10 Tip Menjadi Desainer UI/UX di Perusahaan Besar Tanpa Pengalaman dan Gelar

Aretta Aniendra
codexstories | CODEX Telkom
8 min readOct 16, 2019
Photo by unsplash.com

Ketika kita mencari lowongan pekerjaan yang berhubungan dengan desainer UI/UX junior, tidak jarang perusahaan yang menuliskan kriteria berikut di lowongan mereka:

“2 tahun pengalaman di bidang desain UI/UX, expert dalam desain interaksi, menguasai front end developer.”

Padahal menurut saya pribadi, hal-hal tersebut bukanlah peran seorang desainer junior. Siapa pun yang memiliki pengalaman sebanyak itu seharusnya sudah menjadi desainer senior, konsultan desain, atau penulis buku di bidang desain UI/UX.

Kriteria-kriteria seperti itu juga akan membuat para desainer pemula berpikir bahwa mereka membutuhkan pengalaman bertahun-tahun dan kualifikasi yang tinggi untuk bisa memulai karier.

Lewat artikel ini, saya akan berbagi tip tentang cara memulai karier sebagai desainer UI/UX, untuk kamu yang belum mempunyai banyak pengalaman sebagai desainer profesional sebelumnya.

1. Perbanyak melihat referensi di situs khusus desain

Home dribbble.com

Saat membuat desain, kita terkadang merasa stuck. Kita membutuhkan inspirasi agar tetap kreatif dan dapat membuat solusi desain terbaik. Dengan melihat banyak referensi, kita bisa tahu update desain terbaru dan terpopuler, yang nantinya bisa kita jadikan “perpustakaan” desain di dalam otak kita.

Beberapa contoh situs referensi desain yang bisa kamu kunjungi adalah Dribbble, Behance, Pinterest. Coba cari dan jelajahi desain yang dibuat oleh desainer dari seluruh dunia, yang sesuai dengan minat kamu. Bagi saya pribadi, melihat portofolio yang dibuat oleh desainer lain bisa banyak membantu untuk lebih memahami tren desain, strategi, tata letak dan apa yang diharapkan untuk produk saya dalam sudut pandang desainer lain.

2. Amati alur dan desain aplikasi ketika menggunakan smartphone (Android / iOS) dan laptop (Windows / macOS)

Flow sharing foto dan folder pada aplikasi OneDrive for IOS

Seorang desainer aplikasi pasti akan selalu berusaha untuk mengeksplorasi produk. Kamu harus bisa berkreasi sekreatif mungkin untuk menentukan alur (flow) beserta desain yang cocok untuk setiap sistem operasi yang digunakan pengguna (iOS, Android, macOS, atau Windows).

Dari hasil observasi flow tersebut, kamu akan mengerti bahwa tugas utama dari developer dan desainer adalah membuat desain UI/UX yang indah dan rapi, serta menambahkan fitur inovatif untuk menambah pengguna baru dan memudahkan pengguna lama.

Flow adalah salah satu bagian terpenting dari desain aplikasi. Target pengguna kamu harus mengerti alur dari halaman aplikasi dan dapat menggunakannya sejak pertama kali memakainya. Mereka harus dapat mengakses fungsi apa pun tanpa kebingungan. Untuk memberikan kesan bahwa sebuah aplikasi itu mudah digunakan di mata para pengguna, maka flow aplikasi harus sempurna.

3. Membaca artikel dan buku desain UI/UX secara online maupun offline

Rekomendasi buku mengenai desain UI/UX by Mockplus Team

Hal pertama yang harus kamu lakukan sebelum membaca buku adalah kamu harus menaruh minat dahulu pada tema buku yang ingin kamu baca. Dengan begitu, ketertarikan tersebut akan mendorong kamu untuk menyelesaikan buku itu.

Kamu pun tidak harus selalu membaca buku tentang desain UI/UX, namun kamu juga bisa membaca buku tentang tema lain seperti biografi, psikologi, dan fiksi, dengan tujuan untuk membiasakan diri membaca buku.

