Test Driven Development

Fay Anyatasia
Dekowarehouse Project
2 min readApr 5, 2018

Satu hal yang sudah pernah sering saya dengar, yaitu tentang TDD atau kita sebut Test Driven Development. Sebenarnya apa itu?

TDD adalah gaya pemrograman dimana kita membuat test nya terlebih dahulu sebelum membuat implementasi dari program tersebut. Dengan dibuatnya test dahulu, memaksa kita untuk berfikir kedepan bagaimana implementasi kode yang akan kita buat nantinya.

Seperti gambar diatas, dengan moto “Red, Green, Refactor”. Pada awalnya kita membuat initial test. Saat dijalankan jelas pasti masih fail. Barulah kemudian kita menuliskan implementasinnya. Pastikan code yang kita buat pass. Jika code yang kita buat masih fail, perbaiki terus sampai pass. Jika sudah pass, lakukan refaktor (perubahan code) untuk membuat code menjadi lebih bagus dan rapi, kemudian ulangi langkah — langkah tersebut.

Manfaatnya apa aja?

Pertama, dapat mengurangi kemungkinan adanya bug. Karena kita selalu berusaha membuat code yang pass dengan test nya. Sehingga jika sudah lulus test,kita sudah mengurangi kemungkinan adanya bug pada kodingan kita. Ia juga dapat mengurangi waktu kita untuk debugging nantinya.

Implementasi pada kelompok

Test yang kita buat terbagi menjadi dua. Yaitu test untuk mengecek user interface dan juga functionality test.

Contoh dari test untuk mengetest UI yaitu

Kode diatas mengetes apakah halaman details.js dapat terender dengan baik atau tidak.

Lalu, contoh dari functionality test yaitu

Test diatas untuk mengetes apakah fungsi tombol untuk menampilkan quick view berjalan dengan baik.

Dan tak lupa juga dengan adanya code coverage. Apa itu? Itu adalah sebuah angka yang merepresentasikan apakah test yang dijalankan sudah berjalan dengan benar dan mencakup seluruh baris yang ada.Gimana cara ngecek coverage di react?

Yaitu dengan menjalankan perintah berikut

npm test — — coverage

Lalu, nanti hasil dari coverage tersebut akan di report ke codecov.io dan dapat ditampilkan dalam readme.md seperti berikut

--

--