Membaca Film Indonesia di 2022 Lewat Data: Sebuah Analisis Komprehensif

Mikael Dewabrata
Data Science Indonesia
13 min readFeb 19, 2023
Image ini di-generate menggunakan Midjourney. Bisa kelihatan dari jumlah jarinya LoL.

2022 termasuk tahun yang menyenangkan buat film Indonesia. Tahun itu, terdapat 54,443,367 tiket bioskop terjual. Tetapi, ada banyak parameter menarik lainnya yang bisa dieksplorasi terkait film Indonesia. Di artikel ini selain tiket terjual, kita juga bisa menganalisa dari data rating di IMDB dan Letterboxd.

Film Indonesia memang berjaya di tahun 2022. Tidak hanya mencatat rekor tiket bioskol terjual yang luar biasa, salah satu film yang rilis di April mencatat rekor film terlaris di Indonesia, KKN di Desa Penari. Film ini tidak hanya mencatat rekor untuk film Indonesia, tetapi bioskop secara keseluruhan. Rekornya adalah 9.233.847 angka yang mungkin akan sulit ditandingi. Bahkan, film ini dirilis lagi di akhir tahun dan sudah menembus 10 juta tiket terjual per 2023.

Soal tiket penonton, itu adalah sebuah parameter bisnis. Untuk melihat film Indonesia lewat perspektif lain, kita bisa melihat dari rata-rata penilaian penonton. Situs IMDB maupun Letterboxd bisa jadi sumber data untuk melihat parameter ini. Setidaknya kita bisa melihat bagaimana film Indonesia dinilai oleh audiensnya. Sebagai analisis tambahan, juga bisa dieksplorasi dalam pengelompokkan seperti genre, klasifikasi usia, rumah produksi, sutradara, dan lainnya.

Dengan lebih banyak parameter data, mudah-mudahan lewat artikel ini bisa melihat apakah bisa mendapatkan wawasan baru berdasarkan pola atau tren dari film Indonesia rilis di bioskop tahun 2022.

Sumber-sumber Data

Sebelum masuk ke penjabaran dan eksplorasi data, mungkin sejenak dijelaskan dulu data diambil dari mana beserta metodenya. Untuk data jumlah tiket bioskop terjual diambil dari aplikasi Cinepoint. Aplikasi yang dibuat oleh Bicara Box Office memang cukup akurat baik melaporkan atau melakukan prediksi berkaitan penjualan tiket.

Data-data yang berkaitan dengan penilaian penonton atau rating diambil dari situs IMDB dan letterboxd. Keduanya adalah situs di mana penonton di Indonesia suka memberikan ulasan atau penilaian. Metodenya menggunakan library beautiful soup. Metode yang sama digunakan saat mengambil data film Indonesia di artikel Menjelajah Film Indonesia Berdasarkan Data IMDB.

Sumber data penting lainnya adalah dari Wikipedia, di mana di sini daftar film Indonesia yang rilis di 2022. didokumentasikan dengan baik. Sumber dari wikipedia ini digunakan untuk membantu mengelompokkan kategori lain seperti waktu tayang, rumah produksi, dan juga batasan usia atau rating usia.

Data diambil per 1 Januari 2023. Hal ini agar kita bisa membaca update sampai akhir 2022, bukan keseluruhan performa film sampai tidak lagi ditayangkan di bioskop. Ini kenapa film seperti Cek Toko Sebelah 2 atau KKN di Desa Penari (yang di akhir tahun dirilis ulang) tidak diambil hasil sampai akhir tayang. Untuk rating di IMDB dan Letterboxd juga angkanya per 1 Januari 2023.

Analisis Umum Film Indonesia tahun 2022

Berdasarkan data yang ditarik dari berbagai sumber, artikel ini hanya fokus pada film yang diputar di bioskop publik di Indonesia. Untuk itu, daftar film yang dipakai adalah yang diambil dari aplikasi Cinepoint. Dari daftar ini terdapat total 88 film, didominasi oleh tiga genre, 30 film drama, 28 film horor, dan 21 film komedi.

