UX Academy Camp 1 : Rahasia Menjadi UX Researcher yang Hebat!

Zahra Hardian
COMPFEST
Published in
7 min readSep 21, 2020

COMPFEST 12, Jakarta — UX Academy dibuka pada hari Sabtu tanggal 22 Agustus 2020 dan diselenggarakan secara online melalui platform Zoom. UX Academy dihadiri oleh berbagai speaker dan mentor yang cukup mahir dan menguasai bidang UX. Selain itu, dari 490 pendaftar, terpilih dua puluh orang atau lima kelompok untuk menjadi peserta UX Academy. Setiap peserta, speaker, dan mentor bersemayam di rumah masing-masing dan menghadiri UX Academy secara virtual.

Penasaran kegiatan apa saja yang dilakukan di UX Academy? Yuk, simak artikelnya lebih lanjut!

Day 1 : UX Research and Usability Testing

Hari pertama diawali oleh penyambutan dari manajer Academy, Faarih Ihsan, lalu diikuti oleh sambutan dari PIC UX Academy, yaitu Nadia Adilah. Setelah itu, para peserta memperkenalkan diri secara singkat. Lalu, para peserta dikenalkan dengan speaker dan mentor yang akan membimbing mereka. Materi pertama disampaikan oleh Nanda Bagus Prakosa, UX Researcher di Tokopedia, mengenai ‘UX Research’. Pembicara membahas tentang mengenali user lebih dalam dengan menentukan target user dan kebutuhan user saat menggunakan produk.

Materi dilanjutkan oleh Citra Pramana, Senior UX Researcher di Tokopedia, mengenai usability testing atau product validation. Hal ini merupakan pengujian produk secara langsung kepada user dengan menggunakan metode In-depth Interview. Untuk melakukan testing biasanya hanya memerlukan tiga orang, yaitu moderator, notetaker, dan respondent.

“Hal yang paling penting di usability testing adalah kita harus bilang ke user-nya bahwa hal yang di-test adalah produknya, hal yang di-test adalah screen-nya, hal yang di test adalah desainnya, bukan usernya,” kata Citra. “Jadi jika memang ada kendala atau kesalahan yang terjadi saat pengujian oleh user, berarti itu merupakan kesalahan dari produknya, bukan usernya.” Selain itu, pembicara juga memberi kesempatan kepada peserta untuk menjawab pertanyaan. Setelah itu, sesi materi dilanjutkan oleh sesi Q&A antara pembicara dan peserta.

UX Academy berlangsung kembali dengan sesi study case, setelah istirahat singkat. Sebelum mengerjakan study case, terdapat pengenalan singkat oleh Bayu Ferdian, UX Researcher dan Managing Director di Giza Lab, mengenai Giza Lab. Setelah itu, study case untuk hari pertama dijelaskan oleh Evan Gilang Ramadhan, Researcher di Giza Lab. Peserta diminta untuk mempraktikkan In-depth Interview dengan membuat list pertanyaan terkait perilaku orang dalam mengatur keuangannya dan melakukan wawancara terhadap 2–3 orang. Selain itu, mereka juga diminta untuk mengunduh aplikasi ‘money lover’, melakukan evaluasi, dan membuat task and scenario.

Kegiatan selanjutnya adalah talk show! Talk show dibawakan oleh Naning Utoyo, UX Researcher di SP Digital. Topik yang dibahas pembicara berjudul “Life as a UX Researcher”. Pembicara membagi pengalamannya dalam mempelajari UX serta pengalamannya bekerja sebagai UX Researcher. Pembicara membahas bahwa Naning lebih memilih menjadi UX Researcher daripada menjadi UX designer karena Naning tidak memiliki latar belakang dalam desain, tetapi hal itu tidak menghentikannya untuk mempelajari desain. Naning mulai dikenalkan dengan UX saat ia mengikuti COMPFEST juga loh! Beliau juga memberitahukan tentang perbedaan bekerja di Indonesia dan Singapura sebagai UX researcher. Nyatanya Indonesia dan Singapura memiliki economic landscape yang berbeda dan memiliki masalah-masalah yang berbeda. Untuk menjalani karir di bidang UX kita tidak bisa hanya terpaku pada UX, banyak hal yang harus dipelajari selain UX, kata Naning. Selain itu, kita harus bekerja di domain yang benar-benar kita suka dan benar-benar tertarik apa kita pelajari.

Hari pertama UX Academy ditutup dengan presentasi kelompok. Masing-masing kelompok menelaah dan mempresentasikan hasil dari study case. Dimulai dengan kelompok C dan diakhiri dengan kelompok B. Setiap kelompok menerima serta memberi feedback kepada kelompok lain.

Day 2 : Data Analysis and Reporting for UX Research

Hari kedua UX Academy dibuka dengan project showcase. Salah satu peserta UX Academy diberi kesempatan untuk men-showcase portfolionya. Ken Rangga, anggota dari kelompok A, mempresentasikan aplikasi yang pernah dibuatnya terkait E-Commerce yang fokus terhadap bahan baku, lalu peserta, panitia, dan mentor juga menyampaikan feedback.

Sesi berikutnya adalah sesi materi. Kali ini, materi dibawa oleh para Senior UX Researcher di Tokopedia, pertama oleh Intan Pertiwi, setelah itu dilanjutkan oleh Muhammad Yusuf. Materi hari ini berhubungan dengan ‘Data Analysis and Reporting for UX Research’. Peserta mempelajari hal-hal seperti mengumpulkan data, menganalisis data, melaporkan secara bertahap, dan memberi recommendation. Selain itu, mereka juga mendapatkan tips untuk usability testing untuk menganalisis data.

