Main Event COMPFEST 14: The Closing Chapter for COMPFEST

Visianita Widyaningrum
COMPFEST
Published in
8 min readJan 24, 2023

COMPFEST 14, Depok — Main Event COMPFEST 14 diselenggarakan pada 12 November 2022 di Balairung Universitas Indonesia. Main Event merupakan acara puncak dari COMPFEST dengan berbagai aktivitas asyik yang dapat diikuti oleh pengunjung. Aktivitas ini mencakup beberapa sesi dari COMPFEST Talk yang diisi oleh berbagai guest star yang sangat menginspirasi, Job dan Intern fair dari berbagai booth perusahaan yang bergengsi, dan Playground dimana pengunjung dapat menyelesaikan tantangan dari exhibitors dan memperoleh poin. Poin yang dikumpulkan oleh pengunjung dapat ditukar dengan berbagai hadiah pada COMPFEST supermarket. Tiga peserta dengan poin terbanyak memiliki kesempatan untuk memenangkan Rp5.000.000,00 untuk juara pertama, Rp3.000.000,00 untuk juara kedua, dan Rp1.000.000,00 untuk juara ketiga.

Acara Main Event dibuka oleh Shafa dan Tristan diikuti oleh beberapa kalimat pembuka oleh Riswanda sebagai Wakil Ketua BEM Fasilkom UI. Lalu, Dr. Ir. Petrus Mursanto, M.Sc selaku Dekan Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia juga memberikan pidatonya untuk acara hari ini. Terakhir, para MC membacakan isi dari rundown acara.

Playground

Sepanjang acara, dari pagi hingga sore hari diadakan acara sampingan yaitu Playground. Playground adalah tempat di mana para peserta dapat bermain game, mendapatkan poin, dan menukarkan poin tersebut dengan beberapa merchandise eksklusif COMPFEST. Playground terdiri dari dua jenis, yaitu yang diadakan oleh tribun, dan yang diadakan secara mandiri oleh panitia. Yang pertama adalah yang memberikan poin aktual kepada para peserta dengan memainkan permainan spesifik mereka, ini terdiri dari panahan, dart, virtual reality, dan juga permainan lainnya. Yang terakhir tidak benar-benar memberikan poin kepada peserta tetapi juga sama menyenangkannya, permainan tersebut terdiri dari punching bag, ring basket, dan Playstation 4 di mana Anda dapat memainkan beberapa permainan di dalamnya seperti FIFA, NBA 2K, dan F1.

COMPFEST Talks 1

Sebagai seminar pertama di acara COMPFEST Main Event, COMPFEST Talks 1 dimoderasi oleh Tara Mecca Luna selaku Product Manager di Pluang bersama Syafri Bahar selaku Wakil Presiden Data Science dari GOJEK dan Dwi Wicaksono selaku CO-FOunder dan Commercial dari Balesin.id sebagai speaker. Seminar ini membawa topik terkait kecerdasan artifisial di dalam bidang digital marketing dengan judul “The Significance of Artificial Intelligence in Digital Marketing”.

Seminar dimulai dengan sebuah presentasi oleh Syafri mengenai peran kecerdasan artifisial dalam GOJEK. Membantu pelanggan mencari driver terdekat, mengetahui makanan yang dibeli oleh pelanggan secara bersamaan, dan mencari kesamaan dalam pola pemesanan adalah beberapa implementasi dari kecerdasan artifisial dalam aplikasi. Data yang dikumpulkan diproses di dalam sebuah ruang vektor dan kecerdasan artifisial akan mengotomatiskan segalanya. Syafri menyatakan bahwa tanpa kita ketahui dalam satu layar aplikasi GOJEK terdapat mencapai 20 kecerdasan artifisial yang sedang berjalan.

Lalu, Dwi mempresentasikan gambaran umum dari Balesin.id dan penggunaan kecerdasan artifial dalam perusahaan. Balesin.id adalah perusahaan Business to Business atau B2B yang membantu bisnis lain mengimplementasikan kecerdasan artifisial di dalam perusahaan. Produk terbaru yang diinovasikan oleh Balesin.id adalah sebuah chatbot untuk berbagai platform pesan singkat yang dapat membantu dalam meningkatkan efisiensi dari customer service sebuah perusahaan. Selain chatbot, Balesin.id juga menawarkan sebuah sistem distribusi yang telah diautomasi. Salah satu dari banyaknya perusahaan yang telah mengimplementasikan sistem otomatis Balesin.id adalah Sari Roti.