Dari sisi pembatasan usia, film dengan rating Remaja 13+ (R13+) memiliki jumlah terbanyak. Terdapat 35 film yang memiliki batasan usia seperti ini. Contoh film-filmnya adalah Mencuri Raden Saleh, Sayap-sayap Patah, Sri Asih. Untuk rating yang lebih dewasa, D17+, total ada 16 film. Di kategori batasan usia ini, film-filmnya didominasi horor seperti Qodrat, KKN di Desa Penari, dan Ivanna.

Jika melihat rumah produksi, Starvision merupakan yang paling produktif. Starvision Plus di tahun 2022 bikin film-film hits seperti Keramat 2. Jika Starvision Plus memproduksi 8 film di tahun 2022, MD pictures menguntit dengan 7 film, dan Rapi Film di belakangnya dengan 6 film. Falcon, Legacy Pictures, Visinema juga produktif dengan 5 film.

Nama yang cukup mengejutkan muncul dari jajaran sutradara. Indra Gunawan adalah sutradara terproduktif di 2022. Dia membesut 3 film bioskop, plus 1 film yang tayang di OTT. Indra Gunawan menyutradarai Pelangi Tanpa Warna, Subuh, dan 2045 Apa Ada Cinta. Di bawah Indra, beberapa sutradara bikin 2 film. Kebanyakan sutradara yang cukup dikenal seperti Monty Tiwa, Kimo Stamboel, Fajar Bustomi, Fajar Nugros, Awi Suryadi, Angga Dwimas Sasongko, Gina S Noer, Hanung Bramantyo, dan beberapa nama lain.

Performa Penjualan Tiket

Untuk penjualan tiket, KKN di Desa Penari seperti banyak yang sudah tahu jadi pemimpin. Tidak hanya jawara di 2022, juga jawara sepanjang masa untuk film Indonesia. Menguntit di belakangnya ada Pengabdi Setan 2: Communion (6.391.982 tiket terjual), Miracle in Cell No. 7 (5.851.595). Di sepuluh besar, genre horor mendominasi dengan 5 film. Selain KKN di Desa Penari dan Pengabdi Setan 2: Communion, ada film horor lain di 10 besar seperti Ivanna (2.793.775), The Doll 3 (1.764.077), dan Qodrat (1.751.637).

Tahun 2022 memang menjadi kebangkitan lagi untuk bioskop di Indonesia, tidak hanya film Indonesia. Selama 2 tahun, performa bioskop tidak begitu menggeliat. Di 2022, bioskop serasa hidup lagi terutama untuk film Indonesia. Dengan momen yang tepat, konten yang bagus, serta strategi perilisan yang oke, penonton berbondong-bondong lagi ke bioskop.

Secara keseluruhan, untuk film Indonesia sendiri di 2022 ada 13 film yang menembus penjualan di atas 1 juta tiket. Saat 2020–2021, dalam dua tahun itu saja hanya ada 4 film yang memiliki performa tersebut. Angka 13 menyamai 2018 untuk film Indonesia, dan hanya lebih sedikit 2 film dibandingkan 2019.

Kita bisa melihat kalau genre horor sangat dominan untuk penjualan tiket bioskop di tahun 2022.

Jika dilihat dari genre, horor masih menguasai penjualan tiket. Selama 2022, total ada 28 film horor. Meski secara jumlah masih lebih sedikit dari drama di mana ada 30 film, tapi dari sisi tiket terjual horor menguasai 2022. Secara total, horor meraih 32.236.277 tiket terjual. Untuk drama sendiri terjual 9.362.754. Di sini, horor meraih penjualan lebih dari tiga kali lipat drama. Secara rata-rata juga luar biasa, film horor meraih rata-rata penjualan 1.151.295.

