6 Tips Membuat Curriculum Vitae untuk Fresh Graduate
Setiap tahun, ada banyak lulusan baru dari seluruh universitas di Indonesia yang siap mencari dan melamar pekerjaan sesuai yang mereka kehendaki. Dalam proses tersebut, ada sebuah “senjata” yang perlu mereka siapkan untuk menjelaskan pengalaman akademik, organisasi, hingga prestasi mereka kepada para rekruter.
Ya tepat sekali, senjata itu bernama Curriculum Vitae (CV).
Sebenarnya, bagaimana sih bentuk CV yang baik untuk melamar kerja? Simak tips berikut ini ya.
1. Pahami bentuk CV yang diinginkan rekruter
Ketika ada persyaratan melampirkan CV dalam proses melamar kerja, sebenarnya yang diharapkan tidak selalu berupa CV. Ada juga perusahaan yang justru membutuhkan informasi diri kalian dalam bentuk Resume.
CV adalah sebuah dokumen riwayat hidup yang menjelaskan lengkap informasi diri seperti tempat dan tanggal lahir, alamat rumah, kewarganegaraan, hingga status perkawinan yang dilengkapi dengan foto, riwayat pendidikan, pekerjaan dan informasi detil lainnya. Biasanya CV dibutuhkan saat seseorang sudah menandatangani kontrak kerja dengan perusahaan, untuk kelengkapan informasi karyawan.
Sedangkan Resume memiliki sifat yang lebih fleksibel, bisa disesuaikan dengan lowongan kerja yang diinginkan.
Apa yang tertulis pada Resume bisa diubah sesuai dengan kebutuhan, karena tujuan pembuatannya memang untuk mengiklankan kemampuan diri.
Ketika lowongan yang tersedia adalah spesifik untuk pekerjaan tertentu, maka yang dibutuhkan biasanya adalah Resume. Kamu ditantang untuk menonjolkan diri untuk bersaing dengan kandidat lainnya.
Nah, untuk poin-poin berikutnya, kita akan batasi pembahasan bahwa yang dimaksud CV dan diminta oleh rekruter adalah yang berbentuk Resume.
2. Lengkapi dengan konten yang informatif
Susunlah isi yang informatif dalam satu halaman, atau maksimal dua halaman saja. Informasi yang bisa kamu masukkan:
- Penjelasan pribadi: menjelaskan diri kamu secara singkat, terutama tentang minat terbesar dan kemampuan andalan untuk pekerjaan yang kamu lamar.
- Informasi pribadi: nama lengkap, domisili, nomor telepon yang bisa dihubungi, alamat email, dan akun sosial media profesional yang relevan seperti LinkedIn dan github.
- Riwayat pendidikan: riwayat pendidikan formal terakhir, beserta tahun, dan konsentrasi atau bidang yang ditekuni. Bisa juga ditambahkan dengan pendidikan informal seperti bootcamp dan short course.
- Pengalaman kerja: tulis nama perusahaan, tahun bekerja, posisi, dan deskripsi singkat tentang pekerjaan kamu sebelumnya. Bisa juga cantumkan pengalaman magang atau freelence.
- Pengalaman organisasi: tulis nama organisasi, tahun bergabung, dan posisi yang kamu jalankan. Penting untuk menuliskan apakah kamu turut menjadi relawan kegiatan di luar kampus.
- Prestasi/pencapaian: tulis dengan singkat prestasi kamu selama lima tahun terakhir, yang relevan dengan pekerjaan.
- Keterampilan, minat, dan bahasa: penting untuk menuliskan keterampilan yang relevan dengan pekerjaan yang kamu lamar, serta minat aktivitas seperti olahraga dan kesenian. Selain itu, kamu pun bisa menambahkan kemampuan bahasa yang kamu kuasai.
