Mastercard Economics Institute: Economic Outlook 2023

Tsabita Sarah
COMPFEST
Published in
5 min readJan 6, 2023

Ekonomi global “multi-kecepatan” menandakan beberapa pasar akan merasakan dampak inflasi dan kenaikan suku bunga lebih tajam, pengalaman masih lebih baik daripada barang karena peningkatan permintaan perjalanan masih terus berlangsung, serta pergeseran preferensi konsumen.

Jakarta, 22 Desember 2022Mastercard Economics Institute merilis proyeksi tahunan mereka untuk tahun mendatang yang menunjukkan bagaimana ekonomi global “multi-kecepatan” baru akan berdampak pada pertumbuhan dan perilaku belanja konsumen. “Economic Outlook 2023” mengacu pada kumpulan data publik dan eksklusif, serta model yang bertujuan memproyeksikan aktivitas ekonomi. Laporan ini mengeksplorasi empat tema yang akan terus membentuk lingkungan ekonomi global di negara-negara dan kota-kota di seluruh dunia, termasuk Indonesia dan wilayah Asia Pasifik — suku bunga yang tinggi dan perumahan, pengurangan harga dan pencarian barang yang tepat, harga dan preferensi, serta guncangan dan omnichannel.

Temuan utama meliputi:

  • Setelah bertahun-tahun booming perumahan, suku bunga yang lebih tinggi diperkirakan akan menekan anggaran biaya hidup, serta semakin mengubah cara konsumen berbelanja. Di negaranegara maju, kami perkirakan pengeluaran terkait perumahan akan mengalami penurunan sekitar 4,5% [1] selama tahun 2023, di bawah level sebelum pandemi. Di Thailand, pengeluaran terkait perumahan turun sebesar 1,5 poin persentase pada tahun 2022 dibandingkan tahun 2019.
  • Walaupun terjadi inflasi, pengeluaran konsumen secara keseluruhan akan tetap bertahan dengan konsumen memilih merek-merek yang terjangkau dan mencari nilai terbaik. Secara global, jumlah kunjungan konsumen yang membeli bahan makanan di toko fisik meningkat sebesar 31% tahun ini dibandingkan tahun 2019, namun pengeluaran rata-rata per kunjungan berkurang sekitar 9% [2]. Selain untuk mengatur pengeluaran, hal tersebut juga dikarenakan konsumen ingin mengurangi jumlah bahan makanan yang terbuang. Hingga September 2022, frekuensi belanja bahan makanan konsumen di Indonesia meningkat sebesar 35% dibandingkan September 2019, namun untuk pengeluaran berkurang 3,1% per kunjungan.
  • Karena biaya makanan dan energi menghabiskan sebagian besar dari anggaran konsumen, rumah tangga dengan pendapatan lebih rendah akan merasakan tekanan yang sangat kuat. Dari 2019 hingga 2022, kami melihat pengeluaran diskresioner [3] oleh rumah tangga berpenghasilan tinggi tumbuh hampir 2x lebih cepat dari rumah tangga berpenghasilan lebih rendah. Namun, sebagian besar kesenjangan ini akan berkurang dengan normalisasi inflasi. Economics Institute memperkirakan tekanan inflasi akan mereda tahun depan, dengan tingkat inflasi rata-rata negara maju turun dari 7,1% YOY di Q4 2022 menjadi 3,1% YOY di Q4 2023 [4]. Di Vietnam, dari 2019 hingga 2022, pengeluaran diskresioner untuk pemegang kartu affluent naik sebesar 124,9%, sementara pengeluaran diskresioner untuk pemegang kartu non-affluent naik sebesar 43,3%, selisih 82 poin persentase.
  • Bisnis dengan strategi omnichannel akan lebih dapat bertahan karena berfokus pada pelanggan. Menurut analisis kami, penggunaan strategi multichannel memberikan peningkatan sebesar 6 poin persentase pada penjualan sektor ritel selama tahun 2022 [5]. Namun, restoran kecil dan besar dapat bertahan dari kerugian sebesar 31% selama puncak lockdown dengan strategi omnichannel [6]. Selain itu, toko pakaian omnichannel kecil juga mengungguli perusahaan khusus daring dan fisik, dengan masing-masing tumbuh 10% dan 26% lebih cepat [7].

David Mann, Chief Economist, Asia Pacific and Middle East Africa of the Mastercard Economics Institute, mengatakan, “Pelonggaran pembatasan perbatasan pandemi di seluruh Asia Timur Laut akan menjadi faktor perubahan besar bagi Asia Pasifik saat kita memasuki tahun 2023. Di seluruh kawasan, belanja konsumen secara luas telah pulih ke tingkat sebelum pandemi. Para konsumen merespons inflasi yang lebih tinggi dengan memilih merek-merek yang lebih terjangkau dan toko-toko di mana mereka bisa lebih berhemat untuk memenuhi kebutuhan mereka. Hal Ini memberi jalan untuk ‘euforia pembukaan kembali’, terutama untuk ekonomi yang bergantung pada pariwisata, di mana perjalanan, layanan perhotelan, dan pengalaman tetap merupakan bagian terbesar dari total pengeluaran konsumen.”

