Mengungkap Magis Microinteraction : Sentuhan Kecil, Dampak Besar dalam Antarmuka Pengguna

Elfal Birri Firamadhani
DOT Intern
Published in
4 min readSep 1, 2023

--

Cover

Dalam dunia desain UI/UX, ada aspek yang sering kali tidak diperhatikan oleh pengguna secara sadar, tetapi memiliki dampak besar terhadap pengalaman mereka. Aspek ini disebut “microinteraction” — elemen kecil interaksi antara pengguna dan antarmuka yang memberikan sentuhan pribadi dan dinamis pada suatu produk. Meskipun mungkin terlihat sepele, microinteraction adalah rahasia di balik banyak pengalaman pengguna yang memukau. Artikel ini akan membahas apa itu microinteraction, mengapa microinteraction penting, contoh penggunaannya, dan bagaimana mereka merubah cara kita berinteraksi dengan teknologi.

Apa Itu Microinteraction?

Microinteraction adalah rangkaian kecil interaksi yang terjadi ketika pengguna berinteraksi dengan elemen desain pada suatu produk. Mereka bisa berupa animasi tombol saat ditekan, notifikasi kecil setelah tindakan tertentu, atau perubahan warna untuk menunjukkan status tertentu. Meskipun ukurannya kecil, dampaknya besar terhadap pengalaman pengguna. Microinteraction memberikan umpan balik visual dan respons yang membuat interaksi lebih menyenangkan, bermakna, dan intuitif. Pengalaman pengguna yang baik lebih penting daripada produk yang hanya memiliki usability. Oleh karena itu, penting bagi Desainer untuk mempertimbangkan penggunaan microinteraction. Microinteraction dapat meningkatkan user engagement pada produk, juga membantu untuk mengkomunikasikan value yang dimiliki oleh produk kepada pengguna. Hal ini akan membuat produk menjadi lebih berkarakter dan unik, sehingga pengguna akan selalu mengingat produk kita.

Mengapa Microinteraction Penting?

Microinteraction memiliki peran penting dalam menciptakan pengalaman pengguna yang lebih baik, lebih interaktif, dan lebih memuaskan. Mereka adalah bagian penting dari desain UI yang efektif dan berhasil. Berikut adalah manfaat dari penggunaan microinteraction :

  1. Meningkatkan Keterlibatan Pengguna: Microinteraction memberikan respon balik saat pengguna berinteraksi dengan suatu elemen. Misalnya, ketika pengguna mengklik tombol, animasi transisi dapat memberi tahu mereka bahwa tindakan telah terjadi. Hal ini membangkitkan perasaan keterlibatan dan memastikan bahwa pengguna merasa bahwa sistem merespon mereka. Sehingga pengguna tidak merasa seperti sedang berinteraksi dengan robot. Membuat pengguna merasa lebih nyaman untuk berinteraksi lebih banyak dengan produk.
  2. Memandu Pengguna: Microinteraction membantu pengguna memahami bagaimana suatu antarmuka bekerja. Animasi transisi yang halus atau efek perubahan warna dapat memandu mata mereka untuk fokus pada perubahan yang terjadi. Ini membantu mengurangi kebingungan dan memastikan bahwa pengguna merasa nyaman saat menjelajahi produk.
  3. Memberikan Karakter: Microinteraction bisa menjadi peluang untuk memberikan karakter pada produk. Misalnya, pesan kesalahan yang dikemas dengan humor atau animasi yang unik dapat membuat produk terasa lebih hidup dan personal. Hal ini dapat meningkatkan keterikatan pengguna dengan produk. Selain itu juga membuat produk lebih unik dan berkarakter, sehingga pengguna akan lebih mudah untuk mengingat produk.
  4. Menyampaikan Informasi: Microinteraction juga dapat digunakan untuk menyampaikan informasi secara ringkas. Contohnya, tombol yang berubah warna setelah diklik dapat menunjukkan bahwa tindakan telah berhasil.

