Memilih Target Market

Riza Herzego
Cozora
Published in
4 min readJun 6, 2017

Beberapa kali saya ditanya pertanyaan ini:

Gimana sih cara kita bisa memilih target market yang tepat?

Di startup, untuk bisa mencapai product-market fit, setidaknya ada 3 komponen yang harus tepat kita definiskan, yaitu target market, problem, dan solution (produk). Di kesempatan ini, saya mau bahas mengenai target market.

Saya masih sering lihat temen-temen yang mendefinisikan target market terlalu umum. Contoh: Mau buat aplikasi untuk anak muda. Ini masih terlalu umum.

Memilih target market yang spesifik itu penting. Pernah denger ga ungkapan yang menyebutkan bahwa “kita ga bisa membuat semua orang senang”?. Itu juga berlaku dalam membuat produk.

Target market yang spesifik mempermudah kita menentukan value/nilai produk yang tepat untuk mereka. Kita bisa fokus membuat produk yang memang bermanfaat besar untuk target market tersebut, dibanding membuat produk yang untuk orang luas, tapi masing-masing orang hanya merasakan sediki manfaat dari value/nilai yang kita tawarkan.

Contoh simpel, kita mau buat e-commerce untuk anak remaja. Berarti, kita harus bikin web yang desainnya menyesuaikan anak remaja. Beda kalau kita mau buat e-commerce untuk orang tua, font-nya harus besar-besar, dan ga boleh terlalu warna-warni. Kalau di kasus ini kita ga menentukan target market kita, kita akan bingung mengarahkan produk kita untuk di-develop seperti apa.

Ga hanya itu, marketingnya pun kita akan bingung, harus jualan ke siapa, harus pake channel apa. Kini anak-anak remaja sudah banyak yang meninggalkan Facebook dan beralih ke Instagram dan Line. Jadi kalau target kita remaja, kurang tepat untuk menjadikan Facebook sebagai channel marketing utama. Segini juga masih umum ya, masih harus dispesifikkan lagi.

Lalu, gimana sih cara memilih target market yang tepat? Berikut tips-tips dalam memilih target market yang telah saya kumpulkan:

1. Sebaiknya, Pilihlah Target Market yang Kita Sangat Mengerti “Dunianya”

Sering kali startup yang sukses itu dimulai dari founder yang buat produk untuk menyelesaikan masalah dia sendiri. Kenapa? Karena kalau kita sendiri adalah target marketnya, kita sendiri punya “sense” masalah yang dialami orang kayak kita.

Kalau memang target marketnya bukan diri kita, maka pastikan kalau kita tahu banyak dengan dunianya target market kita, dan perbanyak berkomunikasi dengan target market tersebut.

Misal kita punya ide tentang bikin website media tentang olahraga pancing, tapi sebenarnya kita ga tahu apa-apa tentang pancing dan ga kenal orang yang ahli pancing. Yang seperti ini sebaiknya dihindari, karena nantinya kita kesulitan untuk membuat dan mendeliver produk kita.

2. Pilihlah Market Size Besar, atau yang Berpotensi Besar Kedepannya

Jika kita mau buat startup yang besar dan sustain, maka kita harus memilih target market yang besar, atau yang akan besar dalam 10 tahun ke depan. Untuk mengetahui market yang besar yang mana, sebenarnya mudah, bisa dilihat dari jumlah kompetitor. Kalau kompetitor sudah banyak dan banyak pula yang bisa disebut big player, artinya memang marketnya besar.

Selain itu, market yang masih kecil tapi bertumbuh pesat dan akan besar dalam 10 tahun ke depan juga bisa kita pilih. Ini yang dulu dilakukan Twitch. Mereka adalah layanan streaming untuk gaming. Dulu pasar live streaming untuk gaming bisa dibilang “ga kelihatan”. Tapi setelah beberapa tahun, perkembangannya sangat pesat, dan value Twitch waktu dijual ke Amazon hampir $1 billion.

3. Buat Persona atau Profil Target Market Kita

Kata-kata “target market” itu biasanya masih agak abstrak. Maka dari itu, kita bisa buat persona/profil orang-orang yang kira-kira merasakan masalah yang ingin kita selesaikan.

Caranya, kita bisa mulai dengan menentukan:
- Umur
- Tempat tinggal
- Gender
- Income level
- Pendidikan
- Single/Menikah
- Pekerjaan

Dengan ini kita punya kriteria, sehingga saat kita mau interview orang, kita bisa dengan mudah memilih siapa orang yang mau kita interview. Kita juga jadi tahu mau memberikan value ke siapa.

4. Evaluasi Target Market Secara Berkala

Ini hal yang sering juga dilupakan. Kita kadang hanya menentukan target market di awal, tapi jarang kita evaluasi. Padahal belum tentu target market kita langsung tepat sasaran. Coba tanyakan pertanyaan-pertanyaan berikut untuk evaluasi kembali target market kita:

- Apakah jumlah orang yang termasuk target market kita itu banyak?

- Apakah banyak orang dari target market tersebut yang membutuhkan produk kita?

- Apakah kita mengerti apa saja yang menjadi pertimbangan target market kita dalam memilih produk?

- Apakah kita punya akses yang mudah ke target market kita?

Terkadang kita membuat produk yang sangat bagus, tapi tidak laku, karena target marketnya salah. Ada juga kasus dimana sebenarnya produknya tidak benar-benar berkualitas tinggi, tapi memiliki target market yang tepat, sehingga masih banyak orang yang mau membeli. Ini menunjukkan betapa pentingnya memilih target market. Semoga tips-tips ini bisa bemanfaat untuk teman-teman :)

~rizaherzego

--

--

Riza Herzego
Cozora
Editor for

Lead Product Manager @Flip.id . Education & Technology Enthusiast.