COMPFEST Talks: Inovasi Teknologi Menghadapi Transformasi Saat Ini

COMPFEST
COMPFEST
Published in
7 min readJan 19, 2021

Halo, Digifellas

COMPFEST Talks yang merupakan rangkaian acara terakhir dari COMPFEST dilaksanakan dua hari berturut-turut, dengan dua channel yang berbeda, salah satunya adalah channel Innovation. Sekarang, COMPFEST Talks telah berada hari kedua, yang sekaligus menjadi dari hari terakhir berjalannya COMPFEST tahun ini. Untuk itu, mari kita lihat apa saja informasi yang tersampaikan di Channel Innovation pada hari ini.

Keynote Speakers

COMPFEST Talks hari kedua dimulai dengan pembukaan dari Keynote Speakers yaitu Bapak Johnny G. Plate selaku Menteri Komunikasi dan Informatika. Beliau mengatakan di era Revolusi 4.0 ini, disrupsi digital semakin masif. Teknologi dan sistem digital seperti Artificial Intelligence dan cloud computing dimanfaatkan sebagai alat untuk membantu keseharian masyarakat. Di era sekarang, ruang siber dan ruang fisik tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Inovasi-inovasi dari teknologi digital ada untuk menyelesaikan tantangan di masyarakat.

Teknologi signifikan tidak hanya untuk masyarakat, tetapi juga untuk perkembangan ekonomi negara.

Diprediksikan Indonesia menjadi salah satu dari lima negara dengan ekonomi terkuat di 2045. Sektor telekomunikasi diharapkan menjadi kontributor yang sangat signifikan. Terbukti seperti di masa COVID-19 ini, sektor komunikasi dan informatika tetap tumbuh positif sebesar 9,6% di kuartal pertama 2020 dan naik ke angka 10,88% di kuartal kedua. Dalam upaya pelaksanaan arahan akselerasi transformasi digital dari Presiden Joko Widodo, Kementerian Komunikasi dan Informatika menurunkan kebijakan prioritas.

Kebijakan tersebut adalah percepatan perluasan akses internet dan infrastruktur digital, pengembangan dan adopsi teknologi digital, penyiapan regulasi untuk mendukung transformasi digital dan penguatan kolaborasi internasional, dan penyiapan serta pengembangan talenta digital. Beliau menyebutkan bahwa di masa depan, peran teknologi akan sangat signifikan. Tantangan dan hambatan akan selalu hadir bersama dengan peluang dan harapan. Jika bisa dimanfaatkan dengan optimal, inovasi teknologi dapat meningkatkan kualitas hidup manusia dan berpotensi baik. Untuk mewujudkan hal itu, dibutuhkan kerja sama dari semua pihak. Sesi ini ditutup dengan imbauan dari Bapak Johnny untuk memperkuat semangat untuk belajar berinovasi dan bersinergi demi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dalam realisasi visi besar transformasi digital Indonesia.

From Data to Actionable Insights: Speed it Up with BI

Sesi yang mengulas materi intelegensi bisnis ini dibawakan oleh Dandy M. Handoko selaku Head of Business Intelligence di GOPAY dan dimoderatori oleh Rickent Haki Putra selaku Senior Associate Business Intelligence di Big Four Firm. Sesi ini membahas mengenai pentingnya business intelligence (BI) khususnya di dalam aplikasi Gojek, use case sebagai aplikasi dari BI dan pentingnya pengelolaan data di BI.

Business Intelligence di Gojek sendiri sangatlah penting untuk membuat sebuah keputusan di dalam bisnis layaknya seorang consultant. “Data adalah suara pelanggan kami” dimana setiap interaksi customer dengan aplikasi selalu menjadi data dan acuan, misalnya saat user tidak menemukan restoran di gofood atau user sulit mengakses tampilan aplikasi. Dengan adanya data, Gojek mampu memberikan supply dan demand yang terbaik untuk mempertemukan user dan driver. Resource yang ada juga dapat dioptimalisasikan dengan heatmap,misalnya untuk booking conversion rate. Visualisasi data yang efektif dalam mampu membuahkan tindakan konkret di dalam dunia bisnis.

Pengelolaan data yang baik menjadi kunci dari data-driven culture.