Okelah, angka 32 juta ini mendapatkan sumbangsih signifikan dari KKN di Desa Penari. Tetapi, coba kalau misalnya film tersebut dan versi panjangnya dikeluarkan. Rata-rata penjualannya ada di angka 816.523,1. Untuk genre lain, drama memiliki rata-rata 312.091,8. Tetap saja angkanya masih jauh. Horor tetap primadona.

Rating usia D17+ mendominasi penjualan tiket untuk tahun 2022.

Kalau dicek dari rating usia, D17+ mendominasi. Padahal hanya ada 16 film. Tentunya ini jelas karena faktor KKN di Desa Penari. Namun, tetap saja angka itu mengagumkan. Misalnya KKN di Desa Penari dan versi extended-nya dikeluarkan pun, rata-rata per film untuk D17+ tetap tinggi. Tanpa KKN di Desa Penari, rata-rata film D17+ angkanya adalah 772.068,6. Bandingkan dengan film rating usia 13+ yang 515.512,2.

Komparasi Rating di IMDB dan Letterboxd

Dengan data yang ada, kita bisa melihat secara keseluruhan bagaimana penonton menilai film-film Indonesia yang dirilis di bioskop di 2022. Coba kita cek berdasarkan genre. Dikarenakan tidak semua film dikategorikan hanya satu genre, maka untuk film tersebut hanya diambil satu genre yang dirasa paling tepat. Misalnya, film Dear Nathan: Thank You Salma dimasukkan ke Drama dan Romance. Untuk kebutuhan artikel ini, film ini masuk dalam kategori Romance.

Silahkan simak Violin Plot + Boxplot di bawah ini:

Violin plot ditambah boxplot rating film dari IMDB dan Letterboxd untuk Film Indonesia rilis bioskiop di 2022.

Melihat grafik di atas, maka kita bisa membaca kira-kira bagaimana penonton menilai jika dilihat per genre. Violin plot di atas diambil sesuai dengan input penilaian atau rating yang masuk dari IMDB dan Letterboxd. Karena keduanya memiliki rentang penilaian berbeda, maka untuk nilai terendah dan tertinggi pun beda. IMDB maksimal di 10,0 sedangkan Letterboxd ada di 5,0.

Dengan adanya grafik di atas meski nilai tertinggi dan terendah berbeda, tapi kita bisa melihat pola dari kedua website. Dan, ternyata kedua website memiliki rangkuman penilaian tidak jauh beda. Kita coba cek di kategori drama. Ada beberapa film dengan rating 9,0 ke atas, dan tidak ada yang jauh di bawah 5. Di Letterboxd sendiri hanya sedikit yang ada di bawah 3,0.

Untuk genre paling produktif, yaitu horor, sayangnya mendapatkan penilaian secara umum yang tidak begitu baik. Di genre ini, di IMDB rating tertinggi hanya di kisaran 7 sementara untuk Letterboxd ada di bawah 4. Di genre ini, malah banyak film yang mendapatkan penilaian buruk. Di IMDB bahkan tidak sedikit yang memiliki rating di bawah 5. Tidak jauh berbeda dengan Letterboxd di mana beberapa film dapat rating di bawah 3.

Pertanyaannya, apakah penilaian di setiap film seimbang antara IMDB dan Letterboxd? Coba kita cek ini jika dikelompokkan per genre.

Sebelum menelaah lebih jauh, gar penilaiannya bisa dikomparasi nilai rating di IMDB nilainya dibagi 2. Ini agar bisa dikomparasi dengan Letterboxd di mana nilai maksimum adalah 5. Jadi untuk grafik di atas, 10. di IMDB menjadi 5,0. Setelah kalkulasi ini diaplikasikan ke semua film, baru deh dibuatkan dumbbell plot seperti di atas.

Dari grafik di atas, ternyata untuk beberapa genre, jaraknya cukup jauh. Untuk Romance, pengguna Letterboxd tidak terlalu baik dalam memberi penilaian, hanya memiliki rataan 2,81 atau setara 5,62 di IMDB sedangkan di IMDB di grafik tertera 3,5 atau memiliki rata-rata 7. Untuk drama juga sama, walau tidak sejauh Romance jaraknya. Genre yang memiliki penilaian cukup seimbang ada di Horor dan Action.

