Startup Series 17: Cerita Arief Widhiyasa Membangun Startup di Bidang Game

Jennie Yuwono
Cozora
Published in
3 min readFeb 15, 2017

Halo! Tak terasa Startup Series dari Cozora sudah memasuki live cast ke-17 pada Senin (30/01). Untuk live cast ke-17 ini kami mengundang Arief Widhiyasa, founder dari Agate Studio, untuk berbagi pengalaman inspiratifnya membangun studio game dari nol hingga dikenal khayalak luas. Dengan pencapaian lebih dari 200 game yang telah dihasilkan oleh Agate Studio, ada beberapa hal yang menarik untuk kita simak.

Hampir delapan tahun yang lalu, Arief tidak pernah menyangka kalau suatu hari ia akan mendirikan studio game. Berawal dari ketertarikan yang sama di dunia game industry, Arief dan kawan-kawannya bertekad mendirikan Agate Studio. Kota Bandung pun dipilih sebagai basecamp mereka dari awal berdiri hingga saat ini.

TIM YANG BESAR (DAN PASSIONATE!)

Umumnya, startup dimulai dari tim yang kecil alias start small. Namun hal ini tidak berlaku bagi Agate Studio. Ketika resmi berdiri pada tahun 2009, Agate Studio sudah memiliki sebuah tim besar yang terdiri atas 18 orang termasuk Arief yang ditunjuk sebagai CEO. Background para foundernya tidak hanya dari kalangan engineer, tetapi juga artist. Ketika moderator kami menanyakan mengapa Agate memiliki begitu banyak founder, Arief dengan santai menjawab bahwa Agate Studio didirikan karena saat itu tidak ada perusahaan game yang bisa menampung 18 orang sekaligus. Selain itu, Arief juga menambahkan jika jumlah personil yang sedikit untuk sebuah game industry justru hal yang menantang. Dengan jumlah personil yang banyak Agate Studio bisa membaginya ke dalam beberapa divisi, sehingga pekerjaan mereka lebih efisien dan fokus.

Bagi para founder Agate Studio dunia game bukan hanya sekedar pekerjaan, melainkan passion. Seluruh founder mereka telah saling mengenal dengan baik sejak tahun kedua atau ketiga di bangku kuliah. Mereka bahkan sering mengikuti lomba game development, meskipun tidak selalu menang. Kecintaan mereka terhadap dunia game ini pula yang mampu membuat mereka bertahan melalui jatuh dan bangun game industry.

SAATNYA MEMASARKAN DAN TERUS TUMBUH

Produk yang baik tidak hanya berhenti di proses pembuatan, tetapi juga dipasarkan dengan baik. Soal jalur pemasaran yang ditempuh Agate Studio, Arief mengatakan bahwa selain memasarkan produk di marketplace mereka juga mencari buyer yang bersedia membeli game buatan mereka. Cara kedua ini juga dikenal dengan istlah outsource. Menurut Arief, akhir-akhir ini memasarkan game melalui marketplace bisa dikatakan susah karena ada kecenderungan terjadinya oligopoli (pasar telah dikuasai oleh beberapa perusahaan besar). Akhirnya, jalur direct-selling pun lebih disukai karena lebih menjanjikan.

Sebagai startup yang didirikan oleh orang-orang idealis tanpa background di bidang bisnis, para founder Agate Studio menyadari bahwa mereka harus melangkah lebih jauh untuk mengurangi gap yang ada. Pada awal Agate Studio berdiri setiap orang memiliki komitmen untuk menyelesaikan 1 buku non fiksi setiap minggunya. Menurut Arief, ada salah satu buku yang mereka anggap sangat inspiratif. Judulnya adalah Good to Great. Buku tersebut menginspirasi para founder Agate Studio untuk membangun pendekatan bisnis yang berkelanjutan sehingga bisnis yang dibangun harus mampu bertahan. Ibarat lomba lari antara kura-kura dan kelinci, Arief dan kawan-kawannya menempatkan diri mereka sebagai kura-kura.

Berbicara mengenai perspektif Arief terhadap dunia game industry di Indonesia saat ini, Arief berpendapat bahwa saat ini terjadi pertumbuhan besar-besaran game industry di Indonesia. Kondisi seperti ini dipandang sebagai kesempatan sekaligus tantangan, terutama karena game industry adalah pasar yang terbuka. Bagi orang-orang yang tertarik untuk berkecimpung di bidang game industry, Arief membagi kiatnya untuk memanfaatkan kesempatan yang ada. Utamanya game yang dikembangkan harus memiliki keunikan, enak untuk dimainkan oleh semua orang (terutama untuk game mobile), dan adanya proses iterasi untuk menghasilkan produk yang dapat diterima pasar dengan baik.

Cheers,

COZORA — Skills for Your Life

--

--