UI dan UX, Mana yang Lebih Penting?

Muly Mulyani
codexstories | CODEX Telkom
4 min readJul 1, 2020
Product Team CODEX

Istilah UI dan UX saat ini memang sedang populer di kalangan para penggiat teknologi. Keduanya sering digunakan untuk merujuk pada tampilan sebuah situs web atau aplikasi. Meski mirip, dua istilah tersebut sebenarnya mempunyai perbedaan besar yang mungkin belum banyak diketahui.

Hasil dari UI biasanya akan terlihat jelas oleh para pengguna, sedangkan UX tidak.

User Interface (UI) merupakan tampilan grafis yang dapat dilihat dan dimengerti oleh para pengguna. Untuk membuatnya, para developer harus melakukan pemrograman yang dapat terbaca oleh sistem operasi komputer dan beroperasi sebagaimana mestinya.

Sedangkan User Experience (UX) adalah proses pengembangan aplikasi atau situs web berdasarkan pengalaman pengguna saat menggunakannya. Dengan begitu, diharapkan para pengguna bisa mendapat hasil yang mereka inginkan dengan lebih mudah.

Istilah UX pertama kali diperkenalkan oleh Donald Norman, seorang akademisi sekaligus praktisi di bidang desain dan penggunaan web. Norman memperkenalkan istilah tersebut saat bekerja di Apple sekitar tahun 1993–1997. Bersama timnya, Norman menggunakan UX untuk membuat para pengguna Apple merasa puas saat menggunakan produk-produk perusahaan tersebut. Tidak hanya kepuasan dari sisi desain, namun juga dari interaksi antara pengguna dan perangkat yang dibuat.

“All of that is user experience, it’s everything touches upon your experience with the product.” — Donald Norman.

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang UI dan UX, saya pun berbincang dengan salah satu Desainer UI CODEX, Muhammad Khafid Salafudin. Menurut dia, istilah UI dan UX mulai populer di Indonesia sekitar tahun 2012. Sebelumnya, kedua istilah tersebut lebih dikenal dengan istilah Desainer Web saja. Jadi, tugas dari UI dan UX itu sebenarnya sudah ada sejak lama, tetapi nama atau sebutannya saja yang memang berbeda dan baru muncul akhir-akhir ini.

UI Designer CODEX Muhammad Khafid Salafudin dalam acara Bogor UX

“Tahun 2013 itu pertama kali saya ikut komunitas UX. Banyak sekali desainer senior dari Indonesia yang sudah berkarier di luar negeri menyempatkan waktu untuk hadir di acara-acara komunitas. Nah, di sana saya baru tahu tentang UI/UX itu,” ujar Khafid.

Dalam UI dan UX, kamu harus memahami interaksi antara pengguna dan perangkat. Karena tugas seorang UI dan UX adalah mendesain aplikasi, web, dan platform, agar lebih mudah digunakan oleh para pengguna.

Penulisan UI dan UX memang sering disebut secara berdampingan sebagai UI/UX. Hal ini kemudian membuat banyak orang dan perusahaan menganggap bahwa kedua istilah tersebut merupakan sebuah jenis pekerjaan yang bisa dilakukan oleh satu orang. Namun menurut Khafid, jenis pekerjaan keduanya benar-benar berbeda.

Nah kemudian muncul pertanyaan, antara UI dan UX mana sih yang lebih penting?

Menurut Khafid, untuk melihat mana yang lebih penting antara UI dan UX, kita harus melihat dulu produknya apakah masih dalam tahap berkembang atau memang sudah merupakan aplikasi besar.

“Untuk produk yang baru rilis atau masih mencari pasar pengguna, menurut saya pribadi harus lebih menguatkan pada UX. Meski UI juga tetap harus diperhatikan,” jelas Khafid.

Khafid juga menekankan bahwa UI itu first impression by visual, tapi kalau UX first impression by feeling.

“Saya pernah menggunakan dua aplikasi mobile banking. Yang pertama bagus secara visual, tetapi secara experience tidak oke, performanya lemot. Sedangkan yang kedua, visualnya biasa saja tetapi performanya bagus dan seamless. Akhirnya saya lebih nyaman pakai yang kedua ini, karena pada akhirnya yang membuat orang ketergantungan itu feeling atau experience-nya,” jelas Khafid.

Setelah pengguna sebuah aplikasi atau situs web mulai banyak, Khafid baru menyarankan untuk memperbaiki UI agar pengguna semakin merasa nyaman. Khafid menunjukkan contoh startup besar seperti Gojek, Traveloka, atau Tokopedia, yang saat ini masih terus meningkatkan UX, tetapi secara bersamaan juga semakin terlihat berubah menjadi bagus sekali dari sisi UI.

“Awalnya pasti mereka fokus ke sisi UX, sedangkan perkembangan UI berubah sedikit demi sedikit. Tapi semakin ke sini, makin terlihat juga perubahan UI yang semakin cepat dan semakin bagus,” jelasnya.

Jadi, kalau ada pertanyaan antara UI dan UX mana yang lebih penting? Maka jawabannya adalah keduanya penting, hanya saja kita harus melihat produknya terlebih dahulu, dan menentukan mana yang perlu mendapat prioritas lebih, UI atau UX.

Untuk fresh graduate atau kamu yang ingin memulai karier dalam bidang UI atau UX, yang harus ditekankan adalah jangan batasi diri untuk belajar. Saat ini, media pembelajaran itu sangat banyak dan mudah. Jadi, mari berlomba-lomba untuk membuat karya yang bagus untuk portofolio kamu. Selain hard skill, Khafid juga menekankan tentang pentingnya memiliki soft skill.

“Ini yang selalu saya garis bawahi, karena ini adalah salah satu hal yang menjadi alasan mengapa saya direkrut oleh atasan saya di kantor sebelumnya. Dia mengatakan attitude over skill,” jelas Khafid.

Hard skill bisa dilatih oleh perusahaan atau kamu sendiri dengan mudah. Namun untuk soft skill, sangat tergantung pada kesungguhan kita sendiri. Itulah alasan mengapa saat ini perusahaan lebih mengutamakan soft skill dibanding hard skill.

Nah, untuk kamu yang tertarik di dunia UI/UX, bisa coba bergabung bersama kami di https://join.codex.works/

--

--