Kalau dikategorikan per genre saja beberapa memiliki jarak jauh, mungkin kita bisa cek berdasarkan filmnya. Sebenarnya kalau ditilik dari film secara individu, bagaimana jaraknya. Sebelum menjelajahi data ini, perlu diketahui tidak semua film memiliki rating di IMDB dan di Letterboxd. Untuk plot di bawah, yang ditunjukkan adalah yang memiliki keduanya.

Kalau melihat perbandingan per film, jika dilihat per film memang ada jarak yang cukup jauh untuk genre tertentu. Kalau kita lihat di genre Romance, kebanyakan memang jauh. Untuk Merindu Cahaya De Amstel memiliki rating 2,79 di Letterboxd dan di IMDB nilai yang disetarakan adalah 4,1 (nilai asli di IMDB 8,2). Cinta Subuh juga jauh, di Letterboxd mendapat nilai 2,71 sedangkan di IMDB 4,10 (nilai asli di IMDB 8,2).

Di genre lain seperti Drama juga jaraknya lumayan, tapi tidak sejauh Romance. Ambil contoh Keluarga Cemara 2 di Letterboxd nilainya 3,15 sedangkan di IMDB nilai di grafik di atas adalah 3,0 (nilai asli 6,0). Film Noktah Merah Perkawinan juga tidak jauh. Di Letterboxd 4,21 sedangkan di IMDB adalah 4,15 (nilai asli 8,3). Tapi, untuk film Like & Share jaraknya cukup jauh, memiliki nilai lebih tinggi di Letterboxd (3,94 di grafik) dan lebih rendah di IMDB (3,4 nilai asli 6,8).

Untuk genre yang lebih seimbang, kita bisa cek di genre Horror. Ambil contoh Ivanna, di Letterboxd memiliki rating 3,08 sedangkan di IMDB 3,05 (nilai asli 6,1). Untuk film lain sebagai contoh, Keramat 2: Caruban Larang memiliki rating 3,37 di Letterboxd sedangkan di IMDB 3,35 (nilai asli 6,7). Dari sini, kita bisa bilaig kalau penilaian di IMDB cenderung jauh lebih tinggi dari Letterboxd di genre Romance (jarak rata-rata 0,79), sementara Horror lebih seimbang (jarak rata-rata 0,11).

Film-film Indonesia dengan Rating Terbaik

Dengan data, kita juga bisa melihat film-film dengan rating terbaik, baik di IMDB maupun di Letterboxd. Sekarang, kita bisa melihat siapa jawara film Indonesia di 2022, kalau dilihat dari rating. Untuk memberikan penilaian yang lebih pas, untuk urutan film terbaik hanya diambil yang memiliki jumlah vote di atas 100. Coba kita lihat untuk semua film, tanpa melihat genre.

Bisa dikatakan film Noktah Merah Perkawinan merupakan film terbaik di tahun 2022 jika melirik dari rating. Film ini teratas untuk kedua website, baik IMDB (8,3) maupun Letterboxd (4,21). Noktah Merah Perkawinan memang hanya memiliki 118 penilai (vote) di IMDB, namun di Letterboxd penilainya ada 848. Cukup banyak. Posisi berikutnya juga senada, di mana film tersebut dikuntit oleh Ngeri-ngeri Sedap dan Mencuri Raden Saleh.

Berikutnya kita bisa cek siapa yang terbaik untuk genre paling populer di bioskop Indonesia: Drama, Horror, dan Comedy.

Mulai dari genre paling favorit, di sini Qodrat memimpin untuk kedua website. Masing-masing 7,3 untuk IMDB dan 3,61 untuk Letterboxd. Untuk urutan berikutnya, dua website ini punya beda film. Untuk IMDB, Pengabdi Setan 2: Communion (7,0) ada di posisi kedua dikuntit oleh Keramat 2: Caruban Larang (6,7). Di Letterboxd, urutan kedua dipegang oleh Inang (3,44), disusul oleh Keramat 2: Caruban Larang.