Jika kamu tidak terbiasa membaca buku, kamu bisa coba berlatih dengan membiasakan diri membaca dua halaman setiap hari. Bila sudah terbiasa, tingkatkan menjadi empat, enam, hingga delapan halaman per hari, dan seterusnya hingga kamu terbiasa untuk membaca. Semakin banyak pengetahuan yang kamu dapat, maka akan semakin banyak alternatif solusi yang bisa kamu gunakan ketika merancang desain UI/UX.

Berikut ini adalah daftar buku dan artikel tentang desain UI/UX terbaik yang direkomendasikan oleh situs web dan blog profesional:

4. Aktif mengikuti komunitas desainer

Komunitas di CODEX

Pertimbangkan untuk sering datang ke acara yang diadakan oleh komunitas-komunitas desain UI/UX. Dengan begitu, kamu bisa mendapat mentor, lowongan pekerjaan, kenalan baru, dan peluang-peluang lainnya.

Contoh komunitas desain UI/UX di Indonesia antara lain:

Beberapa komunitas biasanya membutuhkan volunteer (relawan) untuk menyelenggarakan event. Kamu bisa menawarkan diri untuk membantu, sehingga membentuk pertemanan yang solid di dalam komunitas. Keterlibatan kamu dalam komunitas dapat membuka pintu dan peluang baru untuk karier desain kamu di masa depan.

5. Aktif mengikuti konferensi desain UI/UX

Techinasia Jakarta, photo by techinasia.com

Cara terbaik untuk berkenalan dan berhubungan dengan para profesional, mempelajari lebih lanjut tentang inovasi yang tengah berlangsung, serta mengikuti tren desain terkini, adalah dengan menghadiri konferensi desain UI/UX. Kamu tidak hanya mendapatkan kesempatan untuk menyaksikan pidato dari para senior dan pakar secara konsisten, tetapi kamu juga memiliki kesempatan untuk berkenalan dengan orang lain yang juga memiliki minat yang sama.

Setiap ranah karier profesional selalu memiliki tema konferensi / event / workshop sendiri, termasuk di bidang teknologi digital seperti sekarang. Contoh konferensi yang aktif diselenggarakan di Jakarta, adalah:

6. Mengikuti kursus online untuk materi UI/UX

Interaction Design Fondation Home

Ada banyak kursus desain UI/UX yang bisa kamu pelajari seperti:

Ikuti setidaknya satu kursus online hingga selesai.

Tip dari saya, jika kamu memiliki ide untuk membuat aplikasi, jangan pilih suggested course yang disarankan oleh kursus tersebut. Pilih saja tema kursus yang sesuai minat kamu (misalnya yang berkaitan dengan hobi / tren terkini), karena itu akan berpengaruh terhadap niat kamu untuk menyelesaikan kursus tersebut. Apa yang kamu buat selama kursus nantinya bisa kamu gunakan sebagai portofolio untuk ditunjukkan kepada klien, untuk melamar pekerjaan, atau kamu lanjutkan pengembangannya hingga bisa menjadi sebuah bisnis.

Program kursus seperti ini juga dapat memperkenalkan kamu pada apa yang harus kamu lakukan saat bekerja sebagai desainer UI/UX. Mengambil kelas seperti itu bukan hanya tentang belajar, tetapi juga memberi momentum. Sertifikat dan networking yang kamu dapat adalah dua hal yang sangat penting untuk karier kamu yang panjang.

7. Membuat CV dan resume online dengan memberi peminatan di bidang desain UI/UX secara teknikal

Contoh resume desainer UX by resumeviking.com

Apabila kamu telah melakukan tip-tip di atas, maka kurang lebih kamu telah mendapat gambaran tentang seperti apa pekerjaan di bidang desain UI/UX, baik sebagai desainer maupun researcher.

Resume atau CV dapat melengkapi portofolio kamu saat ditunjukkan ketika wawancara kerja. Portofolio desain tersebut nantinya bisa menunjukkan pencapaian keahlian desain kamu secara rinci, sementara resume dapat menampilkan pencapaian kamu di dunia desain.

Tip dari saya, hanya tampilkan desain terbaru dan yang berhubungan dengan pekerjaan yang sedang kamu lamar, karena hal itu akan menunjukan bahwa kamu fokus dan mengerti tentang pekerjaan tersebut.