Konsep utamanya adalah Garbage In Garbage Out (GIGO). Apabila data tidak diproses dengan baik, maka data akan berantakan, susah dipakai, dan tidak akurat. Untuk speed of data yang besar butuh data warehouse yang cukup besar. Penataan data yang baik memudahkan pengambilan data di saat itu juga. Kunci pengelolaan data adalah teknologi yang cukup, proses yang efektif dan talent yang mumpuni. Selain itu, terdapat pentingnya Data Governance yaitu pentingnya pengelolaan aset yang baik dan benar untuk memastikan efektivitas dari penggunaan data untuk menghasilkan keputusan strategis.

How Digital Transformation is Driving Customer Experience

Era revolusi industri 4.0, dimana banyak perubahan yang terjadi begitu cepat, menuntut perusahaan untuk mampu beradaptasi. Salah satu hal yang kerap dilakukan adalah melakukan transformasi digital. Transformasi digital merupakah salah satu strategi yang dilakukan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan dari perusahaan tersebut.

Berbicara tentang transformasi digital sebenarnya tidak hanya mengenai teknologi, melainkan juga mengenai bagaimana mengubah mindset, behavior, ataupun culture perusahaannya.

Pada perusahaan biasanya transformasi digital merupakan salah satu cara untuk meningkatkan customer experience, dimana transformasi digital dapat digunakan untuk mengenal customer lebih baik ataupun mempermudah customer dalam melakukan aktivitasnya. Pada perusahaan technology-based enterprise, transformasi digital biasanya digunakan untuk mengembangkan sumber dayanya serta meningkatkan kemampuannya, melakukan inovasi, meningkatkan business execution, dan akhirnya meningkatkan customer experience.

Di Indonesia dalam melakukan transformasi digital ada beberapa tantangan yang seringkali dihadapi. Banyak yang mengira bahwa persoalan terbesar dalam transformasi digital adalah teknologi. Namun, sebenarnya bukan teknologi yang menjadi masalah terbesar, melainkan mindset ataupun budaya dari orang-orang yang masih belum bisa lepas dari zona nyamannya, dimana mereka sudah nyaman dengan cara yang mereka lakukan biasanya. Selain hal itu, pembangunan infrastruktur yang belum merata di Indonesia serta regulasi yang belum mendukung juga menghambat perkembangan transformasi digital di Indonesia.

How to Maximize AI in Your Business

Webinar kali ini menghadirkan 2 pembicara yaitu Ahmed Aljunied selaku Co-Founder dan CTO dari Pinhome dan Meidy Fitranto selaku CEO dari Nodeflux. Sesi ini dimoderatori oleh Fariz Darari selaku dosen Fasilkom UI. Sesi COMPFEST Talks kali ini diawali dengan kegiatan sharing oleh kedua pembicara mengenai penggunaan AI dalam bisnisnya masing-masing. Kemudian, kegiatan selanjutnya dilanjutkan dengan sesi tanya jawab.

Meidy Fitranto menjelaskan bahwa sebenarnya Nodeflux sendiri merupakan perusahaan yang memproduksi AI. Nodeflux membuat mesin yang bisa menginterpretasi dari visual baik dari gambar ataupun video. AI yang dibuat dapat digunakan untuk public safety, business insight, dan juga visitor management. Kemudian pada masa pandemi Covid-19 ini, Nodeflux juga membuat AI untuk membantu percepatan penanganan Covid-19. AI tersebut dapat berguna untuk memonitor mobilitas kendaraan, mengukur social distance, serta melakukan face mask detection. Ada 3 hal yang mengakselerasi implementasi AI saat ini, yaitu data, komputasi, dan algoritmanya.

Kemudian Ahmed Aljunied juga menjelaskan bagaimana AI dapat membantu dalam bisnis. AI dapat digunakan untuk process automation dimana bisa untuk otomasi kegiatan administrasi serta finansial back-office, serta untuk cognitive insights dimana AI dapat mendeteksi pola dari data yang besar ataupun memprediksi apa yang ingin dibeli oleh customer. Selain itu, AI juga dapat digunakan untuk cognitive engagement, dimana bisa digunakan dalam membuat chatbot untuk berinteraksi dengan customer. Namun, dikatakan juga bahwa saat ini talent AI di Indonesia dirasa belum cukup banyak. Diperlukan integrasi antara universitas dengan industri-industri untuk menjembatani talent gap ini.