Anda dapat melihat Economic Outlook 2023 selengkapnya di sini. Laporan lain dari Mastercard Economics Institute dapat ditemukan di sini.

[1] Perkiraan Mastercard Economics Institute. Berdasarkan analisis volume pengalihan Mastercard yang diagregasi & dianonimkan (nominal dolar AS yang tidak disesuaikan untuk FX) dan data akun nasional dari berbagai lembaga statistik nasional.

[2] Di seluruh 15 negara sampel, berdasarkan analisis volume pengalihan Mastercard yang diagregasi dan dianonimkan (mata uang lokal nominal) hingga September 2022.

[3] Pengeluaran diskresioner, seperti yang didefinisikan oleh Mastercard Economics Institute, termasuk kategori konsumsi di mana konsumen biasanya berbelanja barang dan jasa yang tidak penting. Misalnya, pengeluaran untuk pakaian jadi, perhiasan, perabotan interior, acara, dan toko elektronik. Pengeluaran non-diskresioner mencakup kategori konsumsi penting seperti makanan dan bahan bakar.

[4] Mastercard Economics Institute memperkirakan rata-rata inflasi global.

[5] Berdasarkan analisis volume pengalihan Mastercard yang diagreasi & dianonimkan (mata uang lokal nominal) hingga September 2022. Klasifikasi UKM vs. perusahaan berukuran besar berdasarkan model klasifikasi milik Mastercard Economics Institute.

[6] Di seluruh 12 negara sampel, berdasarkan analisis volume pengalihan Mastercard yang diagreasi & dianonimkan (mata uang lokal nominal) hingga September 2022, menggunakan panel penjual tetap untuk mengurangi bias dalam pengukuran.

[7] Berdasarkan analisis volume pengalihan Mastercard yang diagreasi & dianonimkan (mata uang lokal nominal) hingga September 2022. Klasifikasi UKM vs. perusahaan berukuran besar berdasarkan model klasifikasi milik Mastercard Economics Institute.

Disclaimer

Presentasi Mastercard Economics Institute ini (“Presentasi” ini) dan konten atau bagiannya tidak boleh diakses, diunduh, disalin, dimodifikasi, didistribusikan, digunakan atau diterbitkan dalam bentuk atau media apa pun, kecuali sebagaimana diizinkan oleh Mastercard. Presentasi dan konten ini dimaksudkan hanya sebagai alat penelitian untuk tujuan informasi dan bukan sebagai saran atau rekomendasi investasi untuk tindakan atau investasi tertentu dan tidak boleh diandalkan, seluruhnya atau sebagian, sebagai dasar pengambilan keputusan atau tujuan investasi. Presentasi dan konten ini tidak dijamin keakuratannya dan diberikan “sebagaimana adanya” kepada pengguna yang berwenang, yang meninjau dan menggunakan informasi ini dengan risiko mereka sendiri. Presentasi dan konten ini, termasuk perkiraan ekonomi, simulasi atau skenario dari Mastercard Economics Institute, sama sekali tidak mencerminkan ekspektasi untuk (atau aktual) kinerja operasional atau keuangan Mastercard. Mastercard Economics Institute menggunakan banyak kumpulan data (publik dan eksklusif) serta model yang dimaksudkan untuk meproyeksikan aktivitas ekonomi.

Tentang Mastercard Economics

Institute Didirikan pada tahun 2020, Mastercard Economics Institute menggunakan pengukuran ekonomi yang unik, berfrekuensi tinggi, dan dapat ditindaklanjuti untuk memberi wawasan yang diperlukan untuk membuat keputusan yang bijaksana dengan hasil yang lebih baik kepada para pemimpin dalam bisnis dan pemerintah.

Tentang Mastercard (NYSE:MA) www.mastercard.com

Mastercard adalah sebuah perusahaan teknologi global dalam industri pembayaran. Misi kami adalah menghubungkan dan memperkuat ekonomi digital yang inklusif dan bermanfaat bagi semua orang di mana saja dengan membuat transaksi menjadi lebih aman, sederhana, cerdas, dan mudah diakses. Dengan menggunakan data dan jaringan yang aman, kemitraan, serta passion, inovasi-inovasi dan solusisolusi kami membantu individu, lembaga keuangan, pemerintah, dan bisnis mewujudkan potensi terbesar mereka. Hasil kepatutan kami, atau DQ, mendorong budaya perusahaan dan semua yang kami lakukan di dalam dan di luar perusahaan. Dengan jaringan di lebih dari 210 negara dan wilayah, kami tengah membangun sebuah dunia yang berkelanjutan, yang membuka berbagai peluang tak ternilai bagi semua orang.

Untuk pertanyaan lebih lanjut, silakan menghubungi:

Kontak Komunikasi Mastercard

Puspa Amelia W.S., +62 21 5790 0325

mastercard.id@mastercard.com

Kontak Konsultan Komunikasi Mastercard

Ika Yanuarini, +628 21 1494 6090

iyanuarini@webershandwick.com

--

--