Formed
HAAJAR A A | 08111840000035
Masjid dinilai sering kali berangkat dari teori Lee Corbusier yang menyatakan bahwa “Form follow Funtion”, yaitu fungsinya sebagai tempat ibadah. Tetapi apakah bisa jika masjid pembangunannya dibalik menjadi Funtion follow form? Ya tentu bisa karna Tom Schumacher menengahi pendapat ini dengan “Form doesnt have to Follow Funtion”. Lalu jika Funtion follow form, apakah kebutuhan ruang di dalamnya akan memenuhi konteks masjid itu sendiri? kedua Teori ini dapat digunakan dalam membentuk form luar (bangunan) dan form dalam (denah). Sehingga Form luar akan membentuk fungsi di dalamnya, tetapi form dalam juga dapat ikut andil untuk menyesuaikan kebutuhan di dalamnya dengan membentuk formnya sendiri.
Dengan pressure form berupa form yang mengikuti bentuk jalan, dan site harus di dominasi ruang terbuka hijau, maka form luar akan menghasilkan suatu bentuk yang lalu akan direspon form dalam untuk menyesuaikan fungsinya. Sehingga bangunan akan tampak sedikit abstrak karena form dalam yang bermunculan untuk menyesuaikan fungsinya.
Masjid tidak hanya perlu kualitas formal saja, melainkan kualitas spasial yang baik untuk memenuhi konteks masjid itu sendiri. Oleh karena itu, kualitas spasial harus dihadirkan baik yang berpengaruh pada form maupun aspek spasial lainnya. Kualitas spasial yang diharapkan dapat menjadikan masjid menjadi tempat penghambaan yang kondusif, sehingga konteks didirikannya sebuah masjid akan terpenuhi.
Didukung dengan aspek teknis baik utilitas, vegetasi, maupun material yang menggunakan konsep Jawa-islam menjadikan masjid dengan fasilitas-fasilitas yang ada membuat jati diri masjid ini terlihat.
Oleh karena itu, Funtion follow form diterapkan pada form outside dan disesuaikan dengan form inside untuk menyesuaikan fungsinya, dan perlu dukungan aspek spasial baik yang memengaruhi form maupun tidak, dan aspek teknis yang mendukung menjadikan konteks masjid ini terpenuhi.