Jika kamu telah mengirimkan resume ke sejumlah perusahaan dan tidak ada yang membalas, maka inilah saatnya untuk mempertimbangkan apakah pesan dalam resume kamu sudah tersampaikan dengan baik atau belum? Jika belum, coba minta pandangan dari orang lain di sekitar kamu untuk memperbaiki pesan dari resume tersebut.

8. Aktif meminta saran dari teman dan senior tentang portofolio yang kamu buat

Photo by pexels.com

Menerima umpan balik (feedback) adalah bagian paling berharga dari proses kerja setiap desain UI/UX. Setinggi apa pun pengalaman seorang desainer, tanpa feedback dari orang lain, pekerjaan kamu tidak akan dihargai dan tidak akan dipahami oleh orang lain selain diri kamu sendiri.

Teman atau senior juga bisa memberikan pengetahuan yang tidak akan pernah kamu dapatkan, lengkap dengan serangkaian pengalaman dan keterampilan mereka yang unik. Ambil pengalaman mereka yang beraneka ragam tersebut, dan gunakan untuk menambah nilai dari portofolio kamu.

Aspek paling penting untuk mendapatkan umpan balik yang luas dan dapat dieksekusi adalah menciptakan lingkungan di mana para pemberi feedback bisa memberi pendapat senyaman mungkin seperti berbicara santai dengan teman dekat.

9. Menjadi pendengar yang bijak saat menerima insight dari teman / klien / mentor

Photo by pexels.com

Langkah paling penting dalam menerima feedback adalah kemampuan untuk mendengar dan menerima kritik tersebut dengan tulus. Daripada merasa portofolio kita jelek atau malu, lebih baik bersyukur bahwa masih ada orang lain yang menghargai kamu dengan menemukan kekurangan portofolio kamu. Mereka menghabiskan waktu dan energi untuk kamu. Jika kamu menanggapinya dengan pasif agresif atau hanya diam dalam menanggapi, itu akan menjadikan sifat yang kontraproduktif.

Pada awalnya, akan sulit untuk tidak bereaksi negatif pada setiap kritikan. Namun, hal itu akan menjadi lebih mudah seiring dengan berjalannya waktu dan semakin sering kamu berlatih.

Sadarilah bahwa sebuah portofolio bukanlah hasil akhir dari proses kamu berkarya dan meniti karier, melainkan hasil dari proses kreatif yang terus berkembang dan menjadi lebih baik.

Menjadi pendengar yang baik dan tulus akan menunjukan beragam perspektif dan pendapat tentang desain, serta menunjukkan kesalahan yang sering luput dari mata kamu. Untuk memaksimalkan manfaat yang bisa kamu terima dari feedback, penting untuk menjadi pribadi yang santai, sehingga orang yang memberikan kritik pun akan merasa nyaman ketika melakukannya.

10. Tetap teguh dan selalu terus mencoba di saat gagal

Photo by pixabay.com

Setelah mencoba banyak langkah seperti di atas, namun gagal sekali, tiga kali, hingga lima kali, janganlah menyerah. Ketika kamu mencoba dan gagal, namun kamu tidak berjuang, maka keberhasilan itu tidak akan pernah datang.

Contoh, sebelum bekerja sebagai desainer UI/UX di CODEX, saya sudah puluhan kali mengirimkan CV ke banyak perusahan dan hanya dipanggil perusahaan untuk ikut tes wawancara sebanyak dua kali. Tetapi saya tetap tidak menyerah dan percaya bahwa saya bisa menjadi seorang desainer di perusahaan impian saya. Hingga akhirnya keteguhan dan kesabaran itu yang membawa saya bisa lebih dari satu tahun bekerja untuk membuat product design di CODEX.

Secara keseluruhan, jalan tercepat menjadi desainer UI/UX pemula adalah dengan menuntut ilmu. Diawali dari tingkat awal, kita semua harus belajar bagaimana caranya agar bisa menjadi lebih baik dalam bekerja, dengan berbagai cara alternatif. Hal itu adalah bagian dari langkah yang harus dilakukan untuk menjadi seorang desainer profesional.

--

--

Aretta Aniendra
codexstories | CODEX Telkom

UI/UX Designer on CODEX. Focused on logic design, user happiness, Telkom company culture. I’m always learning and love to help, say hi! :)