Magic Sunrise di Gunung Bromo

Destinasi Indonesia
Destinasi Indonesia
5 min readOct 17, 2016

Rasa takjub menggumpal, begitu memandang kawah Bromo yang seakan menguarkan kekuatan magic.

TERKESIMA! Kata itu tepat digunakan untuk menggambarkan keindahan Bromo. Jalanan setapak, pepohonan pinus, dan tentu pesona cahaya fajar ketika mulai menapaki puncak gunung, lengkap dengan kepulan asap dan belitan kabut serta awan. Tak bosan memandang, memotret, dan mencari sudut baru.

edisi-28-destinasi-bromo-1

Seruni Point

Seruni Point jadi pilihan untuk menghindari gardu pandang Pananjakan yang menjadi tujuan utama wisatawan. Di musim libur, lokasi Pananjakan selalu penuh sehingga mengurangi kenyamanan dan ruang gerak memotret.

Begitu cahaya fajar mengintip, pesona magic Bromo dari Seruni Point langsung terungkap. Indah memesona. Bayangan siluet berlahan menerang dengan latar belakang puncak Bromo, lengkap dengan lingkaran-lingkaran kabut dan hamparan pasir yang dari kejauhan terlihat membentang abu-abu. Dari jam ke jam, bentangan Bromo tak henti menebar pesona. Hingga akhirnya sekitar pukul 08.00 — setelah menyeruput segelas kopi, kami memutuskan untuk turun.

Usai melewati jalan setapak berundak, sampailah di tanah agak datar tempat kuda sewaan menunggu. Perjalanan dilanjutkan dengan berkuda, kurang lebih 15 menit. Selama itu pula, keajaiban pemandangan terpampang jelas. Apitan pepohonan pinus di jalan menurun terlihat menyerupai lembah dengan payung langit biru menawan.Tiba di tempat parkir, di mana jeep hardtop sewaan menunggu, pesona Bromo belum juga hilang. Dari salah satu sisi, Gunung Bromo terlihat berdiri megah. Tempat itu menjadi salah satu favorit wisatawan yang tak kuat menanjak.

Padang Savana & Pasir Berbisik

edisi-28-destinasi-bromo-savana

Perjalanan dengan jeep hardtop dilanjutkan menuju Padang Savana. Terbayang hamparan rumput bak permadani hijau, tempat di mana tiga tahun lalu bisa merebahkan badan memandang langit biru dengan awan berarak. Namun, bayangan itu pudar. Tengok kanan, kiri, pemandangan yang diharapkan tak juga terlihat. Rumput terlihat rebah mengering, tanah botak, dan berderet kendaraan roda dua dan empat yang parkir di dekat warung tenda terbuka. Akhirnya, kaki melangkah menuju salah satu warung yang menjual gorengan, bakso, kopi, teh, dan sebagainya.

Di balik tenda baru terlihat padang rumput. Meski tak seperti yang dibayangkan, Padang Savana Bromo tetap indah. Dari Padang Savana, perjalanan dilanjutkan ke Pasir Berbisik. Hamparan pasir terlihat sejauh mata memandang. Sayang seperti halnya Padang Savana, jejak roda kendaraan terlihat dimana-mana. Semoga keindahan kawasan Bromo tak terus tergerus padatnya aktivitas manusia.

Cemoro Lawang

DI-28-destinasi-bromo-kuda-dan-matahari-terbit

Datang ke Bromo, sempatkan pul amelihat matahari terbenam. Cemoro Lawang bisa menjadi salah satu tempat mengasyikan. Berdiri di ketinggian jalan setapak berlatar perkebunan sayur, bentangan pasir dan puncak Bromo terlihat jelas.

Saksikan dahsyatnya perubahan warna dan pemandangan, mulai dari cahaya matahari di sore hari, turun membentuk gradasi warna, mulai tenggelam menyisakan siluet, hingga gelap sempurna digantikan jutaan bintang di langit malam.

Udara pun berubah, suhu semakin turun, semakin dingin, hingga memaksa kita pulang, berjalan menuruni jalan setapak, sembari mengingat dan menyisakan perasaan tak terlukiskan, tentang alam, tentang Bromo. (Lintang Rowe) Foto : Lintang Rowe & Dok Disbudpar Probolinggo

How To Get There

DI-28-destinasi-bromo-matahari-terbit

Akses & Budget Menuju Bromo

*Surabaya dan Malang biasanya menjadi poin keberangkatan menuju Bromo. Dua kota itu memiliki bandara dan diterbangi pesawat dengan rute domestik beragam.

