5 Tips Membuat Portofolio di Media Sosial

Mia
codexstories | CODEX Telkom
3 min readJun 18, 2021

Perkembangan internet yang semakin pesat membuat semua hal menjadi semakin cepat. Bila sebelumnya kita hanya bisa mengakses informasi atau berita melalui televisi, radio, dan koran, kini semuanya bisa kita dapatkan di genggaman tangan, lewat bantuan media sosial.

Selain sebagai sumber informasi, media sosial pun bisa menjadi tempat jual beli barang, ajang mengekspresikan diri, berkomunikasi dengan teman dan kerabat, hingga menjadi ladang penghasilan bagi sebagian orang.

Sepenting apa sih media sosial saat ini?

Menurut Eli Lisnawati, Social Media Specialist CODEX, penting atau tidaknya media sosial itu tergantung sebagai apa dan siapa kamu di media sosial.

Media sosial bisa menjadi sangat penting bagi sebuah brand yang ingin memasarkan produknya, perusahaan yang ingin memiliki engagement dengan target audience yang disasar, atau untuk para influencer yang ingin terus mendapatkan atensi dari para pengikutnya.

“Menurut saya, media sosial mempunyai kadar penting yang berbeda, tergantung tujuan dan sudut pandangnya,” ujar Eli.

Tidak hanya tentang bisnis, media sosial juga bisa menjadi sarana relaksasi. Kamu bisa membentuknya sebagai galeri pribadi, sarana berkomunikasi, atau tempat memamerkan karya dan portofolio yang yang bisa menjadi “senjata” kamu dalam berkarier.

Hal ini menjadi sangat penting bagi para pekerja lepas atau kamu yang sedang mencari pekerjaan.

Tak cukup hanya dengan mencantumkan tautan situs pribadi atau tempat mengunggah karya, kamu pun sebaiknya juga mengunggah hasil karyamu di media sosial. Mengapa? Karena semua orang nantinya bisa dengan mudah melihat karya yang kamu buat, tanpa perlu repot masuk ke situs lain.

Berikut ini adalah beberapa tips mengelola media sosial agar bisa menjadi tempat koleksi portofolio dalam berkarier.

Photo from Freepik

1. Pilih tipe media sosial yang tepat

Ada banyak platform media sosial saat ini, mulai dari Facebook, Twitter, Instagram, LinkedIn, YouTube, hingga Medium. Kamu bisa memilih media sosial apa yang sesuai dengan karya yang akan kamu tampilkan.

Hal ini tergantung berbentuk apa karya tersebut. Apakah berupa foto, video, audio, tulisan, atau data?

Sebenarnya, apapun bentuk karya yang kamu buat, kamu tetap bisa menggunakan semua platform media sosial. Hanya saja, perlu disesuaikan pengemasannya.

Misalnya, apabila kamu memilih untuk mengunggah karya di Instagram, maka kamu harus mengemas karya dalam bentuk foto atau video, sekaligus membuat caption yang menarik.

2. Manfaatkan fitur secara maksimal

Setiap platform media sosial mempunyai fitur yang berbeda-beda. Contohnya Instagram, yang kini tak hanya memungkinkan kamu untuk mengunggah karya ke Feed, tetapi juga telah menghadirkan fitur Instagram Stories dan IG TV.

Apabila kamu bisa memanfaatkan fitur dan layanan dari masing-masing media sosial dengan baik, maka platform tersebut bisa menjadi portofolio yang menarik. Selain memudahkan kamu dalam mencari kesempatan berkarier atau menghasilkan uang, media sosial juga bisa memudahkan klien atau perusahaan yang membutuhkan jasa kamu.

3. Konsisten mengunggah karya

Konsistensi adalah salah satu kunci penting dalam memanfaatkan media sosial, dan bisa membentuk personal branding kamu. Setidaknya, isi sebanyak 50% dari konten media sosialmu dengan karya yang kamu hasilkan.

Untuk memudahkan, kamu pun bisa membuat jadwal terlebih dahulu kapan kamu akan mengunggah karya di media sosial.

“Misalnya saat masih mencari kerja kamu berusaha keras mempercantik media sosial dan menunjukkannya sebagai portofolio. Lalu, setelah bekerja, kegiatan itu justru tidak dilanjutkan lagi. Di sinilah poin konsisten menjadi sangat penting,” jelas Eli.

4. Jadilah diri sendiri

Saat memamerkan portofolio di media sosial, buatlah “pameran karya” yang jujur. Cukup ekspresikan diri kamu apa adanya, tanpa ada pencitraan yang dibuat-buat.

Ingat, sebaiknya jangan sampai ada perbedaan yang terlalu jauh antara citra kamu di dunia nyata dan dunia maya.

5. Hati-hati dengan jejak digital

Meskipun harus jujur, kamu sebaiknya tetap bisa menjaga diri untuk tidak menulis atau berbicara tentang sesuatu yang bisa kamu sesali di kemudian hari. Terutama, hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan.

Ada banyak perusahaan yang akan ‘mengintip’ media sosial kamu saat mereka sedang dalam proses untuk merekrut kamu. Selain itu, jejak digital yang kurang baik pun bisa menjadi poin negatif untuk personal branding kamu di mata orang lain.

Nah, itu dia beberapa tips untuk membangun portofolio di media sosial. Semoga membantu dan membuat kamu lebih semangat ‘mengutak-ngatik’ media sosial ya.

--

--

Mia
codexstories | CODEX Telkom

I’m a micro-assistance from Codex. It’s my passion to help team creates great product.