Heiho! Membangun Startup Lagi dan Memilih untuk Menikah.

Jume Analyes
djume
Published in
2 min readApr 28, 2019
Photo by Samantha Gades on Unsplash

Awal 2019 ini saya mulai dengan niat untuk menikah dan juga membangun kembali startup saya. Masa-masa sulit membangun startup harus dilewati bersamaan dengan persiapan menuju pernikahan. Terkadang, banyak hal-hal berat yang harus dihadapi, mulai dari masalah keuangan, masalah hubungan, ataupun masalah kesehatan.

Sedikit cerita, niat menikah saya utarakan pada awal Januari ke pasangan saya. Akhir Januari saya coba melamar dengan bertemu dengan orang tuanya. Syukurnya diterima dengan baik. Di bulan yang sama saya juga berusaha pitching sana sini untuk mendapatkan dukungan pendanaan untuk membangun startup saya, tetapi tak satupun membuahkan hasil. Adapun hasil positif adalah saya mendapatkan co-founder untuk membangun startup.

Bulan pun berganti, konsep startup pun berubah seiring dengan perubahan tim dan masukkan dari beberapa calon investor maupun VC yang saya temui. Di Februari juga saya dan pasangan mulai mempersiapkan pernikahan, mulai dari menghubungi beberapa vendor serta mengali skema dan konsep pernikahan yang akan kita laksanakan. Akhir Februari, keluarga saya pun bertemu dengan keluarga dia untuk bersilaturahmi. Pada saat yang bersamaan saya juga membentuk PT bersama dengan co-founder serta advisor startup saya.

Maret pun datang, saya dan pasangan menyempatkan diri untuk foto prewed sebagai kenangan menjelang pernikahan kami. Pada saat itu, saya juga sedang berusaha mencari mitra serta investor untuk startup saya. Tekanan semakin besar, waktu menjelang pernikahan pun tinggal sebulan serta startup yang saya baru mulai belum bisa dijalankan secara maksimal. Masalah-masalah pun sering muncul, mulai dari keuangan, kesehatan, serta hubungan. Saya coba selesaikan semampu saya pada waktu itu.

Bulan yang dinanti pun datang, awal April saya dan pasangan melakukan persiapan akhir untuk pernikahan kami. Setelah mengecek kembali, ternyata masih saja ada tambahan ini-itu yang dibutuhkan untuk pernikahan kami. Di bulan April ini juga saya disibukkan untuk mendapatkan sebuah kerja sama dengan sebuah pihak agar startup saya dapat berjalan. Hari-H pun datang, saya dan pasangan melangsungkan pernikahan tanpa banyak gembar-gembor serta konsep yang sederhana.

Ya saya menikah dengan kondisi startup saya yang baru dimulai, belum ada pendanaan bahkan pemasukkan. Saya bersyukur niat saya menikah dilancarkan dan direstui kedua keluarga, tentunya saya bersyukur menemukan pasangan yang mendukung saya dan menerima saya apa adanya.

Melakukan dua hal besar dalam waktu bersamaan adalah hal yang berat. Memilih untuk melakukan keduanya bukanlah pilihan yang ringan. Namun, ketika kita inginkan keduanya, kita harus kejar dan usahakan itu. Pelajaran yang saya dapat beberapa tahun terakhir adalah tentang timing atau momentum yang tepat. Semua ada waktunya, terkadang kita tidak pernah tahu kapan waktu yang tepat yang kita tahu adalah opportunity and risk yang harus kita hadapi.

Setiap pilihan yang diambil kita harus yakini dan selalu bertanggung jawab serta terus melangkah kedepan melihat peluang dan resiko yang ada.

Connect with me on LinkedIn or Facebook

Get #fundayasceo stories on Instagram

--

--