Mengenal Metode Scrum dalam Pengembangan Perangkat Lunak

Asya Ismatullah Faris
DOT Intern
Published in
7 min readDec 22, 2023
Photo by Andrey Popov on Pixabay

Perangkat lunak memiliki peran sangat penting dan krusial dalam berbagai aspek transformasi bisnis dan komunikasi di era digital saat ini. Perangkat lunak tidak hanya menjadi sebuah alat, melainkan menjadi pendorong utama sebuah inovasi, efisiensi, dan keunggulan kompetitif di berbagai sektor bisnis. Karena itu, industri perangkat lunak semakin berkembang pesat karena permintaan yang tinggi dalam pemanfaatan teknologi sebagai solusi yang inovatif pada berbagai sektor bisnis.

Perubahan teknologi terjadi terus menerus dan terjadi sangat cepat, sehingga pengembangan perangkat lunak menjadi medan yang dinamis dan penuh tantangan. Dalam mengatasi ketidakpastian dan kompleksitas dalam proyek pengembangan, terdapat berbagai pendekatan dalam manajemen proyek perangkat lunak, salah satunya adalah kerangka kerja Scrum. Metode Scrum muncul sebagai kerangka kerja yang revolusioner dengan menawarkan solusi terbaik dalam mengatasi kompleksitas proyek dan meningkatkan efisiensi pengembangan.

Artikel ini akan mengupas dan menjelajahi lebih jauh mengenai konsep Scrum dalam pengembangan perangkat lunak, siklus hidup proyek, role pada Scrum, dan manfaat yang dapat diperoleh perusahaan yang menerapkan pendekatan Scrum.

Apa itu Scrum?

Scrum merupakan kerangka kerja yang digunakan dalam melakukan pengaturan secara mandiri dan bekerja menuju tujuan bersama. Scrum membantu tim, personal, dan organisasi dalam menghasilkan nilai melalui solusi yang adaptif untuk masalah yang kompleks. Scrum merupakan hasil dari metode-metode sebelumnya yang hadir sebagai metode yang memprioritaskan nilai keefektifan yang relatif dari manajemen, lingkungan, dan teknik kerja saat ini.

Scrum merupakan kerangka kerja yang sederhana. Kerangka kerja Scrum sengaja dibuat tidak lengkap dengan hanya mendefinisikan bagian-bagian yang diperlukan untuk mengimplimentasikan teori Scrum, sehingga pemanfaatan kerangka kerja Scrum ini dibagun oleh kecerdasan kolektif dari orang-orang yang menggunakannya dengan memastikan filosofi, teori, dan struktur metode Scrum dapat membantu mencapai tujuan dan menciptakan sebuah nilai. Daripada memberikan instruksi mendetail, Scrum memiliki aturan-aturan yang memandu dalam hubungan dan interaksi.

Photo by Jo Szczepanska on Unsplash

Teori Scrum

Scrum didasarkan pada empirisme dan lean thinking. Empirisme merupakan pengetahuan yang berasal dari pengalaman dan pembuatan keputusan berdasarkan apa yang diamati. lean thinking pada Scrum yaitu mengurangi hal yang tidak perlu dan hanya berfokus pada hal-hal yang penting saja.

Prinsip Scrum

Dalam keberhasilan proyek, Scrum menerapkan 3 prinsip empiris Scrum yang saling berkaitan 1 sama lain, yaitu :

1. Transparansi

Setiap pekerjaan dan proses yang ada harus dapat dilihat oleh seluruh anggota tim, bahkan stakeholder yang bertanggung jawab dalam pengerjaan proyek terkait. Transparansi ini memungkinkan komunikasi langsung antar anggota lintas fungsi dan stakeholder dapat terjalin, sehingga resiko terjadinya miskomunikasi kecil. Prinsip transparansi ini memungkinkan dilakukannya inspeksi, karena inspeksi tanpa adanya transparansi akan menyesatkan dan percuma.

2. Inspeksi

Kemajuan dan setiap perubahan yang sudah disepakati perlu dilakukan pemerikasaan secara rutin untuk mendeteksi perbedaan atau permasalahan yang mungkin tidak diingingkan. Dalam Scrum terdapat 5 event yang berfokus pada inspeksi, yaitu sprint, sprint planning, daily sprint, sprint review, dan sprint retrospective. bInspeksi memungkinkan adaptasi, karena tanpa adaptasi dianggap tidak ada gunanya, sehingga event yang ada ini mendorong adanya perubahan.

