Merasa Punya Getaran Batin Dengan Pasangan — (Parasocial Effect)

Perbedaan Parasosial vs Getaran Batin

Kalau kita ngomongin perasaan, pacar, partner hingga suami atau istrimu pasti merasa atau mengatakan “Kok hari ini kita samaan?” atau “aku lagi mikirin lagu ini kamu kok nyanyi?” atau bahasa PDKT-nya “hari ini kita sehati yaa…”

Apakah kamu tau? bahwa perasaan yang sama kepada seseorang yang berbeda atau yang kamu kagumi bisa merupakan ilusi!

Let’s talk about this…

Ketika berkencan, kamu tidak sengaja memakai baju dengan warna yang pasanganmu, apakah kamu pernah? Atau pernahkah kamu merasa bahwa akan terjadi sesuatu yang tidak enak berkaitan dengan seseorang yang kamu sayang.

Kejadian-kejadian seperti contoh di atas biasanya terjadi di antara orang terdekat atau orang yang memiliki hubungan khusus seperti hubungan darah, pacar, suami atau istri.

Hal itu bisa terjadi karena kamu atau orang terdekatmu mengirimkan vibrasi atau getaran yang sama. Getaran itu dinamakan getaran batin.

Getaran batin kepada orang terdekat

Vibrasi atau getaran batin yang terpancar keluar dari diri kita berasal dari apa yang kita pikirkan dan merupakan gelombang elektromagnetik yang dapat di tangkap oleh manusia.

Kekuatan pikiran kita dapat menarik hal-hal yang kita minta atau kita bayangkan. Ketika kita membayangkan sebuah lagu terputar di otak kita, kemudian kita membayangkan dengan jelas bagaimana iramanya dan suasananya kita kemudian menciptakan getaran atau vibrasi yang kita inginkan.

Vibrasi itulah yang ditangkap oleh orang-orang yang dekat dengan kita. Orang-orang sering menyebutnya dengan istilah Law of Attraction atau hukum tarik-menarik. Sama ketika kita mengirimkan vibrasi ke semesta, orang-orang di sekitar kita juga dapat merasakan vibrasi atau getaran itu.

Lalu apakah getaran batin bisa dirasakan oleh idola yang kita temui di media sosial?

Ketika melihat update dari sang idola, mungkin beberapa dari kita langsung merasa relate atau termotivasi. Atau mungkin kamu merasa tidak sengaja melakukan aktivitas yang sama ketika sang idola membagikan kegiatannya di media sosial.

Kamu mungkin berpikir bahwa hal itu terjadi karena ada getaran batin di antara penggemar dengan sang idola. Namun, mungkin yang sebenarnya kita rasakan adalah sebuah ilusi yang dinamakan parasocial effect.

Lalu apa itu para social effect?

Istilah ini pertama kali dicetuskan oleh Horton dan Wohl pada tahun 1956 untuk menjelaskan hubungan orang dengan tokoh televisi. Sekarang ini istilah tersebut juga digunakan untuk melabeli hubungan orang dengan tokoh-tokoh yang muncul di media secara virtual bahkan tokoh-tokoh fiksi.

Efek parasosial terjadi karena paparan media yang membuat kita merasa ‘terkoneksi’ dengan tokoh tersebut. Koneksi yang kita rasakan adalah ilusi yang tercipta dari paparan media.

Efek parasosial, berbahayakah?

Efek dari hubungan parasosial sebenarnya tidaklah berbahaya selama kita menyadari bahwa perasaan terkoneksi itu adalah bagian dari layanan hiburan yang diberikan oleh idola kita. Namun tidak sedikit orang yang melakukan aksi lebih yang dapat membahayakan dirinya dan orang lain.

Kasus fans K-Pop yang ekstrem atau yang biasa disebut sasaeng fans adalah satu contoh efek negatif parasosial. Perilaku fanatik sasaeng fans dapat mengancam keselamatan idolanya seperti menguntit, menaruh spy-cam, melecehkan sang idola dan banyak hal lainnya.

Nah, itulah perbedaan getaran batin dengan parasocial effect, menurut kamu bagaimana?

Sumber:

Perbawani, P., & Nuralin, A. (2021). Parasosial dan Perilaku Loyalitas Fans dalam Fandom KPop di Indonesia. JURNAL LONTAR, 9(1) , 42–54.

Suciyati, Putu. 2020. Kejiwaan, Energi dan Vibrasi. Tatkala.co. 4 February 2020.

--

--