Radikal positif

Ery Arifullah
Deviasi
Published in
2 min readNov 23, 2020

Allah subhanahuwata’ala telah memerintahkan kita untuk bertaqwa yang sebenar-benarnya, bersungguh-sungguh dan all out! Hijrah total, yang mungkin dipandang radikal oleh orang yang tidak suka!

Kata “radikal” telah dianggap sebagai hal yang menakutkan dan dianggap membahayakan. Kata “radikal” selalu dikonotasikan sebagai kekerasan, merusak dan/atau menghancurkan. Padahal tidaklah selalu demikian. Prof. Dr. H. Imam Suprayogo, Rektor Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang baru-baru ini menjelaskan bahwa “radikal” bisa bermakna positif dan oleh karenanya justru diperlukan, bahkan ditunggu-tunggu. Radikal bisa diartikan sebagai hal yang luar biasa, ekstrim atau keadaan di luar batas kebiasaan. Sesuatu hal yang radikal tidak mudah dicerna oleh akal biasa.

Orang yang berani mengemukakan pendapat, yang berbeda dari kebiasaan, maka disebut radikal. Seorang yang berani melakukan perubahan mendasar, dan tidak takut dengan berbagai resiko, serta berani mengorbankan apa saja yang dimiliki, maka orang itu telah berbuat radikal.

Ada sementara orang atau kelompok orang melakukan kegiatan terlalu ekstrim, termasuk dalam kegiatan agama, maka mereka disebut kelompok ekstrimis atau radikalis. Kegiatan ekstrim ini ditakuti orang karena dianggap membahayakan. Kata “radikal” menjadi berkonotasi negatif hingga menakutkan.

Sebenarnya kegiatan radikal ada yang bermakna positif. Amal baik di luar batas kebiasaan juga bisa disebut radikal. Seorang pemimpin yang melakukan perubahan mendasar, misalnya menaikkan gaji bawahannya sampai berkali-kali lipat dari yang diterima seperti biasanya untuk meningkatkan kesejahteraan pegawainya adalah tindakan radikal. Sekelompok orang kaya yang mendadak melakukan kegiatan pengentasan kemisikinan dengan memberikan sebagian besar hartanya yang dimiliki, hingga orang miskin menjadi tercukupi kebutuhan hidupnya, maka itu adalah tindakan radikal. Seorang mahasiswa dengan keberanian dan tekad bulatnya telah melakukan kegiatan penelitian tentang sesuatu yang menurut anggapan tidak wajar dan mampu merombak teori yang sudah established, maka mahasiswa itu telah melakukan hal yang radikal.

Segala persoalan bangsa ini hanya dapat diselesaikan oleh bangsa ini saja beserta pemimpin yang berani melakukan langkah-langkah strategis dan radikal agar bisa segera mengubah keadaan. Keputusan dan cara kerja yang biasa-biasa saja, yaitu dengan mengikuti aturan sebagaimana mestinya tidak mungkin menghasilkan perubahan. Kemisikinan, kebodohan dan ketertinggalan tidak akan berubah.

Dibutuhkan pemimpin yang mampu berpikir dan mengambil keputusan yang radikal. Berpikir dan bekerja hingga melampaui kebiasaan, untuk mengubah keadaan yang memang harus diubah secara cepat, maka kegiatan itu sebagai perbuatan radikal, yaitu radikal positif. Bangsa ini menunggu radikalisme positif. Banyak demo, protes dan kritik keras terhadap pemerintah adalah bentuk dorongan kepada pemimpin negeri ini untuk bertindakan radikal positif.

(dimodifikasi dari artikel “Radikal Positif” Suara Istiqomah, Nomor 15 Tahun ke 56, Oktober 2020, Shafar 1442 H)

--

--

Ery Arifullah
Deviasi
Editor for

I am a geology specialist in the fields of ichnology, sedimentology and paleoecology, I also enjoy history, politics and life sciences.