*Surabaya biasanya dipilih wisatawan yang ingin langsung menuju Bromo. Sedangkan Malang menjadi pilihan turis yang berwisata terlebih dahulu menjelajahi Malang dan sekitarnya. Jalur Malang ke Bromo lebih dekat, namun kondisi jalanan berliku-liku.

*Secara garis besar, Bromo bisa diakses dari empat wilayah, yakni Probolinggo (Sukapura), Malang, Pasuruan (Wonokitri),dan Lumajang. Jalur Probolinggo dan Pasuruan biasanya menjadi pilihan utama, karena akses jalannya relatif lebih baik dibandingkan dengan daerah lain.

*Jalur Probolinggo memiliki kelebihan tersendiri. Karena sebagian besar penginapanterletak di kabupaten tersebut.

*Lumajang aksesnya cukup sulit, namun jika Anda santai layak dicoba karena sepanjang perjalanan disuguhi pemandangan indah.

*Membawa kendaraan sendiri atau menyewa kendaraan menjadi pilihan paling bijaksana jika ingin menyambangi Bromo. Menghemat tenaga, waktu, dan dapat melakukan perjalanan lebih santai.

*Perjalanan dari Surabaya menuju Bromo jalur Probolinggo kira-kira butuh waktu 3,5 hingga 4 jam.

*Sewa kendaraan dari Surabaya satu hari sekitar Rp600 ribu hingga Rp750 ribu perhari, termasuk bahan bakar dan pengemudi.

*Penginapan homestay di Bromo biasanya disewakan per-rumah dengan harga antara Rp500 ribu hingga Rp700 ribu. Ada beberapa hotel selain Jiwa Jawa Resort, antara lain Lava View dan Bromo Permai. Tarif satu kamar Rp500 ribu ke atas.

*Untuk menjelajahi Bromo dan sekitarnya wisatawan bisa menyewa jeep hardtop. Biasanya setiap penginapan sudah memiliki kontak paguyuban jeep. Harga sewa untuk 4 titik antara lain Gunung Bromo (seruni Poin), Pasir Berbisik, dan Padang Savana Rp500 ribu.

*Untuk menuju gardu pandang, Anda bisa mengkombinasikan tiga moda angkutan. Pertama menggunakan hardtop, dilanjutkan dengan kuda, dan akhirnya berjalan kaki mendaki sekitar 20 menit. Biaya sewa kuda naik dan turun antara Rp100 ribu hingga Rp150 ribu, tergantung kepandaian menawar.

Tips

DI-28-destinasi-bromo-seruni-point

*Membawa baju hangat, kupluk, syal, sarung tangan, kaus kaki, sepatu tertutup. Udara di Bromo di malam hari bisa di bawah 0 derajat celcius. Di Bromo banyak pedagang yang menawarkan syal, kupluk, dan sarung tangan. Harganya cukup ramah jika pandai menawar.

*Siapkan stamina. Jangan lupa minum meski tidak merasa haus karena dinginnya udara.

*Berhati-hatilah jika minum dan menyantap makanan panas. Dingin udara kerap membuat orang tidak merasa panas. Dampaknya baru terasa keesokan hari, lidah dan bibir luka karena panas.

*Jangan hanya menikmati matahari terbit, tapi luangkan waktu melihat matahari terbenam. Cemoro Lawang merupakan salah satu poin yang payut dicoba. Menikmati matahari tenggelam, mulai dari terang, semburat senja, hingga akhirnya membentuk siluet, sebelum matahari hilang sempurna.

Tiket Masuk Bromo

Domestik Hari biasa Rp27.000 (termasuk asuransi) dan akhir pekan Rp32.500 (termasuk asuransi)

Internasional Hari biasa Rp217.000 (termasuk asuransi) dan akhir pekan Rp317.500 (termasuk asuransi)

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Probolinggo

Jl Raya Panglima Sudirman No 1 Dringu — Probolinggo Telp: (0335) 428 827

Originally published at Destinasi Indonesia.

--

--