Founder Stress, Is It Real?
Beberapa waktu lalu, Dimas, partner saya di Cozora, datang ke salah satu acara startup yang diselenggarakan oleh Endeavor Indonesia. Di acara itu ada berbagai seminar, yang dateng keren-keren deh, salah satu pembicaranya seperti Nadiem Makarim, CEO Gojek.
Dimas cerita tentang 1 seminar yang topiknya itu jarang dibahas di tempat lain, yaitu seputar stress yang dialami founders.
Menjadi founder startup itu tidak mudah teman-teman. Tanggung jawab masa depan perusahaan ada di tangan founders. Ga sedikit bahkan founders yang “mengorbankan” kehidupan personalnya untuk mensukseskan startup-nya itu.
Nah, di seminar yg Dimas ceritakan, ada 4 pembicara dari startup-startup top di Indonesia. Salah satunya mungkin ada yang pernah denger e-fishery yang pernah sempet booming.
Setiap founders tersebut cerita challenge apa yg selama ini mereka hadapi saat membangun startup mereka masing-masing. Ceritanya ternyata ga “seindah” yang diberitakan media-media. Saya aja yang ga nonton langsung, jadi mikir dan merenung sendiri, haha.
Di seminar itu ada yang cerita tentang riset yg dilakukan 500Startup (investor startup) yg menghitung cancer rate dari para founders startup. Yap, cancer rate adalah rasio / presentase founders startup yang kena kanker! Dan ternyata hasilnya, di portofolio 500Startup yg belum begitu banyak, sudah ada beberapa founders yang kena kanker! Presentasenya lebih tinggi dibanding cancer rate pada umumnya (sorry ga tau tepatnya angkanya berapa).
Ada juga yang cerita kisahnya yang sulit menjaga kesehatan, sampai kena batu ginjal. Dia juga sempat hampir ditinggal istrinya karena dia terlalu sibuk. Istrinya sudah sampai “packing” barang, mau pergi dari rumahnya, tapi akhirnya si founder ini minta istrinya untuk ga pergi. Akhirnya dia sekarang sudah berubah untuk lebih menjaga waktu untuk keluarganya.
Ada juga yang cerita, kalau dia selalu sibuk, ga pernah punya waktu sama keluarganya. Dia selalu punya jadwal kemana-mana untuk ngisi conference, seminar, dll. Keluarganya ini juga sebenarnya suka kumpul-kumpul, bikin acara keluarga, yang awalnya selalu nanya si founder ini, bisa ikut acara keluarga atau ngga, dan selalu dijawab ga bisa ikut karena sibuk. Sampai suatu ketika, si keluarga ini kalau buat acara sudah ga ngajak si founder ini, karena tahu jawabannya akan selalu ga bisa ikut. Sediih banget ga sih, di situlah si founder sadar kalau dia ga pernah punya waktu untuk keluarganya, dan akhirnya dia berubah.
Ada yang ceritanya, si founder ini selalu sibuk lah, sering ikut lomba bahkan ke luar negeri, ga ada waktu buat kumpul keluarga. Pada suatu ketika, si founder ini mau ke San Francisco, Amerika. Waktu itu, ayahnya sakit, tapi ya akhirnya dia tetep berangkat. Dia kira, si ayahnya ini sakit yang normal lah, bukan yang parah-parah banget. Eh tapi ternyata, pas sudah di amerika, ditelpon sama dokter. Ternyata ayahnya sakit parah. Langsung lah dia pulang tanpa lanjutin kegiatannya di Amerika. Setelah pulang, bener tuh ayahnya sakit parah. Kalau saya ga salah denger, beberapa waktu kemudian setelah itu, si ayahnya meninggal dunia.
Yak, itu beberapa cerita “kesedihan” yang dialami para founders startup Indonesia yang jarang disebutin media. Pada akhirnya, tiap founders yang cerita ini mereka sadar kalau mereka harus bagus manage waktu. Ga semuanya harus selalu tentang bangun startup. Ada hak-hak orang lain, hak badan sendiri juga yang harus dipenuhi. Ini emang susah, tapi jangan sampe kita nyesel nantinya.
Bahkan Jack Ma (CEO Alibaba) sendiri pernah bilang kalau dia nyesel. Nyesel karena dia denger istrinya sendiri bilang kalau Jack Ma itu sudah bukan milik istrinya itu, tapi sudah milik Alibaba. Jangan sampe kita kayak gitu ya.
Di Cozora sendiri, di tim internal kita punya value “Be Happy, Be Healthy”, dimana kebahagiaan dan kesehatan kita itu penting.
Saya sendiri percaya, hidup kita itu ga cuman hak kita sendiri. Ada juga hak orang tua, kerabat, agama, orang lain yang harus kita penuhi. Jangan egois untuk hanya peduli sama kesuksesan sendiri. Kita ga harus jadi miliarder besok kok, diundur jadi bulan depan juga ga apa-apa kan? :)
Semoga bacaan ini bisa bermanfaat untuk kita, terutama sebagai pengingat untuk diri saya sendiri.
~rizaherzego