ini dijelaskan cara menggabungkan metode Sprint selama satu minggu ini dengan metode kerja yang sedang dijalankan oleh tim, sehingga pengembangan produk dapat berjalan dalam jangka panjang.

Kesimpulannya, Design Sprint merupakan sistem kerja yang dapat membantu kamu untuk menemukan jawaban dari sebuah pertanyaan besar dan kompleks, fokus pada poin yang penting, mengurangi risiko kegagalan, dan mendapatkan solusi yang lebih baik.

--

--

Aretta Aniendra
codexstories | CODEX Telkom

UI/UX Designer on CODEX. Focused on logic design, user happiness, Telkom company culture. I’m always learning and love to help, say hi! :)