Kejadian-kejadian Sebelum Wira Wiyata Ditulis

Renungan dari Serat Wira Wiyata

Pranacaraka
Deuteronomi
2 min readMar 21, 2024

--

Leonardo AI

Ada suatu masa ketika Mangkunegara berada di pihak Inggris dan Belanda. Di lain pihak, Pakubuwana disinyalir mendukung adanya pemberontakan Pangeran Diponegoro — yang hendak melawan kolonialisme. Persaingan kedua keluarga bangsawan keturunan Dinasti Mataram ini pernah mewarnai sejarah Jawa yang berujung pada pembagian wilayah yang ditengahi oleh kompeni.

Dalam Serat Wira Wiyata, Mangkunegara IV pernah menuliskan sebagai berikut,

Pangeran Dipati Mangkunegara II dimintai bantuan oleh Inggris untuk menyerang Mataram. Setelah berhasil mendapat hadiah seribu karya sehingga menjadi lima ribu karya.

[Dipati Mangkunegara II] juga dimintai bantuan Gubernur Belanda melawan Pangeran Dipanegara. Setelah selesai berperang, mendapat hadiah tanah lagi Sukawati, lima ratus karya, dan gaji setiap bulan untuk bekal makan prajurit empat ribu empat ratus delapan puluh.

Wira Wiyata, Pupuh 1:13–14

Sepertinya, ada kesan bahwa Mangkunegara II berada di pihak Inggris maupun Belanda. Sebelum menghakimi petikan serat tersebut, cobalah kita renung-renungkan sejenak peristiwa di sekitarnya.

  1. Serat ini ditulis pada tahun 1869 Masehi, masa-masa di mana Kerajaan Mataram menguasai Pulau Jawa bersamaan dengan pemerintahan kolonial Belanda (yang dikenal sebagai Hindia Belanda). Artinya, gagasan Negara Kesatuan Republik Indonesia ini sama sekali belum ada.
  2. Persengketaan justru terjadi di antara kaum elit politik bumiputera, yang melibatkan Pakubuwana III dengan Mangkunegara I. Kedua berselisih untuk berebut pengaruh atau kekuasaan.
  3. Perpecahan semacam ini justru menguntungkan Belanda atau kompeni. Jika dilihat-lihat, posisi Belanda menjadi penengah atau penyeimbang kekuatan yang sedang berkonflik. Sejak saat itulah Belanda menjadi penengah dalam Perjanjian Salatiga, yang memisahkan kedua kubu keturunan Mataram tersebut.

Pada akhirnya, cuplikan Serat Wira Wiyata ini bukanlah berbicara mengenai keberpihakan Mangkunegara ke pihak asing, melainkan memperlihatkan fakta bahwa terjadi perpecahan di antara elit politik bumiputera.

Marilah kita belajar dari peristiwa ini agar perpecahan tidak terjadi lagi di masa kini, sehingga keadaan keterpisahan ini dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang mengancam persatuan.

--

--