Is Online Learning Ideal for Indonesia?

Pada sesi ini, COMPFEST mengundang Jourdan Kamal, founder dari Mau Belajar Apa dan juga pak Aris Junaidi sebagai Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Moderator sesi ini adalah Fajar Adi Nugroho sebagai ketua BEM Universitas Indonesia.

Pertama-tama pak Aris sebagai perwakilan Kemendikbud memberikan materi tentang apa saja yang sudah Kemendikbud lakukan untuk mengarahkan dan menunjang kegiatan PJJ selama ini seperti melakukan pelatihan tentang pembelajaran daring, memberi subsidi pulsa dan internet sampai membuat Indonesia Cyber Education Institute sebagai media pembelajaran daring yang fleksibel dalam jangka panjang.

Kemudian sesi dilanjutkan dengan materi dari kak Jourdan. Beliau bercerita bagaimana di masa pandemi ini, Mau Belajar Apa yang tadinya berbasis offline harus melakukan transisi ke media daring. Proses digitalisasi kelas-kelas yang sebelumnya berbasis offline tidaklah mudah. Guru-guru harus diberi pelatihan dulu untuk dapat memberikan materi secara daring dengan menarik dan interaktif serta mencoba melakukan gamification pelajaran agar pelajaran daring tidak membosankan. Pendampingan orangtua kepada anaknya ketika pembelajaran daring juga menjadi salah satu faktor penting. Dengan pendampingan dan perhatian yang baik dari orangtua, pembelajaran daring dapat menjadi lebih efektif.

Pembelajaran daring di Indonesia masih membutuhkan banyak perbaikan dan peningkatan, tetapi bukan berarti pembelajaran daring di Indonesia tidak ideal. Pembelajaran daring mempunyai potensi yang sangat besar sebagai salah satu media Pendidikan di Indonesia yang mesti kita tingkatkan lagi.

Survival of the Fittest: Thriving in the Rise of Technology Era

Pada sesi puncak di Channel Innovation hari kedua ini, kami bertemu dengan Pak Dian Rachmawan selaku Direktur Telkom Wholesale & International Business Service, Pak Johanes selaku Digital Banking Business Product Lead at Jenius sebagai pembicara. Selain itu, ada jurnalis Andini Effendi sebagai moderator di sesi kali ini.

COVID-19 yang berdampak ke seluruh bidang tentunya membuat kita semua beradaptasi. Tak terkecuali Telkom dan Jenius. Pak Johanes membagikan bahwa Jenius secara bisnis terdampak karena pusat perbelanjaan dimana Jenius banyak mendapatkan nasabahnya harus tutup, namun dari segi balance justru naik karena masyarakat di rumah saja dan penggunaan uangnya dibatasi serta masyarakat menyimpan dana darurat. Sementara dari Pak Dian menjelaskan yang tadinya face-to-face meeting di Telkom beralih ke online.

Para narasumber juga menjelaskan upaya yang dilakukan untuk tetap survive di era ini. Pak Johanes mengatakan caranya dengan jeli melihat apa yang sedang dibutuhkan saat ini. Lalu, jangan lupa mendengarkan apa yang customer butuhkan supaya bisa dibantu dan dicari jawabannya. Hal ini sebagai upaya memberikan yang terbaik untuk nasabah. Pak Dian mengatakan untuk Telkom sendiri sedang melakukan pulling digital talent.

Di era ini, porsi dari digital talent akan lebih diberatkan daripada non-digital talent. Digital talent harus memiliki problem solving yang baik dan dilakukan secara digital.

Sesi ini ditutup dengan satu hal yang dapat dipetik di masa pandemi ini. “Moral storynya saya merasa menjadi individu yang lebih responsible” ujar Pak Dian. “Lebih menjadi thankful karena masih diberi kesehatan dan dapat bertemu keluarga walaupun di rumah saja.” ujar Pak Johanes.

Pantau terus informasi mengenai COMPFEST selanjutnya melalui akun media sosial Twitter kami @COMPFEST, Instagram kami @COMPFEST, dan situs kami http://www.compfest.id

Sampai jumpa!

(Editorial Marketing)

--

--

COMPFEST
COMPFEST

Times are changing. Are you ready to change with it? Witness the shifting of our culture in this modern era. #EmpowerBreakthrough