Sebuah Tim Digital yang Kekinian: Siapa Mereka dan Apa yang Mereka Kerjakan?

Bramasta Dwi Saka
codexstories | CODEX Telkom
4 min readFeb 6, 2019
Photo by Toa Heftiba on Unsplash

Beberapa hari yang lalu, saya bertemu kawan yang sudah lebih dari sepuluh tahun tidak bertemu. Selayaknya teman lama yang baru saja bertemu kembali, kami pun saling bertukar cerita baik tentang kenangan masa lalu maupun yang sedang kami kerjakan sekarang. Setelah puas berbicara dan bersenda gurau kami pun mengakhiri momen tersebut sambil bersepakat untuk bertemu lagi di lain waktu.

Pertemuan itu membuat saya mengenang tentang sebuah kontrakan kecil di tengah kota Jogja, di mana saya membangun produk dan tim digital pertama saya pada tahun 2008, serta kegagalan yang saya alami saat mengembangkan tim dan produk tersebut. Produk pertama yang kami buat waktu itu adalah Flight Information Display System Plus (FIDS+), sebuah media yang menayangkan jadwal keberangkatan dan kedatangan pesawat berselingan dengan video iklan komersial yang dipasang pada sejumlah titik di bandara Adisucipto.

Saat mengembangkan produk ini, saya tidak menyadari pentingnya aspek lain selain aspek teknis.

Hal-hal seperti manajemen keuangan, personalia, riset data, dan administratif tidak saya anggap penting saat itu. Maklum masih muda, belum lulus kuliah dan gegabah.

Pada akhirnya tim dan produk yang kami kembangkan dan kelola ini hanya bertahan dua tahun tanpa mengalami pengembangan yang berarti.

Kegagalan kami pada saat itu jelas menimbulkan kekecewaan, tetapi sekaligus memotivasi saya untuk semakin mendalami cara pengembangan produk digital yang baik dan benar. Pengalaman ini dan pengalaman-pengalaman berikutnya membantu saya memahami bagaimana cara membangun tim dan mengembangkan produk dengan baik dan benar. Selain itu, saya pun coba mendefinisikan apa arti tim digital dalam definisi yang lebih kekinian.

Menurut saya, tim digital yang kekinian adalah tim yang terdiri dari berbagai macam disiplin ilmu di mana masing-masing individu mampu berproses dan berkolaborasi antara satu dengan yang lain secara otonom sehingga tercapai sebuah tujuan bisnis yang telah disepakati bersama.

Definisi ini jauh berbeda dengan pemahaman saya zaman dahulu di mana tim digital itu hanya terdiri atas desainer, developer, dan marketing saja. Saya berpendapat pandangan seperti ini telah usang dan berbahaya karena menyuburkan ide bahwa tim digital itu berisi tidak lebih dari sekumpulan orang-orang teknis saja. Padahal, tim digital adalah sesuatu yang strategis, sehingga membutuhkan juga perencanaan keuangan dan manajemen sumber daya manusia yang matang.

Ciri-ciri tim yang kekinian

Codex Januari 2019

Saya percaya bahwa sebuah organisasi yang efektif dan sistematis pasti akan mampu membuat produk/jasa dengan efektif dan sistematis juga. Produk/jasa yang baik merupakan refleksi dari kekuatan dan kontribusi kolektif dari masing-masing individu dalam organisasi tersebut.

Tujuan utama dari tim adalah menyelesaikan pekerjaan seperti yang sudah disepakati, maka karakter dari anggota tim adalah individu yang percaya diri, berpikiran terbuka, serta proaktif sehingga mereka bisa melakukan sesuatu secara terencana, sadar, dan bertanggung jawab.

Mereka mampu membangun kesadaran bersama tentang pentingnya komitmen, serta terbiasa bekerja dan belajar secara kolektif dari pengalaman orang lain yang berbeda disiplin ilmu. Mereka percaya bahwa demi membuat produk/jasa yang berdampak optimal, tim harus melakukan proses secara berulang dan inkremental sesuai dengan kebutuhan penggunanya.

Tim ini mampu dengan mudah beralih sudut pandang antara melihat secara garis besar tujuan yang akan dicapai dengan tugas harian yang bisa dikerjakan demi mencapai tujuan tersebut. Kemampuan beralih sudut pandang ini membuat tim tidak hanya memiliki motivasi tinggi untuk menyelesaikan pekerjaan, namun juga menimbulkan rasa memiliki atas apa yang dikerjakan. Tim jadi mengetahui secara umum tujuan dari produk/jasa yang mereka buat.

Tim yang kekinian menghindari penggunaan perasaan sebagai landasan pengambilan keputusannya.

Mereka memilih menggunakan data sebagai landasan pengambilan keputusan mereka.

Mereka percaya bahwa segala keputusan harus bisa diukur dan dipelajari karena hal tersebut bisa menjadi panduan untuk pengambilan keputusan di masa yang akan datang.

Masih banyak suka duka dalam sprint berikutnya yang harus kami lewati sehingga tim yang sedang berproses bersama saya sekarang bisa menjadi kekinian seperti yang saya uraikan di atas. Saya tetap optimis pada akhirnya tim yang saya kelola sekarang di Codex pada saatnya akan menjadi tim digital yang kekinian sesuai dengan apa yang saya cita-citakan, walaupun saya juga tidak tahu persisnya pada sprint ke-berapa hingga akhirnya bisa seperti itu.

Tak terasa sudah terlalu lama pikiran saya berimajinasi, sudah saatnya saya mengakhiri lamunan lewat tulisan ini dan bersiap untuk menutup sprint yang kedua.

--

--

Bramasta Dwi Saka
codexstories | CODEX Telkom

Design & Research Practitioner | Lean & Agile Thinker | Codex Co-Founder | Head of uniteux.com