3. Buat konten yang padat dan efektif
Karena sifatnya adalah untuk “mengiklankan” diri, maka hanya tulis informasi yang relevan dengan lowongan pekerjaan yang kamu minati. Misalnya untuk pekerjaan Digital Marketing, tulis pengalaman organisasi yang relevan dengan dunia marketing, seperti pengalaman menjadi staf publikasi dan dokumentasi atau admin media sosial untuk kegiatan kampus.
Hindari menuliskan pengalaman yang tidak relevan seperti menjadi pelatih tim sepak bola. Meskipun pengalaman kamu itu adalah sebuah prestasi, tetapi mungkin tidak terlalu efektif untuk disampaikan.
Selain itu, jangan terlalu detail dalam menuliskan riwayat pendidikan, cukup tuliskan riwayat pendidikan terakhir kamu saja. Misalkan kamu adalah lulusan SMA/SMK, ya cukup tulis SMK dengan konsentrasi apa, pada tahun berapa. Jika sudah sampai S2, cukup tulis pendidikan S1 dan S2 saja.
Rekruiter membutuhkan informasi riwayat pendidikan yang relevan dengan kebutuhan pekerjaan yang sedang dibuka. Mereka tidak akan peduli kamu berasal dari SD atau TK mana.
4. Pelajari persyaratan dan deskripsi pekerjaan yang Anda lamar
Penting untuk melakukan riset kecil terkait pekerjaan apa yang sedang kamu lamar. Hal ini dibutuhkan agar kamu bisa menuliskan pengalaman yang relavan, terutama dalam bagian Penjelasan Pribadi atau Personal Statement, serta keterampilan yang kamu tekuni. Ini akan menjadi modal besar bagi rekruter untuk menggali lebih dalam kemampuan kamu.
Terlebih jika kamu melamar pekerjaan di bidang yang baru, sehingga kamu tidak memiliki pengalaman terkait bidang tersebut. Pahami dan jelaskan bahwa kamu adalah orang yang mudah belajar hal baru dengan kemampuan dasar yang kamu tuliskan.
5. Desain yang menarik
Gambar di atas adalah dua contoh CV yang sering diperdebatkan, mana yang lebih baik untuk melamar kerja. Sebenarnya, inti dari sebuah CV adalah informasi di dalamnya. Namun jangan sampai kamu meninggalkan unsur kerapian maupun estetika penulisannya.
Kembali ke gambar di atas, jika melihat unsur kelengkapan dan efektivitas penulisan informasi, desain B cukup mewakili kebutuhan untuk melamar pekerjaan. Simpel dan ringkas.
Namun hal ini tergantung pada lowongan yang tengah dilamar. Jika posisi tersebut membutuhkan kreativitas seperti Content Creator atau UX Desainer, maka karakter desain A bisa dipertimbangkan untuk membangun ketertarikan dan menunjukkan keterampilan kreativitas kamu.
6. Buat sejujur mungkin
CV pasti akan dipelajari oleh para rekruter. Dokumen tersebut adalah bekal awal kamu dalam memperkenalkan diri pada mereka. Karena itu, usahakan untuk membuatnya sejujur mungkin.
Setelah pemeriksaan dokumen, akan ada sesi wawancara (interview) di mana rekruter akan melakukan validasi atau cek kelayakan kandidat. Jika apa yang kamu ceritakan di CV tidak sesuai dengan kenyataan, maka mereka akan melihat perbedaannya. Jika menemukan kejanggalan seperti itu, mereka tidak segan untuk menghentikan proses interview saat itu juga.
Selain itu, jangan menulis keterampilan atau kemampuan yang belum kamu kuasai secara berlebihan di dalam CV. Kamu harus siap ketika atasan kamu mempunyai ekspektasi tertentu terhadap kemampuan yang kamu tulis di CV.
Jika sudah berhasil membuat CV yang menarik untuk melamar pekerjaan, jangan lupa untuk berdo’a agar proses yang diikuti dapat berjalan sesuai harapan. Sampai jumpa di tulisan lainnya ya!