Karena Noktah Merah Perkawinan adalah jawara untuk semua jenis film, maka untuk kategori Drama film ini pastinya ada di nomor 1. Untuk IMDB sendiri, Miracle in Cell No. 7 (7,8) ada di urutan kedua. Film ini sendiri ada di nomor 4 untuk website Letterboxd, dengan rating 3,57. Film lain yang mungkin kita bisa lirik karena memiliki sorotan tidak terlalu banyak adalah Tegar yang memiliki rating 7,5 di IMDB dengan 245 penilai.

Di genre Comedy, Ngeri-ngeri Sedap ada di posisi teratas. Untuk IMDB film ini mendapat rating 8,1 sedangkan di Letterboxd film ini memiliki rating 4,12. Gara-gara Warisan menguntit di IMDB dengan rating 7,4. Di Letterboxd sendiri film ini ada di posisi 3, dengan rating 3,50. Cek Toko Sebelah adalah runner up di daftar Top 10 Letterboxd. Sebenarnya film ini memiliki rating bagus di IMDB, namun karena saat data ini ditarik penilainya di bawah 100, maka tidak dimasukkan ke sini.

Melihat Korelasi Antar Variabel

Dengan variabel yang ada, tentu kita bisa melihat apakah ada korelasi antar variabel tersebut. Beberapa variabel bisa kita coba korelasikan. Paling jelas adalah penjualan tiket kita bisa korelasikan dengan rating baik dari IMD maupun Letterboxd. Namun, sebagai pengingat bahwa adanya korelasi antar variabel tentu tidak berarti satu sama lain punya hubungan sebab akibat.

Grafik di atas adalah scatter plot yang mengkorelasikan antara rating di IMDB dengan penjualan tiket. Seperti yang terlihat, pola tiap genre berbeda-beda. Namun, jelas terlihat bahwa horor memiliki banyak film yang penjualan tiket cukup tinggi. Ini yang membuat rata-rata tiket terjual untuk film horor ada di angka 1.151.295. Ini kontras dengan genre lain yang rata-rata landai dan tidak banyak film yang memiliki angka di atas 1.000.000.

Kalau melihat dari rating, hampir semua genre baik IMDB dan Letterboxd, baik film rating rendah atau tinggi punya peluang yang nyaris sama untuk bisa laku. Namun, ada film di ketika rating bagus, penjualan juga memuaskan, terutama di luar drama dan horor. Film-film itu adalah Ngeri-ngeri Sedap dan Mencuri Raden Saleh. Ini bisa dilihat lewat scatter plot. Walau sekali lagi ini bukan kausalitas, tetapi untuk genre yang bukan magnet penonton, tampaknya penting untuk memperhatikan kualitas.

Jika diasumsikan kalau kualitas itu menentukan rating, maka dari scatter plot di atas kita melihat bahwa film-film dengan rating rendah, penjualan tiketnya tidak mengesankan. Kecuali mungkin horor, karena ada beberapa film yang punya performa penjualan bagus, tapi rating buruk. Ambil contoh Kuntilanak 3 di mana terjual 1.313.304 namun rating di IMDB 4,2 dan di Letterboxd 2.33.

Lalu apakah ada variabel yang bisa dikorelasikan satu sama lain? Coba kita cek jika penjualan tiket dikorelasikan dengan durasi.

Jika dibuat korelasi antara durasi film dengan penjualan tiket, maka pola yang terlihat juga menarik. Satu hal yang pasti, kebanyakan film yang dirilis di 2022 tidak berani dirilis dengan durasi di atas 120 menit. Dari semua film yang dirilis, hanya ada 9 film yang durasinya di atas 120 menit. Di luar KKN Di Desa Penari Luwih Dowo Luwih Medeni, yang merupakan film rilis ulang, film dengan durasi terpanjang adalah Mencuri Raden Saleh (154 menit) dan Ranah 3 Warna (150 menit).