3. Adaptasi

penyesuaian dilakukan jika terdapat sebuah proses yang mengalami penyimpangan dari ketentuan yang sudah dibuat bersama dengan menentukan apakah produk yang dihasilkan dapat diterima atau tidak, maka proses perlu dilakukan penyesuaian kembali sesuai dengan ketentuan awal. Penyesuaian ini perlu dilakukan dengan segera mungkin untuk meminimalkan penyimpangan yang lebih lanjut.

Siklus Hidup dan Artefak Scrum

Photo by scrum.org

Siklus hidup proyek Scrum merupakan langkah demi langkah yang perlu dilakukan dalam Scrum dari mulai perencaan sampai dengan retrospective. Artefak pada Scrum merujuk pada dokumen yang dihasilkan oleh tim Scrum selama siklus hidup pengembangan proyek, dan artefak inilah yang memiliki peranan penting dalam menerapkan prinsip Scrum, yaitu transparansi, inspeksi, dan adaptasi. Artefak ini terdiri dari product Backlog dan Sprint Backlog.

Product Backlog

Product Backlog adalah daftar yang muncul dan terurut tentang apa yang dibutuhkan untuk meningkatkan produk. Ini adalah sumber tunggal pekerjaan yang dilakukan oleh Scrum Team . Item Product Backlog yang dapat dikerjakan oleh Tim Scrum dalam satu Sprint dianggap siap untuk dipilih dalam acara Sprint Planning.

Sprint Planning

memulai Sprint dengan menjabarkan pekerjaan yang akan dilakukan untuk Sprint. Rencana yang dihasilkan ini dibuat oleh kerja kolaboratif seluruh tim pada scrum. Product Owner memastikan bahwa peserta siap untuk mendiskusikan item Product Backlog yang paling penting dan bagaimana mereka memetakannya ke Product Goal. Scrum Team juga dapat mengundang orang lain untuk menghadiri Sprint Planning untuk memberikan saran.

Sprint Backlog

Sprint Backlog adalah rencana oleh dan untuk Pengembang. Ini adalah gambaran yang sangat terlihat dan real-time tentang pekerjaan yang akan diselesaikan oleh Pengembang selama Sprint untuk mencapai Sasaran Sprint. Sehingga, Sprint Backlog diperbarui sepanjang Sprint karena lebih banyak yang perlu dipelajari. Ini harus memiliki detail yang cukup sehingga mereka dapat memeriksa kemajuan mereka di Daily Scrum.

Daily Scrum

Tujuan dari Daily Scrum adalah untuk memeriksa kemajuan terhadap Sprint Goal dan menyesuaikan Sprint Backlog seperlunya, menyesuaikan pekerjaan yang direncanakan yang akan datang. Daily Scrum adalah acara 15 menit untuk para pengembang Tim Scrum. Untuk mengurangi kerumitan, acara ini diadakan pada waktu dan tempat yang sama setiap hari kerja selama Sprint berlangsung.

Sprint Review

Sprint Review adalah acara kedua hingga terakhir dalam Sprint dan dibatasi waktu hingga maksimal empat jam untuk Sprint satu bulan. Untuk Sprint yang lebih pendek, acara ini biasanya lebih singkat. Tujuan dari Sprint Review adalah untuk memeriksa hasil dari Sprint dan menentukan adaptasi di masa depan. Scrum Team mempresentasikan hasil kerja mereka kepada para pemangku kepentingan utama dan kemajuan menuju Sasaran Produk didiskusikan.

Sprint Retrospective

Tujuan dari Sprint Retrospective adalah untuk merencanakan cara-cara untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas. Tim Scrum memeriksa bagaimana Sprint terakhir berjalan sehubungan dengan individu, interaksi, proses, alat, dan definisi Selesai. Elemen yang diperiksa sering kali berbeda dengan domain pekerjaan. Asumsi yang menyesatkan mereka diidentifikasi dan asal-usulnya dieksplorasi. Tim Scrum mendiskusikan apa yang berjalan dengan baik selama Sprint, masalah apa yang dihadapi, dan bagaimana masalah tersebut (atau tidak) diselesaikan.

