Megalitikum Waruga di Minahasa

Destinasi Indonesia
Destinasi Indonesia
3 min readMay 2, 2016

Pesona wisata di Sulawesi Utara bukan hanya Bunaken. Ternyata, propinsi itu memiliki Megalitikum Waruga yang kaya kisah perjalanan hidup leluhur Minahasa.

APA itu Waruga?

Destinasi Indonesia Waruga di Minahasa

WARUGA adalah kubur batu atau makam tua para leluhur masyarakat Minahasa. Makam itu terbuat dari batu yang dipahat dan dibentuk seperti rumah. Walaupun tidak ada data pasti, namun diperkirakan Waruga telah berdiri sejak tahun 1600an.

Menengok Megalitikum Waruga di Sulawesi Utara, seakan kita diajak berselancar ke dalam pemikiran leluhur masyarakat Minahasa di masa lampau. Kumpulan megalitikum yang tersebar di Desa Sawangan, Kelurahan Rap-rap, dan Airmadidi Bawah itu menjadi proses perubahan yang terjadi dalam masyarakat Minahasa.

Waruga mulai menarik perhatian orang sejak CT Bertling menulis artikel De Minahasche Waruga Hockerbesttung dalam majalah Nederlansche Indie Oud en Niew no. XVI pada tahun 1931. Artikel itu memunculkan penelitian dari dalam dan luar negeri yang ingin mengetahui kuburan batu para dotu Minahasa, sekaligus sejarah pengaturan kompleks Waruga yang dimulai pada 1976.

Destinasi Indonesia Waruga di Minahasa

Pada jaman Minahasa dahulu, masing-masing keluarga memiliki makam sendiri yang terbuat dari batu. Makam batu untuk keluarga tersebut pada awalnya terpencar di beberapa desa di Kabupaten Minahasa. Namun, ketika muncul wabah kolera dan tipus yang diduga berasal dari makam-makam tersebut, pemerintah daerah memutuskan mengumpulkan dan melokalisasi makam batu. Kini Waruga bisa dilihat di Desa Sawangan saja.

Makam batu tersebut sudah berusia ratusan tahun dan pernah dipugar di tahun 1976 oleh Pemda Minahasa saat kabupaten itu belum dimekarkan. Setelah dipugar, situs sejarah itu diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Daoed Joesoef.

Waruga : Peristirahatan Terakhir Sang Leluhur

Jumlah makam batu di lokasi pemakaman di Sawangan sebanyak 104 dotu alias marga. Namun hanya puluhan yang masih dapat diidentifikasi melalui relief yang terpahat. Beberapa dotu yang diketahui adalah : Wenas,Karamoy,Kalalo,Tangkudung, Rorimpandey, Mantiri, Kojongian, Rumondor dan beberapa lagi. Dari bentuk, gambar dan relief di Waruga, dapat diketahui pekerjaan maupun profesi orang yang dimakamkan. Jika terdapat gambar binatang, maka orang yang meninggal berprofesi sebagai pemburu, dan Dotu Tangkudung berprofesi sebagai hakim, karena terdapat relief orang sedang bermusyawarag dan dipimpin Tengkudung.

Hingga kini, Megalitikum Waruga di Sulawesi Utara masih berdiri kokoh. Menjadi saksi sejarah sekaligus situs wisata menari minat wisatawan dalam dan luar negeri. Bahkan, Ratu Beatrix, Pangeran Bernard dan Ratu Juliana dari Belanda pernah berkunjung ke Megalitikum Waruga di Desa Sawangan, Sulawesi Utara.

#DestinasiIndonesia #JelajahIndonesia Waruga di Minahasa

Oleh : Hery Inyo Rm (Kontributor)

AKSES : Objek wisata Waruga yang berada di desa Sawangan berjarak sekitar 40 kilometer dari kota Manado. Dengan menggunakan kendaraan pribadi dapat ditempuh sekitar satu jam, dengan kendaraan umum akan memakan waktu sekitar 1,5–2 jam.

Hery Inyo

Hery Inyo RM

MEMULAI karir jurnalistik dibeberapa media daerah. Setelah itu, bergabung dengan Harian Nasional Media Indonesia sebagai wartawan foto. Pernah menjadi kontributor foto untuk Newsweek, AsiaWeeks dan Fast Eastern Economic Review. Menjadi kontributor Metro TV dan mendirikan TV lokal, Manado TV.
Kini bekerja di salah satu perusahaan tambang emas, dengan tetap melanjutkan hobi fotografi dan traveling. Karyanya bisa dilihat di Rubrik Destinasi tentang Waruga.

Originally published at Destinasi Indonesia.

--

--