Brand Voice — Suara dan warna dari kepribadian brand-mu

Latifa
Design Jam Indonesia
4 min readJan 27, 2023

Apapun yang ditampilkan produk pada pengguna adalah bentuk dari branding. Menurut Shopify, branding merupakan proses menciptakan ciri khas produk agar lebih diingat oleh target market. Penerapan mendasar dari branding ini seperti adanya logo, warna, tagline dan brand voice.

Brand voice sendiri menjadi hal penting dalam UX Writing karena digunakan untuk berkomunikasi dengan pengguna. Selain itu, cara kita berkomunikasi dengan pengguna juga dapat mempengaruhi kesan pertama mereka ketika menggunakan produk.

Jika ingin menarik perhatian pengguna maka produk perlu memahami brand voice dan menggunakannya dengan tepat.

Apa itu Brand Voice?

Mengutip dari Column Five, brand voice adalah ekspresi verbal yang digunakan produk untuk berkomunikasi dengan pengguna. Komunikasi ini dalam bentuk tertulis yang sering kita jumpai pada produk digital.

Setiap perusahaan biasanya memiliki pedoman untuk menetapkan brand voice mereka. Misalnya, brand voice pada Adobe ini. Adobe mendefinisikan brand voice mereka yaitu Rational, Human, dan Focused. Selain itu, mereka juga memberikan tips dalam menulis mikrokopi agar sesuai dengan brand voice.

Brand voice pada Adobe (Sumber: Spectrum Adobe)

Produk yang kelihatannya mirip tapi seringkali memiliki brand voice yang berbeda karena perbedaan target market. Sekarang kita akan mengambil contoh brand voice dari aplikasi Gojek. Gojek mendeskripsikan voice mereka menjadi 4 hal yaitu Clear, Casual, Witty, Emphatetic. Berikut contoh UX Writing pada aplikasi Gojek.

Error Message pada aplikasi Gojek

Coba liat mikrokopi pada Gojek diatas. Gojek memilih kata “lemot”, bukan kata “lambat”. Selain itu, Gojek juga memilih kata “betulin”, bukan kata “perbaiki”. Pemilihan kata pada mikrokopi cenderung kasual, sesuai dengan brand voice Gojek. Brand voice ini hasil keputusan perusahaan dalam menerapkan branding. Kita bisa merasakan brand voice Gojek ketika menggunakan aplikasi maupun website karena mikrokopinya.

Mengapa brand voice itu penting?

Brand voice menjadi bagian dari branding agar produk lebih dikenal pengguna. Selain itu, menurut Column Five, brand voice juga berperan dalam 2 hal ini.

  1. Memperkuat ciri khas

Produk yang kita miliki pasti memiliki kompetitor dan cara untuk lebih menonjol dari kompetitor salah satunya adalah brand voice ini. Brand voice yang kuat dapat menarik perhatian dan membuat pengguna lebih suka berinteraksi dengan produk.

“Your voice is what sets your brand or offering apart from others. It’s the combination of the language you choose (both visual and written), the tone you use and the feelings you evoke in your audience” (Tobias van Schneider)

2. Lebih terhubung dengan pengguna

Adanya brand voice bisa membuat produk lebih mudah berinteraksi dengan pengguna. Brand voice menunjukkan siapa identitas produk sebenarnya dan bagaimana mereka berkomunikasi dengan penggunanya. Cara produk berkomunikasi dengan brand voice ini bisa membangun hubungan emosional dengan pengguna.

Menciptakan brand voice untuk produk digital

Sebelum menulis mikrokopi, kita harus tau dulu brand voice dari produk kita itu bagaimana. Brand voice tak hanya berperan dalam pembuatan mikrokopi tetapi dalam meningkatkan pengalaman pengguna juga. Berikut beberapa cara yang bisa kita lakukan dalam menciptakan brand voice untuk produk digital.

  1. Mengenali siapa pengguna produkmu

Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengenali siapa yang menggunakan produk kita. Mengenali pengguna ini bisa kita lakukan dengan riset dan membuat user persona.

Menurut CareerFoundry, user persona adalah representasi fiksi dari pengguna yang memakai produk kita. Dengan mendeskripsikan pengguna dengan tepat, kita bisa lebih berempati dengan pengguna. Berikut contoh user persona.

Contoh user percona (Sumber: User Guiding)

2. Identifikasi value brand kamu

Sama halnya dengan mengenali pengguna, kita juga harus mengenali produk kita lebih mendalam.

The most authentic brand voices are those born from brand strategy” (Ignyte)

Mengutip dari Frontitude, ada beberapa hal yang bisa lakukan untuk memahami produkmu, diantaranya menjawab pertanyaan berikut ini.

  • Apa visi, misi, dan nilai produk kamu?
  • Apa yang produk kamu perjuangkan?
  • Apa pesan utama apa yang ingin disampaikan produk kamu?

3. Buat brand voice chart

Brand voice chart dibuat untuk mendokumentasikan lebih jelas mengenai brand voice. Langkah awal untuk membuat brand voice chart ini dengan memilih 3 atribut yang menggambarkan produk kita. Kemudian deskripsikan penjelasan tiap produk beserta apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan.

Adanya brand voice chart ini dapat mempermudah UX Writer dalam membuat mikrokopi yang sesuai dengan brand identity. Berikut ini contoh brand voice chart.

Contoh brand voice chart (Sumber: Ignyte)

Kesimpulan

Kita tidak bisa memiliki brand voice yang kuat ketika brand voice tersebut kurang didefinisikan dengan baik. Brand voice membedakan produk kita dengan produk orang lain maka penting bagi kita untuk membuatnya lebih jelas dan spesifik.

Menciptakan brand voice dapat menjadi langkah awal kita dalam meningkatkan branding dan pengalaman pengguna yang lebih baik.

Referensi

  • Brian Lischer in Ignyte. How to Define a Brand Voice to Set Your Business Apart
  • Shopify Blog. What Is Branding? Branding Definitions and Benefits
  • Merav Levkowitz in Frontitude. Defining Your Product’s Voice and Tone for the Best UX
  • Katy French in Column Five. How to Find Your Brand Voice (Plus a FREE Questionnaire)
  • Raven Veal in Career Foundry. How to Define a User Persona.
  • Gojek Design

--

--