Role dalam Scrum

Role ini bertanggung jawab dalam memproduksi sebuah proyek yang menghasilkan produk atau layanan. Role ini perlu berkomitmen penuh dalam proyek dan bertanggung jawab dalam kesuksesan sprint yang berlangsung dalam proyek.

Photo by Scrum Guide Book

Product Owner

bertanggung jawab untuk mencapai nilai bisnis maksimum untuk proyek tersebut. Ia juga bertanggung jawab untuk mengartikulasikan kebutuhan pelanggan dan mempertahankan justifikasi bisnis untuk proyek tersebut. Pemilik Produk mewakili Suara Pelanggan.

Scrum Master

Berperan sebagai fasilitator yang memastikan bahwa Tim Scrum diberikan lingkungan yang kondusif untuk menyelesaikan proyek dengan sukses. Scrum Master memandu, memfasilitasi, dan mengajarkan praktik-praktik Scrum kepada semua orang yang terlibat dalam proyek; menghilangkan hambatan bagi tim; dan memastikan bahwa proses Scrum diikuti.

Scrum Team

kelompok atau tim orang yang bertanggung jawab untuk memahami persyaratan yang ditentukan oleh Pemilik Produk dan membuat hasil kerja proyek.

Manfaat penerapan Scrum pada pengembangan perangkat lunak

Photo by Eden Constantino on Unsplash

Dengan prinsip, teori, dan siklus kerja yang dimiliki oleh metode Scrum, metode ini mimiliki berbagai manfaat yang signifikan dibandingkan dengan metode lain, baik bagi tim pengembang, manajemen, maupun stakeholders khususnya dalam pengembangan perangkat lunak. Berikut manfaat utama dalam pemanfaatan Scrum sebagai metode pengembangan perangkat lunak :

Adaptif terhadap perubahan

Scrum bersifat fleksibel dan adaptif pada perubahan, sehingga Scrum adalah metode yang cocok dalam pengembangan perangkat lunak yang perubahannya sangat cepat, baik secara pasar maupun teknologi baru yang perlu diterapkan. Pada Scrum tim dapat melakukan perubahan secara cepat dan singkat sesuai dengan umpan balik dan perubahan kebutuhan pelanggan.

Transparan dan Kolaboratif

Artefak yang dimiliki Scrum yaitu Product Backlog dan Sprint Backlog bersifat transparan terhadap pekerjaan yang akan, sedang, dan sudah dilakukan. Sehingga memungkinkan kolaborasi antara tim pengembang, Product Owner, dan Stakeholders.

Peningkatan Produktivitas tim

Daily Scrum, Sprint Planning, dan Sprint Retrospective memberikan platform untuk koordinasi yang baik dan komunikasi efektif antar anggota tim. Hal ini dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi tim pengembang.

Peningkatan kepuasan pelanggan

Dengan adanya Sprint Review dan Retrospective, tim dapat secara terus-menerus mengevaluasi dan meningkatkan produk serta proses pengembangan. Ini dapat mengarah pada peningkatan kualitas produk secara keseluruhan.

Partisipasi aktif stakeholders

Scrum melibatkan pemangku kepentingan secara aktif, terutama melalui partisipasi Product Owner dalam perencanaan dan pemilihan item dari Product Backlog. Hal ini memastikan bahwa kebutuhan pemangku kepentingan diprioritaskan dengan baik.

Peningkatan kualitas produk

Dengan adanya Sprint Review dan Retrospective, tim dapat secara terus-menerus mengevaluasi dan meningkatkan produk serta proses pengembangan. Ini dapat mengarah pada peningkatan kualitas produk secara keseluruhan.

Artikel ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang komprehensif tentang Metode Scrum dalam konteks pengembangan perangkat lunak, memberikan dasar yang kokoh bagi pembaca untuk memahami, mengadopsi, dan mengoptimalkan metode ini dalam lingkungan pengembangan perangkat lunak.

sumber :

https://aws.amazon.com/id/what-is/scrum/

SCRUMstudy™. A Guide to the Scrum Body of Knowledge (SBOK® Guide) — Fourth edition. Arizona : SCRUMstudy™, a brand of VMEdu, Inc., 2020

Laudon, Kenneth C dan Jane P Laudon. Management information systems : new approaches to organization and technology. New Jersey : Prentice Hall International, 1998

--

--