Mengintegrasikan Microinteraction dalam Desain

Membuat microinteraction perlu memperhatikan beberapa hal agar microinteraction dapat terintegrasi dengan baik dalam desain. Microinteraction yang baik dapat meningkatkan pengalaman pengguna dan membuat antarmuka terasa lebih hidup. Berikut adalah langkah-langkah untuk membuat microinteraction yang baik:

  1. Pahami Tujuan

Sebelum mulai merancang microinteraction, pahami dengan jelas tujuan apa yang ingin dicapai. Apakah itu memberikan umpan balik tentang keberhasilan suatu tindakan, mengarahkan perhatian pengguna ke elemen penting, atau menciptakan suasana yang lebih interaktif? Sehingga kita bisa lebih fokus dalam mengimplementasikan microinteraction pada desain kita.

2. Sederhana dan Konsisten

Microinteraction seharusnya tidak membingungkan untuk pengguna. Maka kita harus memastikan bahwa setiap microinteraction memiliki tujuan yang jelas dan memberikan respons yang konsisten terhadap tindakan pengguna. Pastikan bahwa microinteraction tetap konsisten dengan identitas visual dan branding produk atau layanan kita. Ini membantu dalam membangun kesan yang kuat dan mengingatkan pengguna tentang produk kita. Hindari terlalu banyak variasi yang dapat mengacaukan pengguna. Terlalu banyaknya variasi membuat pengguna bingung dan kurang familiar dengan microinteraction, sehingga pengguna harus mempelajari lagi tentang microinteraction tersebut.

3. Gunakan animasi agar lebih responsif

Microinteraction harus responsif terhadap tindakan pengguna. Tanggapan harus muncul dengan cepat dan sesuai dengan tindakan yang dilakukan, sehingga pengguna merasa bahwa mereka memiliki kendali atas antarmuka. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan animasi. Selain itu animasi membuat microinteraction lebih menarik dan berkesan. Namun, pastikan animasinya tidak berlebihan atau mengganggu.

4. Uji coba dan evaluasi

Sebelum mengimplementasikan microinteraction secara lebih luas, lakukan uji coba terlebih dahulu pada beberapa pengguna untuk mengetahui apakah microinteraction dapat digunakan dengan mudah dan memiliki nilai usability. Apabila hasil dari uji coba kurang memuaskan, maka lakukan evaluasi agar microinteraction dapat diimplementasikan lebih baik.

5. Terus belajar dan berlatih

Untuk menghasilkan microinteraction yang dapat terintegrasi dengan baik, perlu untuk terus belajar dan berlatih. Studi kasus dan contoh-contoh sukses dari produk-produk lain dapat memberikan inspirasi dan panduan tentang cara mengimplementasikan microinteraction yang baik. Tetapi, pastikan untuk tidak menjiplak mentah-mentah, tetapi ubah dan sesuaikan dengan kebutuhan.

3 Contoh Dari Penggunaan Microinteraction

  1. Animasi tombol yang apabila kursor mengenai tombol, maka warna tombol akan berubah. Hal ini menegaskan bahwa tindakan pengguna berhasil. Pengguna akan merasa sistem merespon tindakan mereka.

2. Ketika pengguna mengklik tombol “Like” di media sosial, tombol tersebut dapat berubah warna atau memiliki animasi berdenyut kecil untuk memberikan umpan balik visual tentang tindakan pengguna.

3. Penggunaan animasi untuk menunjukkan kemajuan unduh berkas memberikan kesan bahwa proses berlangsung dan mencegah pengguna menjadi tidak sabar.

Kesimpulan

Microinteraction adalah contoh sempurna bagaimana detail kecil dapat menghasilkan dampak besar dalam desain UI/UX. Mereka menghidupkan pengalaman pengguna, memandu interaksi, dan memberikan umpan balik. Oleh karena itu, para desainer harus memperhitungkan dengan cermat penggunaan microinteraction dalam desain mereka untuk memastikan produk yang tidak hanya fungsional, tetapi juga menghibur dan memuaskan.

--

--