Agile dan Scrum

Mega Intanadias Calista
DOT Intern
Published in
2 min readMar 1, 2019

Agile merupakan sebuah metodologi dari software development, jika diartikan secara bahasa Agile memiliki makna lincah atau tangkas, namun sebenarnya Agile memiliki arti sifat adaptif. Agile berfungsi untuk mempercepat delivery perangkat lunak secara bertahap. Agile bisa diibaratkan sebagai sebuah resep dan SCRUM merupakan sebuah cara dari resep tersebut.

Membangun sebuah software yang paling penting adalah apakah software tersebut bisa digunakan, lalu selanjutnya adalah kualiltas dari software, untuk mendapatkan software yang bisa digunakan dan berkuliatas diperlukan tim yang solid. Sebagai tim developer yang menjalankan agile harus dapat menindaklanjuti perubahan secara efektif, harus mampu berkomunikasi dengan stakeholder, dan pastinya harus mampu mengorganisasikan tim.

Dalam Agile yang paling penting adalah individu dan interaksi dibanding proses atau tool, karena tujuan dari Agile adalah produk tersebut dapat digunakan, namun tidak berarti kualitas tidak diperlukan. Selanjutnya, yang diperlukan adalah software dapat bekerja dibandingkan dengan documentation yang comprehensive.

Selanjutnya karena agile sangat flexibel customer collaboration lebih penting dari contract negotitation, sehingga saat ini ada kontrak yang dinamakan agile contract. Agile contract dibayar dengan perhitungan pay per sprint, pay per velocity, dan pay per value.

Ada 5 hal untuk mencapai agile yaitu Focus, Respect, Courage, Opennes, dan Commitment. 5 hal tersebut adalah nilai inti dari SCRUM.

SCRUM merupakan salah satu dari banyak metode yang ada di dalam Agile. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa SCRUM merupakan sebuah cara dari sebuah resep. SCRUM juga dapat diartikan sebagai metode iteratif yang ada di dalam agile untuk mengelola dan menjalankan sebuah proyek.

Dalam SCRUM ada beberapa pihak yang terlibat, yang pertama adalah Product Owner (PO) bertugas untuk “Build the right thing”. Sebagai product owner harus mampu memastikan bahwa proyek berjalan sesuai dengan harapan, selain itu produk owner juga berfungsi sebagai jembatan antara client dengan tim development.

Orang kedua yang ada pada SCRUM adalah Development Team (DT), tugas dari dev team adalah “Build The Thing Right”, artinya Development Team bertugas untuk membangun sesuatu menjadi benar. Tim Development nantinya akan menghasilkan suatu incremental produk yang telah disepakati bersama.

Orang selanjutnya adalah SCRUM Master, tugas utama dari seorang scrum master adalah membangun culture, supaya semua bisa bekerja sama menggunakan Agile dan SCRUM. Sebagai seorang SCRUM Master juga bertanggung jawab untuk mencegah hal — hal yang dapat mengalihkan focus team, sehingga seorang SCRUM master juga harus membuat suasana menjadi kondusif supaya focus team tidak terpecah.

Supaya SCRUM dapat berjalan dengan baik dan benar, perlu menjalankan 3 pilar SCRUM diantaranya adalah transparant, inspection, dan adaptation. Di dalam SCRUM perlu opennes atau terbuka, hal tersebut merupakan salah satu pilar dari SCRUM yaitu transparant. Jika terjadi inception perlu ada brainstroming dan aggrement yang harus dilakukan oleh Product Owner, Dev Team, dan Scrum Manager untuk menghasilkan product BackLog.

3 pilar SCRUM juga bisa diwujudkan dengan adanya event, sprint → sprint plan → Daily Scrum → Sprint Review dan Sprint Petrospektif (event dalam satu sprint) jika ada sprint selanjutnya maka siklusnya mulai dari sprint plan → Daily Scrum → Sprint Review dan Sprint Petrospektif tanpa ada inception. Inception digunakan kembali jika ada perubahan total dari software yang dibuat.

Demikian rangkuman mengenai agile dan scrum menurut pemahaman saya, jika ada yang salah mohon untuk di koreksi, terimakasih :).

--

--