Bagaimana Saya Memulai Mempelajari Wirid
Diilhami dari Ajaran Makrifat dalam Serat Wirid Hidayat Jati
Ketika mengarungi dunia “sepi” Jawa, saya banyak berjumpa dengan tulisan-tulisan yang bersifat esoterik. Salah satunya adalah Wirid Hidayat Jati yang ditulis oleh R. Ng. Ronggawarsita. Tulisan ini saya dapatkan ketika berkunjung ke Perpustakaan Nasional RI.
Serat Hidayat Jati secara ringkas terdiri dari ajaran yang meneliti seluk-beluk manusia menurut pandangan Islam — yang Makrifat. Penjelasannya cukup mendalam, mulai dari kulit atau raga terluar, masuk ke organ-organ dalam, pikiran, jiwa, hingga pusat rasa atau batin. Di sanalah Tuhan yang sejati bersinggasana dan menggerakkan kehidupan.
Saya sendiri belum sepenuhnya memahami makrifat. Akan tetapi, tulisan-tulisan semacam ini pernah saya jumpai di literatur-literatur kepercayaan di beberapa penjuru dunia.
- Dalam pandangan Kristen mula-mula: saya pernah menemukan Kitab Rahasia Yohanes (Secret Book of John) yang diyakini merupakan jilid ke-2 dari Injil Yohanes yang terlarang. Di sana dituliskan bagaimana penciptaan dunia dan detail dari penciptaan Adam.
- Dalam pandangan Hindu: pembahasan mengenai filsafat manusia ini terdapat dalam Dharmasunya dan Nirarthaprakreta. Bahwa ada empat unsur yang melahirkan manusia: angin, air, api, dan tanah, yang kemudian dilanjutkan dengan kemunculan dasendriya atau sepuluh indriya yang menutupi jiwa.
Selain membahas tentang asal mula manusia, Serat Hidayat Jati juga memperhatikan titik-titik pelepasan jiwa pada saat menjelang kematian. Secara ringkas, Serat Hidayat Jati memberikan semacam petunjuk mengenai apa yang harus dilakukan seseorang menjelang kematian. Hal ini juga terdapat dalam The Book of the Dead dari keyakinan Mesir, tulisan pujangga Gereja, kakawin Aji Palayon dari Bali, dan sebagainya.
Memahami hal-hal yang bersifat esoterik tidaklah mudah dan memerlukan bimbingan dari guru yang memahaminya.
Dalam tulisannya, Ronggawarsita juga menyampaikan bahwa ajaran ini bermula dari Sunan Ampel, yang kemudian diajarkan hanya kepada delapan orang generasi awal Demak. Kemudian dari mereka diturunkan lagi kepada delapan generasi penerusnya di era Demak dan Pajang, dan begitu seterusnya.
Pada zaman pemerintahan Sultan Agung Anyakrakusuma dari Mataram Islam, dimulailah penyatuan kedelapan ajaran tersebut menjadi satu kitab. Karena tidak dapat dipahami dengan mudah oleh semua kalangan, pada akhirnya ajaran tersebut kembali dipecah-pecah lagi menjadi beberapa mahzab yang masing-masing memiliki golongan pengikutnya.
Demikian tadi sejarah singkat penyampaian ajaran makrifat, di mana Serat Hidayat Jati adalah salah kitabnya. Apabila ada yang tertarik mengenali aliran makrifat, pembaca dapat membaca terjemahan Serat Hidayat Jati yang tersedia di tautan berikut ini.
Daftar Pustaka
- Raharjo, Priyo. 2022. Warah Hidayat Jati lan Maklumat Jati. Jakarta: Perpusnas Press.