Selamat Datang! — Sebuah Perkenalan

Radian Lukman
dataradi
Published in
2 min readJul 29, 2021
Photo by Artem Bryzgalov on Unsplash

Ketika saya masih bocah, saya memiliki rasa penasaran yang sangat tinggi. Hal-hal kecil yang diawali kata “kenapa” selalu saya tanyakan kepada ibu saya. Tak puas akan jawaban itu, saya lekas mencari informasi dari sumber lain. Saya akan terus bertanya sampai ibu jenuh dan berkata:

“Kenapa tanya begitu? Kamu mau mengetes mama ya?”

Ibu saya berkata demikian karena beliau tahu saat sudah dijelaskan, saya akan terus bertanya dan membandingkan penjelasannya dengan pernyataan lain. Sungguh, sebenarnya bukan ingin mengetes mama. Namun rasa penasaran ini sangatlah tinggi dan saya perlu memastikannya. Karena itu, saya sering tanyakan berulang kali hingga jawabannya cukup membuktikan.

Bertahun-tahun saya terus tumbuh berlandaskan penasaran. Saya ingat ketika mulai tertarik pada matematika, pelajaran yang banyak orang benci, di bangku SMA. Saking penasarannya, buku latihan yang berisi soal-soal itu ludes saya kerjakan sebelum dijadikan PR. Teman-teman saya mengira saya ambisius, padahal, saya hanya gabut.

Hal itu yang mengantarkan saya ke jenjang pendidikan berikutnya, yaitu: Perkuliahan. Di tahun 2018, saya diterima di jurusan Statistika di Universitas Diponegoro dan saya sangat bersyukur atas kesempatan ini. Pada saat saya menulis artikel ini, saya sedang menduduki semester 7. Hampir setiap hari selama tiga tahun ini disuguhi konsep dan rumus seputar statistika, dan saya berjuang untuk bertahan hidup dengannya :”)

Lagi-lagi, akibat penasaran saya ini, saya mulai mendalami pemrograman sejak semester 6. Di dunia statistika sendiri, bahasa pemrograman yang sering dipakai adalah R. Bahasa pemrograman lainnya seperti Python juga tetap dipelajari, hanya saja tidak sesering R. Saya mendalami kemampuan pemrograman dengan cara menonton video di YouTube dan mengikuti online courses.

“Learning by doing.”

Itulah kutipan yang sering saya dapat dari berbagai online courses yang telah saya coba. Mulai dari DQLab, Datacamp, Cognitiveclass by IBM, dan lain-lain. Saya sadar, dengan mengikuti online courses tersebut, mengerjakan latihannya, dan memperoleh sertifikat belumlah cukup. Saya harus berinisiatif untuk mencari data, mengolahnya, dan membuat laporan tentang apa yang telah saya lakukan. Singkatnya, saya harus melakukan project.

Dengan melakukan project, saya dapat mengimplementasikan apa yang telah saya pelajari ke dalam data yang saya pilih tanpa adanya clue. Tentunya itu akan melatih kemampuan analisis saya. Meskipun begitu, saya masih memiliki rencana untuk mengikuti kursus serta sertifikasi lainnya untuk memuaskan rasa penasaran yang tak kunjung sembuh ini.

Lalu apa itu dataradi?

Medium ini akan menjadi tempat saya menjelaskan project yang telah dikerjakan dan menjadi wadah berkembang bagi saya. Perlu diketahui, saya masih jauh dari kata “handal” di bidang pemrograman. Oleh karena itu, jika suatu saat Anda ingin memberi masukan atau menanyakan sesuatu terkait unggahan saya, jangan takut untuk berkomentar! :)

Sebagai penutup, saya ingin memberikan fakta.

Di balik programmer handal, di Amerika atau di Islandia, laptop sendiri atau komputer pamannya, menggunakan Intel Celeron atau i7, siang atau malam, pasti mengawali belajar pemrograman dengan menulis:

Selamat datang!

--

--

Radian Lukman
dataradi
Editor for

Data Enthusiast | Bachelor of Statistics from Diponegoro University