Intan Pertiwi mengatakan bahwa, “Dari sebuah study, yang paling penting itu adalah research objective-nya … karena sebenernya problem itu selalu ada dan solusi itu banyak dan ketika kita gak fokus pada objective itu bisa ke mana-mana dan malah jadi tidak efektif.” Untuk tahap pertama, yaitu mengumpulkan data, dari Tokopedia sendiri lebih sering menggunakan metode 1 on 1 interview dan usability testing.

Materi diberi oleh Muhammad Yusuf. Di sini beliau menjelaskan cara merangkai report secara terstruktur dan benar. Sebelum menyusun laporan kita perlu menanyakan siapa audience-nya? Apa saja kebutuhan audience? Dan bagaimana kita dapat berkomunikasi dengan audience-nya? Kemudian kita harus membuat struktur report sebagai guideline, yaitu : Bab 1, introduction, bab 2, Main finding, bersisi subsection yang membahas insight-insight yang berbeda, dan Bab 3, Recommendation. Sesi materi kemudian diakhiri dengan sesi tanya-jawab.

Sesi study case hari kedua dimulai jam 13.00 dan disampaikan lagi oleh Evan Ramadhan dari Giza Lab. Hari ini study case merupakan lanjutan dari study case hari pertama yaitu mengolah hasil dari data In-depth Interview. Peserta diminta untuk mengubah data dalam bentuk sticky notes di Miro, mengelompokkan catatan yang memiliki konteks yang sama serta memberi nama untuk kelompok tersebut, lalu memberi insight sehingga membentuk sebuah cerita, dan terakhir membuat rekomendasi.

Peserta diberi waktu sekitar 2 jam 30 menit untuk mengerjakan study case. Selanjutnya masing-masing kelompok mempresentasikan hasil pengerjaan mereka. Presentasi berisi rekapan dari study case hari pertama dan hasil dari study case data analysis. Peserta juga menerima masukkan dan feedback dari anggota kelompok lain dan mentor masing-masing kelompok. Hari terakhir UX Academy Camp 1 berujung dengan manis, para peserta bermain games dan melakukan pengenalan.

Sampai jumpa hari selanjutnya!

Sesi 1 on 1 dengan Peserta dan Speaker UX Academy!

Arga Ilyasa, mahasiswa Universitas Indonesia dari Fakultas Psikologi, pertama mengenal tentang UX melalui mata kuliah Psikologi Kognitif. Saat mengerjakan study case di Camp 1, hal yang paling sulit untuk dikerjakan adalah saat sedang brainstorming namun untungnya mentor dari kelompok Arga menyatakan kalau tidak ada masalah jika salah. Terlepas dari itu bagian yang paling menyenangkan bagi Arga adalah saat ia mengerjakan study case, karena peserta diberi kesempatan untuk mengaplikasikan materi yang mereka dapatkan dari pembicara saat mengerjakan study case. Setelah mengikuti UX Academy, bertumbuh keinginan Arga untuk menempuh karir dalam UX! Arga mempelajari banyak hal dari Camp 1 kemarin mulai dari membuat proposal research sama akhirnya analisis dan mereport hasil dari research itu sendiri. Menurut Arga, COMPFEST 12 adalah salah satu event terbaik yang pernah dia ikuti selama menjadi mahasiswa karena sudah menyediakan konferensi dengan pembicara yang berkualitas dan mentor yang berpengetahuan luas. Walaupun UX Academy tahun ini diadakan secara online, kegiatannya terbukti efektif dan tetap tercapai tujuannya menurut Arga. Namun suasana terasa kurang tanpa diskusi dan interaksi secara langsung antara peserta dan mentor.

Narasumber selanjutnya adalah Citra Pramana sebagai UX Researcher dari Tokopedia. Citra sudah 3 tahun bekerja di bidang UX dan mulai mengenal dengan tentang UX dari tahun 2016 melalui startup. Awalnya Citra hanya bertugas untuk melakukan research secara general dan mulai mengenal UX saat mengurus suatu daerah dan mencari tahu kebutuhan daerah tersebut apa dan menentukan produk digital apa yang pas buat mereka. Karena memiliki ambisi untuk memaksimalkan penggunaan teknologi untuk memudahkan kehidupan manusia, hati Citra tergerak untuk bekerja di bidang UX. “Dengan kamu ngerti UX research dan kamu ngerti kebutuhan user itu sebenarnya bisa jadi bisnis development dan punya pengetahuan secara holistik itu bisa menjadi nilai plus,” ujar CItra. Selain memiliki ilmu UX soft skill yang dibutuhkan berupa, yang pertama, empati. Sebelum wawancara user kita harus mengetahui latar belakang dari user tersebut dan memposisikan kita sebagai user itu sendiri. Yang kedua kita tidak boleh menjadi know-it-all kita harus bertanya dan melakukan validasi terhadap user agar tidak ada insight yang prasangka. Selain itu kita harus percaya diri (tidak takut salah) dan memiliki kemampuan analisis.

Citra pun sangat terpukau dengan peserta-peserta UX Academy. Menurutnya mereka memiliki tekad yang kuat untuk mengerjakan study case dan sangat haus akan ilmu. Citra sangat salut kepada peserta yang telah meluangkan akhir pekan mereka dari pagi sampai malam untuk berpartisipasi dalam UX Academy. Peserta juga tidak takut salah dan sangat terbuka untuk menerima masukkan dari mentor. Citra menyemangati Academy COMPFEST agar untuk terus menjadi wadah bagi mahasiswa yang ingin belajar tentang UX dan lain-lainnya.

Masih ada rangkaian academy lainnya di minggu ini, jadi pantau terus perjalanan kita di Instagram @compfest, Twitter @compfest, dan situs kami https://compfest.id/. (Editorial Marketing/Alifah)

--

--