Setiap orang bisa memiliki pemahaman berbeda terhadap hal yang sama

Dwinawan
Insight
Published in
3 min readJul 26, 2016
woman using iPad | source:pexels.com

Bayangkan jika Anda belum pernah melihat iPad, lalu saya memberikan Anda sebuah iPad dan berkata “Anda bisa membaca buku dengan itu”.

Sebelum Anda menyalakan dan menggunakan iPad tersebut, Anda, sadar atau tidak, mungkin akan berpikir atau berasumsi mengenai:

  1. Cara membaca buku di iPad itu.
  2. Bentuk buku di iPad itu.
  3. Cara membalik halaman buku di iPad itu.
  4. Cara memberi penanda di setiap halaman buku di iPad itu.

Hal diatas adalah bagian dari pemahaman atau asumsi Anda terhadap iPad. pemahaman atau asumsi tersebut dinamakan mental model .

Anda memiliki mental model membaca buku di iPad, walaupun Anda belum pernah menggunakannya sebelumnya.

Mental Model adalah pemahaman atau asumsi seseorang tentang bagaimana suatu hal bekerja

Mental model yang terbentuk setelah saya memberikan iPad kepada Anda dipengaruhi oleh banyak hal.

Jika Anda pernah menggunakan iPad. Dengan mudah Anda bisa mengoperasikannya. Bagaimana memilih buku yang akan dibaca, bagaimana membalik halaman buku di iPad, bagaimana memberi penanda di tiap halaman buku di iPad, dan hal lainnya.

Kindle | source: pexels.com

Jika Anda pernah menggunakan Kindle sebelumnya tapi belum pernah menggunakan iPad, Anda akan memiliki pemahaman membaca buku dalam format digital. Tapi mungkin belum terlalu cepat memahami bagaimana membaca buku di iPad.

Dan… jika sebelumnya Anda sama sekali belum pernah membaca buku di iPad, Kindle atau perangkat tablet sejenisnya. Lalu Anda mencoba membaca beberapa buku menggunakan iPad, pada awalnya Anda pasti akan mengalami kesulitan. Menebak-nebak bagaimana caranya.

Tapi dalam proses itu mental model Anda terhadap membaca buku di iPad perlahan berubah dan mulai menyesuaikan.

Setiap orang menciptakan mental model mereka sendiri

Jika Anda pernah melakukan user testing atau menguji desain sebuah app ke seseorang, dan seseorang itu gagal mengerti desain yang Anda buat, kita harus memahami bahwa banyak faktor yang menjadi penyebabnya. Salah satu yang cukup berandil adalah mental model atau pemahamannya terhadap desain Anda.

source: https://dribbble.com/shots/2816213--Exploration-Interaction-for-Charity-App

Misalkan, Anda membuat design app, dimana untuk melihat konten-kontennya user harus men-scroll ke samping (kiri-kanan). Saat melakukan testing, user atau partisipan tidak mengerti cara men-scroll konten di app tersebut karena mereka terbiasa menggunakan app, dimana untuk melihat konten-kontennya harus di scroll ke atas-bawah.

Mental model seseorang terhadap sebuah hal biasanya dipengaruhi oleh:

  1. Pengalaman sebelumnya menggunakan hal serupa
  2. Hal-hal yang pernah ia dengar mengenai hal serupa
  3. Asumsi yang mereka bangun sebelum, saat dan setelah berinteraksi dengan hal tersebut

Sebagai seorang designer, kita harus memahami bahwa setiap orang mungkin memiliki pemahaman berbeda terhadap hal yang sama.

Karena itulah salah satu tujuan dilakukannya user research adalah untuk mengetahui mental model user atau target audience seperti apa.

Diambil dari Buku 100 THINGS EVERY DESIGNER NEEDS TO KNOW ABOUT PEOPLE. Chapter 31: People Create Mental Models

Thanks to Yehezkiel Gulo dan Arganka Yahya :D

--

--

Dwinawan
Insight

Co-Founder Paperpillar • UI Designer • Love to create design exploration on dribbble.com/dwinawan • Have a question? find me on twitter.com/dwinawan_