Analisis Mobilitas Masyarakat Indonesia Sebelum dan Sesudah PPKM

Sebuah Analisis komparasi tren mobilitas masyarakat Indonesia

Hanifan Rizki Nurahman
Data Science Indonesia
5 min readOct 4, 2021

--

Daftar Isi

· Daftar Isi
· Pendahuluan
· Deskripsi Data
· Eksplorasi Data
Grafik Mobilitas Masyarakat Indonesia
Grafik Distribusi Data Mobilitas Masyarakat Sebelum PPKM Darurat
Grafik Distribusi Data Mobilitas Masyarakat Setelah PPKM Darurat
· Analisis Data
· Kesimpulan
· Tentang Penulis
· Daftar Pustaka
Link Google Colab

Pendahuluan

Sudah lebih dari setahun pandemi COVID-19 tak kunjung usai di Indonesia. Berawal dari kasus pertama pada bulan Maret 2020 dan penetapan COVID-19 pada 13 April 2020 sebagai bencana darurat. Sempat mengalami penurunan kasus aktif COVID-19 pada awal pertengahan quartal 1 pada tahun 2021, namun hal itu tak berlangsung lama. Pada bulan Juni 2021 terjadi peningkatan kasus baru COVID-19 yang signifikan. Puluhan ribu orang terinfeksi dan kehilangan orang-orang tercinta karena pandemi ini. Dari rata-rata kasus harian sebanyak 5.000-an kasus meningkat 10 kali lipat menjadi 50.000-an kasus perharinya pada pertengahan bulan Juli 2021.

Sebagai upaya untuk mengatasi hal ini, pemerintah Indonesia memberlakukan beberapa kebijakan pembatasan sosial. Dimana kebijakan-kebijakan tersebut dilakukan untuk membatasi mobilitas masyarakat Indonesia dengan menutup atau membatasi tempat-tempat yang menimbulkan kerumunan (mall, sekolah, tempat wisata, dll) dan juga menghimbau masyarakat untuk tetap di rumah, memakai masker, serta menerapkan 5M agar penyebaran COVID-19 tetap dapat terkendali.

Meskipun kebijakan ini sudah berhasil menurunkan kasus COVID-19, kami tertarik untuk melalukan sebuah penelitian sebagai upaya untuk berkontribusi terhadap ilmu pengetahuan terkait keefektifan kebijakan PPKM dalam menurunkan mobilitas masyarakat Indonesia. Karena disatu sisi, kebijakan ini juga sangat berdampak pada kegiatan ekonomi masyarakat. Harapannya, hasil penelitian ini dapat digunakan berbagai pihak dalam membuat keputusan terbaik dalam menangani COVID-19 ini.

Deskripsi Data

Data yang digunakan merupakan data yang didapatkan dari google [sumber data]. Data yang digunakan merupakan data perubahan kunjungan dan durasi menetap di berbagai tempat yang dibandingkan dengan dasar pengukuran.

Dasar pengukuran yang digunakan adalah nilai median untuk hari yang sesuai selama periode 5 minggu, yaitu 3 Jan–6 Feb 2020. Data tersebut dikategorikan ke dalam 6 kategori tempat, yaitu:

  • Toko Bahan Makanan & Apotek
    Tren mobilitas untuk tempat-tempat seperti supermarket, toko grosir makanan, pasar tradisional, toko makanan khusus, toko obat, dan apotek.
  • Taman
    Tren mobilitas untuk tempat-tempat seperti taman lokal, taman nasional, pantai umum, dermaga, taman hewan peliharaan, lapangan terbuka, dan taman umum.
  • Pusat Transportasi Umum
    Tren mobilitas untuk tempat-tempat seperti pusat transportasi umum misalnya stasiun KRL, terminal bus, dan stasiun kereta api.
  • Retail & Rekreasi
    Tren mobilitas untuk tempat-tempat seperti restoran, kafe, pusat perbelanjaan, taman hiburan, museum, perpustakaan, dan bioskop.
  • Area Permukiman
    Tren mobilitas untuk area permukiman.
  • Tempat Kerja
    Tren mobilitas untuk tempat kerja.

Untuk lebih lengkapnya mengenai penjelasan data bisa diaskes melalui link url berikut [click here].

Eksplorasi Data

Sebelum melakukan analisis data, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah melakukan visualisasi data. Berikut ini merupakan grafik pergerakan mobilitas masyarakat Indonesia dari tanggal 15 Februari 2020 hingga 17 September 2021.

