Design Chit-Chat
Published in

Design Chit-Chat

Pengalaman pindah haluan karir menjadi UX Designer atau Product Designer

Photo by Alex Radelich on Unsplash

Sekilas tentang saya

Menemukan aspek yang hilang dari pembuatan produk

  1. Designing Interactions dari Bill Moggridge — saya mulai kenal istilah human-centered di pembuatan produk.
  2. About Face dari Alan Cooper — saya mendapat pencerahan mengenai Goal-directed Design, membuat Persona (profile dari target users), dan membuat desain menggunakan narasi (Context Scenarios).
  3. The Humane Interface dari Jef Raskin (pembuat Apple Macintosh) — saya mulai belajar prinsip desain yang lebih mendasar, semacam filosofinya, termasuk landasan desain (yaitu user needs). Yang selalu saya ingat sampai sekarang: “Building an interface is pretty much like building a house, if you don’t get the foundation right, no amount of decoration can fix the resulting structure.” Dan fondasinya adalah user needs.

Sebelum pindah haluan menjadi Product Designer

Luck adalah saat kesempatan bertemu kesiapan

  1. Elements of User Experience dari J. J Garrett — dari sini saya mengerti hal penting tentang bagaimana UX itu dibangun, dari mulai Strategy (User needs and Business Goals), Scope (content and functional requirements), Structure (Information Architecture dan Interaction Design), Skeleton (Information Design, Layout, Hierarcy), dan Surface (Visual Design). Mulai terbuka bahwa desain itu bukan hanya tentang membuat flow dan screen, termasuk UI, tapi juga ada tahapannya dan dimulai dengan user needs dan business goals.
  2. Don’t make me think dari Steve Krug — dari Steve Krug saya belajar hal praktis, termasuk konsep penting jangan membuat pengguna berpikir (atau sesedikit mungkin berpikir), dan jumlah klik itu bukan patokan good UX — fokusnya mesti di gampangnya setiap klik, bukan jumlah klik.
  3. Designing Interfaces dari Jenifer Tidwell — saya mulai mengenal UI (User Interface), termasuk best practices penggunaan berbagai komponen UI.
  4. Information Architecture dari Peter Morville — ini lebih ke overview membuat struktur informasi, hanya lumayan berat untuk saya yang baru mulai di desain.

Berikan lebih dan hal baik akan datang

Pelajaran penting di tahun pertama

  1. Terlalu fokus pada design best practices, bukan user needs atau business goals — Desain hanyalah sarana untuk membantu pengguna dan bisnis mencapai tujuan. Karena saya pemula, jadi sangat text-book, dan kurang fleksible saat mencari solusi/mendesain produk.
  2. Tidak kolaboratif — Ini terkait dengan poin pertama. Desain dianggap bagian tim desain saja, padahal proses mencari solusi itu mesti mengikutsertakan semua tim, baik produk, bisnis, operasional, sampai teknologi. Dengan tidak kolaboratif, masing-masing tim jadi memaksakan agenda masing-masing, dan akhirnya pengguna lah yang jadi korban. Mestinya sebagai tim desain, saya bisa memfasilitasi solutioning.
  3. Tidak lean — proses desain bisa mencapai berminggu-minggu, karena mencoba menyempurnakan aspek desain sampai ke detail UI/Visual Design nya, tanpa sadar bahwa proses desain mestinya dibagi ke 3 hal: buat high level flow/experience map, kemudian lanjut ke wireframes (fokus di konten, fitur, dan high level transition), baru detail UI/Visual Design termasuk motion design.
  4. Kurang eksploratif dan iteratif —ide-ide desain yang muncul untuk suatu masalah hanya satu-dua saja, paling banyak tiga. Kurang mengerti bahwa di tahap eksplorasi, mestinya digunakan sebagai kesempatan untuk berinovasi (dengan memunculkan banyak — puluhan ratusan ide out-of-the-box), baru setelah tahap eksplorasi, dilakukan tahap pengkerucutan ide menjadi 2–3 solusi potensial yang mesti di validasi ke pengguna dan di perbaiki (iteratif).
  5. Tidak fleksibel dalam melakukan validasi ke pengguna — validasi konsep, biasanya Usability Testing, memakan waktu berminggu-minggu, dari mulai perencanaan, pelaksanaan, sampai analisa hasil.
  6. Tidak membangun personal relationship dengan tim lain — seprofesional apapun, personal relationship tetap penting. Bukan masalah KKN, tapi dengan hubungan yang baik, komunikasi bisa lebih baik, dan juga kita membangun rasa empati — mengerti aspirasi, prioritas, dan masalah yang dihadapi tim lain.

Belajar, latihan, dan praktek

--

--

Get the Medium app

A button that says 'Download on the App Store', and if clicked it will lead you to the iOS App store
A button that says 'Get it on, Google Play', and if clicked it will lead you to the Google Play store
Borrys Hasian

I'm a Product Designer, fascinated about Design Innovation, and I have led Design for successful and award-winning products used by millions of people.