Kegetiran Perang dalam Bingkai Wisata Asia Tenggara

Destinasi Indonesia
Destinasi Indonesia
5 min readJul 27, 2016

Perang selalu menyisakan nestapa bagi orang-orang yang terlibat dan terjebak di dalamnya. Kegetiran itu terekam dalam sejumlah destinasi wisata perang di negara-negara Asia Tenggara.

TAK hanya getir, jejak-jejak perang di masa lampau bahkan kerap menyuguhkan gambaran seram yang mampu menegakkan bulu roma siapa pun yang melihatnya. Namun, seiring perjalanan waktu, sensasi seram tersebut justru menjadi daya jual tersendiri. Terutama, bagi mereka yang ingin merasakan sensasi ketegangan perang.

Terkait perang, negara-negara di Asia Tenggara seperti Indonesia, Malaysia, Vietnam, Kamboja, dan Filipina adalah negara-negara yang memiliki sejarah panjang memilukan. Jejak-jejak kegetiran perang pun berserakan di berbagai tempat. Kini, sebagian dari jejak-jejak sejarah perang tersebut kondang sebagai destinasi wisata perang unggulan.

Lawang Sewu, Indonesia

Lawang Sewu (seputarsemarang.com)

Lawang Sewu (seputarsemarang.com)

Tidak sulit menemukan gedung megah bergaya Eropa ini di ibukota Jawa Tengah, Semarang. Gedung rancangan Prof Jacob F Klinkhamer dan BJ Ouendag pada 1903 tersebut berada di ujung salah satu persimpangan kawasan Tugu Muda yang menjadi ikon kota lumpia tersebut.

Gedung dengan puluhan jendela besar yang terkesan seperti pintu (itu sebabnya disebut Lawang Sewu yang berarti Pintu Seribu) ini sangat menonjol di kawasan tersebut. Pada masa penjajahan Belanda, bangunan megah tersebut disebut Wilhelminaplein.

Bekas kantor pusat Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij atau NIS, jawatan kereta api Belanda yang beroperasi di Semarang, ini terkenal angker dan mistis. Maklum, gedung megah tersebut dulu sempat difungsikan sebagai penjara pada masa penjajahan Jepang, lengkap dengan ruang-ruang penyiksaan. Beberapa kali Lawang Sewu menjadi lokasi uji nyali karena ‘keseraman’-nya ini.

Beberapa saksi mata mengungkapkan, sering terdengar suara-suara aneh dari gedung tua tersebut. Terlebih pada lokasi-lokasi tertentu, seperti sumur tua, lorong-lorong, bekas lokasi penjara berdiri, penjara jongkok, hingga ruang penyiksaan. Bisa dibayangkan hebatnya penyiksaan yang dilakukan serdadu Nipon kala itu.

Tuol Sleng, Kamboja

Tuol Seng (wikipedia)

Tuol Seng (wikipedia)

Killing Fields di Phnom Penh, Kamboja, jadi saksi sejarah perang saudara yang sangat mengerikan. Puluhan ribu orang jadi korban dalam pertikaian di era rezim Khmer Merah berkuasa pada 1975–1979. Tak heran, kisah kekejaman Pol Pot, pemimpin Khmer Merah,destinasi wisata perang ini banyak diangkat ke layar lebar sebagai gambaran sesungguhnya kejahatan genosida pada era perang dingin.

Jejak sejarah kekejaman Pol Pot juga terekam pada Museum Genosida Tuol Sleng. Tuol Sleng dalam bahasa Khmer berarti Bukit Pohon Beracun. Dari namanya, sudah cukup mewakili betapa mengerikan tempat itu pada masanya. Ya, museum ini adalah Kamp Konsentrasi, tempat penyiksaan bagi tokoh-tokoh yang dianggap berseberangan dengan Pol Pot.

Bekas sekolah (Tuol Svay Prey Secondary School) yang disulap jadi Kamp Konsentrasi ini terbagi dalam empat ruang penjara, lengkap dengan ruang interogasi yang mendirikan bulu roma. Masing-masing ruang merekam kegetiran perang yang sulit dibayangkan akal sehat.

Tak kurang 17.000 orang menjadi korban pembantaian di Tuol Sleng. Bisa dibayangkan kesan angker yang ditinggalkan dari sejarah yang demikian kelam.