COMPFEST Talks 2

Setelah istirahat siang sejenak, COMPFEST Talks kedua dimulai, sesi ini dibawakan oleh Danang Suryonegoro dan Sheryl Sheinafia, yang pertama adalah seorang aktor, presenter, dan juga artis sedangkan yang terakhir adalah seorang aktor, penyanyi, pencipta lagu, dan juga produser. Topik yang dibawakan sebagian besar berbeda dari sesi lain yang disajikan, pada sesi ini mereka berbicara tentang peningkatan diri, kesehatan mental, dan pengalaman pribadi.

Keseluruhan sesi ini adalah sesi tanya jawab antara pembawa acara, mereka sebelumnya diberikan beberapa topik untuk dibicarakan oleh panitia seperti budaya hustle, manajemen keuangan, menemukan keseimbangan hidup yang sempurna, keniscayaan masa depan, dan manajemen waktu. Mereka masing-masing memberikan perspektif mereka sendiri tentang topik-topik ini, sebagian besar dijawab oleh Sheryl.

Kedua pembawa acara juga bermain bersama dengan para peserta, mulai dari menanyakan pendapat mereka tentang topik yang sedang dibahas, hingga bercanda dan bersenang-senang dengan para peserta. Di akhir sesi, para peserta diberi waktu untuk mengajukan pertanyaan kepada pembawa acara yang berhubungan dengan semua topik yang telah dibahas sebelumnya. Sebagian besar dari mereka berpusat pada nasihat kehidupan, seperti bagaimana menghadapi kesulitan hidup, bagaimana menghadapi quarter life crisis, bagaimana menghadapi ekspektasi berlebihan dari orang lain dan yang paling banyak ditanyakan, dan bagaimana membuat jadwal harian yang kohesif dan mudah diikuti. Semua diskusi ini berujung pada kesimpulan yang dibuat oleh para pembawa acara, yaitu memulai dengan sederhana dan jangan pernah membiarkan segala hal di luar kendali.

COMPFEST Talks 3

Usai penampilan seru dari band Asciipela, acara dilanjutkan dengan sesi COMPFEST Talks yang ketiga. Sesi ini menghadirkan Gabrielle Christie yang saat ini bekerja di bidang Product Marketing Bibit sebagai moderator, dengan pembicara kali ini adalah Alamanda Shantika, CEO & Founder Binar Academy, serta Bianca Widjaja, Investments BRI Ventures. Topik yang disampaikan pun tidak kalah menarik dari topik-topik sebelumnya yaitu “The Rise and Fall of Digital Startup in Indonesia”.

Seminar ini diawali dengan penjelasan mengenai perbedaan antara perusahaan startup dan perusahaan konvensional. Alamanda mengatakan bahwa di perusahaan startup, banyak hal yang tidak diketahui sehingga banyak inovasi baru yang dihasilkan. Dia juga mengatakan bahwa ada banyak ketidakpastian di perusahaan startup. Meski sudah banyak yang menerapkan transformasi digital, perusahaan korporat sudah pada tempatnya dan stabil. Sementara itu, perusahaan startup seperti membuat sesuatu dari kanvas kosong dan bereksperimen dengan berbagai hal. Bianca menambahkan pernyataan yang sejalan dengan Alamanda, bahwa perusahaan konvensional memiliki keuangan yang lebih stabil sedangkan perusahaan startup lebih fokus mengejar pertumbuhan.

Pada sesi tanya jawab, Alamanda membagikan tipsnya tentang bagaimana menjadi pemimpin yang bijak dalam membangun perusahaan startup yang dapat membangun tim yang dapat bekerja sama dengan baik berdasarkan pengalamannya. Ia mengatakan bahwa bekerja untuk dan belajar dari orang lain adalah hal yang tak ternilai yang teorinya tidak dapat ditemukan di kampus. Kita juga dapat meminta masukan sehingga kita tahu hal-hal apa yang harus diperbaiki. Alamanda kemudian melanjutkan bahwa kepemimpinan tidak memiliki kamus. Sebagai seorang pemimpin, kita harus merangkul kelebihan dan menerima kekurangan yang ada. Yang tidak kalah pentingnya adalah bagaimana kita bisa bekerja sama dengan orang lain dan memahami bahwa orang lain itu berbeda dengan kita dan bagaimana kita bisa saling melengkapi. Kemudian, setelah sesi tanya jawab, acara diakhiri dengan sesi foto bersama moderator dan narasumber.