Grafik Mobilitas Masyarakat Indonesia

Pola Mobilitas Masyarakat Indonesia

Pada grafik tersebut terlihat bahwa terjadi beberapa kali penurunan yang cukup drastis, yaitu pada sekitar akhir bulan Maret 2020 dikarenakan pemberlakuan PSBB dan juga pada sekitar awal bulan Juli 2021 dikarenakan pemberlakuan PPKM Darurat.

Selanjutnya, akan dilihat distribusi persebaran nilai data mobilitas sebelum dan sesudah diberlakukannya PPKM Darurat, hal ini dilakukan untuk menentukan metode analisis yang tepat untuk data yang akan dianalisis.

Grafik Distribusi Data Mobilitas Masyarakat Sebelum PPKM Darurat

(data sebelum tanggal 1 Juli 2021)

Sebelum PPKM Darurat

Grafik Distribusi Data Mobilitas Masyarakat Setelah PPKM Darurat

(data setelah tanggal 1 Juli 2021)

Setelah PPKM Darurat

Berdasarkan grafik distribusi tersebut, dapat dilihat bahwa persebaran data baik sebelum maupun setelah diberlakukannya PPKM Darurat cenderung mengikuti distribusi normal untuk setiap kategorinya.

Analisis Data

Analisis data yang digunakan adalah uji t-test. t-test merupakan uji statistik yang dapat digunakan untuk menentukan apakah rata-rata dua set data berbeda secara signifikan satu sama lain.

Pada artikel ini uji t-test akan membandingkan nilai rata-rata data mobilitas dari masa sebelum dengan sesudah diberlakukannya PPKM Darurat.

Namun sebelum melakukan uji statistik, perlu ditentukan terlebih dahulu hipotesis penelitian yang akan di uji. yang pertama adalah Hipotesis nol (H0), H0 merupakan hipotesis yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan pada data.

Sedangkan hipotesis yang kedua adalah Hipotesis alternatif (H1), H1 merupakan hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan pada data. Sehingga pada kasus pada artikel ini hipotesis tersebut dapat dituliskan sebagai berikut:

H0 : Tidak ada perbedaan rata-rata mobilitas masyarakat indonesia antara sebelum dengan sesudah diberlakukannya PPKM Darurat.

H1 : Terdapat perbedaan rata-rata mobilitas masyarakat indonesia antara sebelum dengan sesudah diberlakukannya PPKM Darurat.

Dengan α = 0,05

Kriteria uji yang akan digunakan adalah jika nilai p-value yang didapatkan lebih kecil dari 0,05 dapat disimpulkan bahwa PPKM Darurat secara signifikan mempengaruhi tren mobilitas masyarakat Indonesia (H0 ditolak) dan sebaliknya jika nilai p-value lebih kecil dari 0,05 maka disimpulkan bahwa PPKM Darurat tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap tren mobilitas masyarakat Indonesia (H0 diterima).

Dengan Menggunakan software python didapatkan nilai p-value dari uji t-test untuk setiap kategori tempatnya, sebagai berikut:

  • Toko bahan makanan & apotek, p-value <0.000
    H0 ditolak
  • Taman, p-value <0.000
    H0 ditolak
  • Pusat transportasi umum, p-value < 0.000
    H0 ditolak
  • Retail & rekreasi, p-value < 0.000
    H0 ditolak
  • Area permukiman, p-value < 0.000
    H0 ditolak
  • Tempat kerja, p-value = 0.464
    H0 diterima

Kesimpulan

Dengan menggunakan α = 0,05, didapatkan kesimpulan bahwa PPKM Darurat secara signifikan mempengaruhi tren mobilitas masyarakat Indonesia pada kategori tempat Toko Bahan Makanan & Apotek, Taman, Pusat Transportasi Umum, Retail & Rekreasi, dan Area Pemukiman.

Sedangkan untuk kategori Tempat Kerja, dapat disimpulkan bahwa PPKM Darurat tidak memberikan pengaruh yang signifikan dikarenakan nilai
p-value yang didapatkan lebih besar dari 0,05, yaitu 0.464.

Tentang Penulis

Artikel ini ditulis oleh tim Research and Development Data Science Indonesia.

Author:

Editor:

--

--

Hanifan Rizki Nurahman
Data Science Indonesia

Hello there! Thanks for coming, I hope you have a great day!!