Penjara Hoa Lo, Vietnam

Hoa Lo Prison (roomsbooking.com)

Hoa Lo Prison (roomsbooking.com)

Hoa Lo Prison atau Penjara Hoa Lo dibangun Perancis pada 1896. Penjara yang kini berubah menjadi Museum Hoa Lo di Hoan Kiem, Hanoi, Vietnam, punya cerita kelam terkait kekejaman perang lainnya. Destinasi wisata seram ini merekam betapa pedihnya derita yang harus ditanggung penduduk Vietnam yang dianggap berseberangan.

Puluhan patung yang dibuat cukup mewakili brutalnya kekejaman yang terjadi pada masa itu. Tak hanya hukuman mati, hukuman lainnya dalam beberapa tingkatan kekejaman, lengkap tersaji. Untuk menambah kesan angker, pihak pengelola bahkan melengkapinya dengan lampu-lampu temaram. Selain itu, gambaran kekejaman juga terwakili melalui lukisan dinding yang tak kalah getir.

Terowongan Cu Chi, Vietnam

Cu Chi Tunnels (pixabay.com)

Cu Chi Tunnels (pixabay.com)

Masih di Vietnam, mari bergeser ke Ho Chi Minh City. Cu Chi Tunnels atau Terowongan Cu Chi menyimpan rekaman dahsyatnya Perang Vietnam. Tak hanya lubang-lubang besar menganga bekas bom-bom yang diluncurkan Amerika, pada lokasi ini juga terdapat begitu banyak lubang persembunyian tentara Vietnam.

Lubang atau jalan-jalan tikus dalam berbagai ukuran lengkap dengan berbagai perangkap mengerikan bagi musuh ini cukup menggambarkan betapa ganasnya perang kala itu. Lubang berukuran badan manusia dalam posisi jalan jongkok hingga menyusur laiknya ular menjadi tantangan tersendiri bagi para pengunjung untuk mencobanya. Minimal, kita harus siap sesak napas karena tipisnya oksigen pada terowongan tikus tersebut.

Lebih dalam masuk ke terowongan, ternyata, lubang persembunyian tersebut juga dilengkapi ruang-ruang memasak dan menyiapkan berbagai senjata perang. Selain itu, terowongan ini juga menjadi tempat perawatan bagi para tentara Vietnam yang terserang malaria.

Tertarik untuk menyaksikan secara langsung jejak-jejak sejarah kelamnya perang itu, Cu Chi Tunnels kini menjadi destinasi wisata yang dilengkapi dengan wahana lainnya seperti latihan menembak.

Museum Penang War, Malaysia

Penang War Prison (spin1tours.com)

Penang War Prison (spin1tours.com)

Kekejaman Jepang pada Perang Dunia II juga terekam di Museum Penang War, Malaysia. Berada di sebelah tenggara Pulau Penang, museum berada di puncak bukit. Dulunya, tempat yang dibangun pada 1930 ini dimanfaatkan sebagai benteng militer Inggris.

Benteng sengaja dibangun untuk mengadang laju pergerakan Jepang di Asia Timur Raya, termasuk Malaysia, melalui laut. Apa lacur, invasi pasukan Jepang kala itu meraih sukses besar. Berbagai negara, termasuk Indonesia, berada dalam kekuasaan Negeri Matahari Terbit ini.

Di masa penjajahan Jepang, benteng ini berubah fungsi sebagai pangkalan militer, lengkap dengan penjara. Kisah seram penyiksaan terhadap para tahanan makin melengkapi kekejaman Jepang di daerah jajahan lainnya. Kini, museum ini juga dimanfaatkan sebagai pusat pendidikan selain merekam jejak-jejak ganasnya perang pada masanya.

Laperal White House, Filipina

Laperal White House, Filipina (joysofasia.com)

Laperal White House, Filipina (joysofasia.com)

Ingin menjelajah jejak-jejak dan lokasi yang menjadi sejarah kelam perang lainnya? Patut disimak Laperal White House yang berada di kota Baguio, Filipina. Gedung tua berwarna putih ini lebih banyak menawarkan nuansa mistis dengan kisah-kisah tentang hantu gentayangan yang dipercayai berasal dari para korban perang.

Saat bom dijatuhkan pada Perang Dunia II, puluhan orang yang sedang berada di di dalam gedung menjadi korban. Termasuk, para biarawati yang saat itu menghuni Baguio Cathedral.

Terbukti, perang hanya menawarkan kepedihan. Luka-luka akibat ganasnya perang yang terekam dalam berbagai bentuk destinasi wisata itu pantas menjadi bahan renungan dan pembelajaran bahwa hidup berdampingan dengan damai itu teramat indah. (Divdit)

--

--