Film terlaris di 2022 sendiri memiliki durasi panjang yaitu 130 menit. Di sepuluh besar, ada dua film lagi yang durasinya di atas 120, yaitu Mencuri Raden Saleh dan Miracle in Cell No. 7 (145 menit). Bahkan film nomor dua yang masuk sepuluh besar ada di 119 menit, Pengabdi Setan 2: Communion. Apakah film harus memiliki durasi panjang tentu tidak karena berisiko tinggi. Tapi, jika formulanya tepat, tentu durasi bisa jadi salah satu faktor.

Kalau kita lihat di axis X di area kiri, kita juga bisa melihat bahwa film dengan durasi rendah umumnya memiliki angkat penjualan tiket yang tidak memuaskan. Coba kita lihat perhatikan lebih saksama.

Data dia atas adalah bagiamana performa untuk 11 film dengan durasi terendah dirilis di tahun 2022. Film-film di atas rata memiliki durasi di bawah 90 menit dan performanya tidak mengesankan di box office. Dia film dengan durasi 79–80 menit penjualan tiketnya ada di bawah 50 ribu. Rumah Kuntilanak bahkan hanya di angka 15.899.

Dari tabel dan scatter plot di atas juga bisa kelihatan, tiket terjual tertinggi hanya untuk film Iblis Dalam Kandungan. Itu pun di bawah 500 ribu. Di luar film itu, semuanya bahkan terjual di bawah 100 ribu tiket saja. Untuk film-film durasinya di bawah 90 menit memang tidak ada satu pun yang di atas 500 ribu. Rata-rata tiket terjual untuk durasi di bawah 90 menit pun hanya 60.429 tiket saja.

Kalau melihat korelasi antara rating dengan durasi film, kita bisa membaca pola. Untuk genre horor, film dengan durasi di bawah 90 menit jelas memiliki rating amat rendah untuk IMDB. Namun, tidak berlaku untuk drama karena beberapa memiliki rating cukup baik, bahkan di atas 7,5. Sayangnya, vote untuk film-film tersebut tergolong rendah ada di bawah 100 jadi rating-nya masih belum kuat. Ambil contoh film Ambo Nai Supir Andalan yang rating di IMDb 9,3 hanya mendapatkan 21 vote sementara di Letterboxd belum ada yg menilai.

Kesimpulan

Jika melihat apa yang dipaparkan di tulisan ini, berdasarkan data sebenarnya memiliki beberapa pola yang mirip dengan tulisan sebelumnya, mengenai Menjelajah Film Indonesia Berdasarkan Data IMDB. Walau untuk tulisan tersebut, variabelnya tidak sebanyak yang di sini. Namun, ada beberapa pola yang mirip.

Dari data film dirilis 2022 terlihat kalau genre horor secara umum memiliki rating yang rendah, pola yang sama ditemukan di artikel sebelumnya. Pola lain yang mirip adalah untuk film dengan rating buruk, terutama horor, juga memiliki durasi yang rendah. Sepertinya sineas perlu dengan serius mempertimbangkan faktor durasi dalam membuat film. Tentu bukan faktor utama, tapi bisa jadi durasi menentukan bagaimana penonton bisa menikmati film.

Kesimpulan lain yang tidak dibandingkan dengan artikel lain, kita melihat bahwa penjualan tiket tidak berkorelasi positif dengan rating baik di IMDB maupun di Letterboxd. Ada film yang rating rendah tapi laku, tapi tidak sedikit yang rating tinggi tidak memiliki performa baik di box office. Film dengan rating terbaik dengan total pemilih (vote) di atas 100, Noktah Merah Perkawinan, terjual 116.861 tiket.

Banyaknya variabel dari data yang diambil memungkinkan untuk bisa bercerita dengan banyak sudut pandang. Masih banyak sebenarnya kisah yang bisa disampaikan dari data yang ada. Mudah-mudahan untuk seri tulisan berikut yang terkait Film Indonesia, bisa dipaparkan analisis dari sisi lain.

--

--