Setelah acara berakhir, kami mendapat kesempatan untuk mewawancarai Alamanda dan Bianca. Alamanda bercerita tentang cita-citanya mendirikan startup-nya, Binar Academy, yaitu untuk lebih mengembangkan kompetensi masyarakat Indonesia di bidang teknologi agar mampu bersaing di dunia internasional. Terkait banyaknya jumlah startup Indonesia yang mendirikan startup, Alamanda mengatakan bahwa hal tersebut merupakan pertanda baik bagi masa depan startup Indonesia. Ia mengklaim bahwa fakta bahwa ada keinginan besar untuk mendirikan startup berarti bahwa orang Indonesia telah dipengaruhi secara positif untuk tertarik pada jalan yang benar. Bianca juga menambahkan, dengan banyaknya founder startup di Indonesia, berarti terdapat kepastian bahwa pasarnya ada. Bianca dan Alamanda berbagi tentang apa turn-off terbesar ketika seorang founder menyampaikan ide mereka. Bianca mengklaim bahwa seseorang yang bahkan tidak memahami produknya sendiri tidak layak menjadi seorang founder. Bianca mengutarakan, “Kalau ingin menjadi seorang kapten, harus tahu cara mengarungi kapal”.

Alamanda dan Bianca kemudian membagikan kesan mereka tentang COMPFEST 14. Bianca sangat terkejut dan senang dengan antusiasme para peserta. Ia mengaku tidak menyangka para peserta yang sebagian besar adalah mahasiswa ini mengajukan pertanyaan menarik seputar startup. Alamanda juga terkesan dengan para peserta. Ia mengaku sudah mengenal COMPFEST dan merasa lega karena COMPFEST telah memberikan wadah bagi masyarakat bangsa ini untuk tumbuh dan mengembangkan ilmunya di bidang teknologi.

COMPFEST Talks 4

Tak lama menjelang talkshow sebelumnya, COMPFEST Talks 4 dimulai, yang menandai talkshow terakhir dari Main Event. Pembicara kali ini adalah para content creator yang dikenal dengan kontennya di media sosial. Pembicara pertama adalah Leonardo Edwin yang dikenal dengan konten traveling nya di YouTube dan TikTok. Pembicara kedua adalah Bayu Eko Moektito, yang lebih dikenal sebagai Bayu Skak, yang awalnya hanya membuat video komedi di YouTube namun belakangan ini telah menjulang ke dunia perfilman. Topik sesi ini adalah “The Art of Entertaining: Maintaining Ideas of Content Creating through Technology Adaptations”.

Leo dan Bayu memulai talk show dengan membahas bahwa konten yang sukses tidak hanya harus kreatif, tapi juga harus inovatif, tetapi yang paling penting adalah harus disruptif. Leo dan Bayu juga berbicara tentang bagaimana IP atau intellectual property sebenarnya lebih dari sekedar hiburan dan orang akan mengangkat konsep “Kenali, Cintai, Konsumsi”. Bayu juga mengatakan bahwa konten kreatif adalah aset bagus yang dapat dimanfaatkan tanpa perlu mengkhawatirkan akan keterbatasan sumber daya. Dalam kata-kata Bayu, “Ide manusia tidak akan pernah habis, karena bahan bakarnya adalah manusia itu sendiri”.

Selanjutnya, Leo merasa sedikit kecewa bahwa orang-orang di negara ini lebih tertarik pada apa yang ada di luar sana daripada yang sudah ada di sini. Menurut Bayu, Indonesia perlu meningkatkan industri kreatifnya. Bayu merasa pemerintah belum cukup berupaya membuat budaya Indonesia dikenal dan diakui dunia. Setelah Bayu menyelesaikan presentasinya tentang perlunya bangga atas budaya Indonesia, diadakan sesi tanya jawab yang dilanjutkan dengan sesi foto.

Closing

Sebelum Main Event berakhir, diadakan Tech Talks in Main Event. Kali ini acaranya adalah game show yang melibatkan tiga peserta yang sebelumnya mendapatkan skor tertinggi dalam sebuah minigame Nahtuh.com. Ketiga peserta dihidangkan enam kotak, tiga di antaranya berisi hadiah dan sisanya kosong. Setelah itu, sebagai penghujung acara Main Event, diumumkan 3 peserta teratas yang mendapat skor tertinggi di Playground. Hadiah untuk para pemenang dipersembahkan oleh Setasena selaku project officer COMPFEST 14. Terakhir, Kaylee dan Rayhan sebagai MC mengucapkan beberapa kalimat perpisahan sebelum Main Event COMPFEST akhirnya berakhir.

Sampai jumpa di acara COMPFEST tahun depan! Pantau terus perjalanan kami di akun media sosial kami di Instagram @COMPFEST, Twitter @COMPFEST, Facebook COMPFEST, LinkedIn COMPFEST, dan situs kami https://compfest.id. (Editorial Marketing/Adrian, Alicia, Dylan, Nasha)

--

--