Frontend Testing vs Backend Testing

Amalia Damayanti
3 min readJun 4, 2020

--

Pernahkah kalian mendengarkan istilah frontend testing? Sederhananya frontend testing itu berhubungan dengan memeriksa apapun yang terlihat secara GUI dan memeriksa dari segi fungsionalitasnya juga. Sedangkan, apa itu backend testing? Baiklah, mari simak penjelasan lengkap tentang keduanya di bawah ini.

Frontend Testing

Frontend testing adalah jenis pengujian yang menguji presentation layer di 3 tier architecture dalam aplikasi web. Pada dasarnya frontend testing dilakukan pada antarmuka pengguna (UI) yang juga dikenal sebagai presentation layer dalam 3 tier architecture. Untuk aplikasi web, frontend testing akan memeriksa fungsi-fungsi pada forms, graphs, menus, reports, dll. Oleh karena itu, tester membutuhkan pemahaman yang baik tentang business requirements untuk melakukan pengujian jenis ini.

Frontend testing tidak memerlukan informasi apapun yang disimpan dalam database. Sehingga, penting untuk memantau dan memeriksa fungsionalitas aplikasi. Ada beberapa jenis pengujian yang digunakan dalam frontend testing. Diantaranya adalah: Accessibility Testing, Unit Tests, Regression Testing, Acceptance Testing, dan lain-lain.

Backend Testing

Backend testing adalah jenis pengujian yang menguji application layer dan database layer di 3 tier architecture dalam aplikasi web. Dalam aplikasi perangkat lunak yang kompleks seperti ERP, backend testing akan memerlukan pengecekan logika bisnis di application layer. Untuk aplikasi yang lebih sederhana, backend testing cenderung memeriksa sisi server atau database. Ini berarti bahwa data yang dimasukkan di frontend akan diperiksa di database backend. Format database dapat berupa SQL Server, MySQL, Oracle, DB2, dll. Sehingga, dalam melaksanakan backend testing, seorang tester harus mempunyai pengetahuan yang tepat dalam database dan konsep Structured Query Language (SQL).

Dalam backend testing, tidak perlu menggunakan GUI. Kita dapat langsung mengirimkan data menggunakan browser dengan parameter untuk mendapatkan respons dalam beberapa format default. Misalnya, XML atau JSON. Kita juga dapat terhubung ke database secara langsung dan memverifikasi data menggunakan query SQL.

Backend testing diperlukan untuk mendeteksi deadlocks, data loss dan data corruption. Dalam backend testing, tester menggunakan jenis-jenis database testing seperti Structure Query Language (SQL) Testing, Application Programming Interface (API) Testing, dan lain sebagainya.

Perbedaan Frontend Testing dan Backend Testing

Referensi :

--

--

Amalia Damayanti

Junior Quality Assurance. “Because Sharing is Caring”