Perlu! Lima Beda Startup vs Bisnis Biasa Untuk Kamu Ketahui

Jume Analyes
djume
Published in
2 min readJul 18, 2018
“A display of contemporary technology comprising of computer keyboard, headset, mobile phone, a mouse and a pair of sunglasses.” by Oscar Nilsson on Unsplash

Membangun startup dengan bisnis biasa tentu ada kemiripan dan ada perbedaannya. Sebagian besar kita baik itu founder maupun investor terkadang tidak memahami apa perbedaanya. Nah, kali ini saya akan sedikit memberikan perbedaan yang ada dalam menjalankan startup.

  1. Objektif: Ketika membangun startup, objektif utamanya adalah market share, berbeda dengan bisnis biasa yang dituntut langsung mengejar profit. Bahasa lainnya dari objektif ini adalah mengejar Top of mind dan monopoli pasar. Mungkin kita sering mendengar startup dengan istilah bakar uang, pada dasarnya bakar uang ini tujuannya mengejar market share secepat-cepatnya.
  2. Aset: Pada startup, aset yang utama adalah talenta dan pengguna. Sebagian besar biaya akan diinvestasikan pada kedua hal tersebut. Tak heran jika sebuah startup rela membayar mahal untuk talenta mereka karena itu salah aset yang bisa meningkatkan valuasi mereka. Selain itu, mereka juga berinvestasi pada pengguna dengan memberikan berbagai manfaat agar mereka tidak berpaling ke lain hati demi customer lifetime value-nya tetap terjaga.
  3. Resiko: Startup memiliki resiko yang sangat tinggi untuk gagal, tentunya diperlukan juga founder dan investor yang paham akan resiko ini. Sebagai founder diawal kita harus mengambil langkah-langkah dengan resiko besar dan paham mengenai konsekuensinya. Begitupun dengan investor harus paham bahwa investasi ini beresiko tinggi, dan uangnya bisa hilang begitu saja. Namun, tentunya return-nya juga sangat tinggi kalau berhasil.
  4. Pendanaan: Pendanaan sebuah startup pada tahap awal harus dari pendanaan yang resikonya lebih rendah untuk founder, opsi seperti modal ventura, hibah, atau investasi bisa diambil. Hindari pendanaan berupa pinjaman pada tahap awal membangun startup. Alasannya, pada tahap awal startup belum memiliki bentuk yang jelas, apalagi cash flow yang jelas.
  5. Pertumbuhan: Startup dituntut bertumbuh sangat cepat, pertumbuhan sebuah startup harus eksponensial. Sebuah startup dikatakan bagus ketika bisa bertumbuh 7% per minggunya atau dengan kata lain hampir 30% per bulannya. Pertumbuhan yang cukup tinggi adalah salah satu kriteria sebuah bisnis bisa dikatakan startup.

Itulah beberapa poin yang bisa dilihat cukup berbeda terhadap bisnis biasa. Mungkin masih ada beberapa perbedaan lainnya yang perlu di-highlight, tetapi saat ini saya cukupkan dulu segitu. Jika ada komentar atau masukan silakan sampaikan.

Connect with me on LinkedIn or Facebook

--

--