Menulis Artikel Ilmiah

Rizal Setya Perdana
Work in playground
Published in
2 min readDec 23, 2019

Sumber: Facebook post Pak Agus Zainal Arifin, https://www.facebook.com/agusza/posts/10215954516999141

Bikin paper sendirian ?
Tidak pernah. Saya bikin paper tidak pernah sendirian. Kalau jaman dulu, saya dibimbing guru saya. Kalau jaman sekarang, saya membimbing murid saya.

Tahap yang dilewati tetap sama. Ada 4 besar. Pertama mencari ide original. Untuk dapat ide original, perlu belajar dengan sungguh-sungguh karakteristik masalahnya. Perlu juga mereview apa saja yang orang lain telah kerjakan dan apa idenya. Setelah cukup banyak mereview, biasanya otomatis akan muncul ide-ide bagus. Kalau tidak pernah mau mereview dulu, muncul juga ide, tapi biasanya ide-ide yang norak dan ketinggalan jaman.

Kedua menyusun metodologi penelitian. Murid idenya banyak, sehingga cenderung ngawur. Guru pengalamannya banyak, sehingga cenderung hati-hati. Kengawuran ide itu harus diketemukan dengan keragaman pengalaman. Keduanya butuh fleksibilitas untuk dinegosiasi. Tidak semua ide ngawur ataupun of the box itu efektif atau efisien, mereka butuh banyak penyesuaian. Sharing pengalaman itu akan meretas waktu eksperimen yang panjang, sehingga dapat dipersingkat.

Implementasi metodologi di lapangan adalah tahap ketiga. Implementasi yang bagus akan mengarah ke hasil yang bagus juga, sesuai impian hipotesa. Tapi sekedar mengejar hasil yang bagus saja kadang mengabaikan kebenaran prinsip-prinsip ilmiah. Harus ada murid dan guru yang saling bekerja sama mengawasinya. Validasi internal dan validasi eksternal sangat butuh pengalaman guru.

Terakhir adalah penulisan paper atau makalah untuk publikasi ilmiah. Mengikuti standar tidak mudah, butuh banyak latihan. Tapi bila berhasil menulis sesuai standar, maka orang lain kelak yang akan membaca paper itu akan jadi mudah paham. Bukankah memudahkan orang lain adalah perintah Tuhan. Sebaliknya mempersulit orang lain adalah larangan Tuhan.

Begini, saat penulisan setidaknya musti ada niatan untuk mempermudah pemahaman para reviewer di redaksi jurnal lebih dahulu. Harapannya agar para pembacanya kelak akan mudah paham juga. Kalau reviewer saja sulit memahami isinya, apalagi para pembacanya kelak, pasti mereka pada kesulitan juga.

Kita pasti tahu, bahwa orang yang memudahkan orang lain akan diberi kemudahan oleh Tuhan. Guru yang mempermudah muridnya sama saja dengan orang tua yang mempermudah anaknya, atau atasan yang mempermudah bawahannya. Semua biasanya akan hidup mudah dan nyaman. Sebaliknya menyulitkan juga akan berefek kesulitan balik.

Walhasil semangat mempermudah orang lain ini penting.Dan kalau tahap penulisan tadi memiliki semangat ini, insya Allah akan mudah berhasil Accepted. Mulai dari jaminan idenya original, jaminan benarnya metodologi, jaminan pelaksanaannya benar, hingga jaminan penulisannya sesuai standar, harus dipastikan semuanya satu persatu.

Keberhasilan Accepted itu adalah keberhasilan besar. Dan keberhasilan besar itu adalah keberhasilan-keberhasilan kecil yang dibina satu persatu. Sebaliknya kegagalan besar itu adalah kegagalan-kegagalan kecil yang dibiarkan berlarut-larut.

--

--