Dia Tak Terlihat agar Generasi Melihat

Darien Theodric
Dove & Fire Collaborative
5 min readJan 31, 2019
Mother and daughter

Siapa figur perempuan dalam alkitab yang inspiratif bagi anda saat ini? Hmm, sepertinya figur yang tergambar dalam Amsal 31, yang secara spesifik memberikan beberapa kualitas istri yang cakap. Masalahnya adalah, apakah ada atau masih ada figur seperti itu? Jika hari-hari ini anda merasa sulit menemukan figur seperti Amsal 31, ada banyak figur perempuan yang dalam alkitab yang dapat menjadi teladan bagi anda. Tuhan menyatakan kemuliaan-Nya melalui banyak hal, termasuk perempuan.

Siapa pilihanmu? Debora? Rut? atau ada yang lain lagi? Anda dan saya pasti sepakat mereka adalah figur perempuan yang begitu berpengaruh sepanjang alkitab karena kisah hidup mereka digambarkan begitu jelas melalui tulisan yang kita baca.

Tetapi, apakah hanya mereka?

Siklus yang Sama

Ketika saya membaca kisah-kisah hidup figur perempuan dalam alkitab, saya akui bahwa saya kagum akan figur seperti Rut dan Debora, namun ada hal yang cukup unik dan lucu bagi saya ketika saya membaca sepanjang kisah Raja-Raja. Ada satu figur perempuan yang namanya hanya disebutkan satu kali dalam alkitab, namun apa yang dilakukannya membuat saya tertarik dengan kisah hidupnya. Siapa dia?

Perempuan tersebut muncul di 2 Raja-Raja 22. Di ayat pertama,

Yosia berumur delapan tahun pada waktu ia menjadi raja dan tiga puluh satu tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. Nama ibunya ialah Yedida binti Adaya, dari Bozkat.

Oke, kita mengetahui bahwa saat itu Yosia, yang masih berumur sangat belia, naik ke tahta menggantikan raja sebelumnya (ayahnya sendiri). Seperti tipikal penulisan siklus hidup raja-raja, ayat tersebut dilanjutkan oleh ayat kedua:

Ia melakukan apa yang benar di mata TUHAN dan hidup sama seperti Daud, bapa leluhurnya, dan tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri.

Oke, jadi Yosia melakukan apa yang benar di mata TUHAN. Itu baik. Lalu apa maksudnya? Lanjutkanlah membaca hingga pasal 22 habis dan anda akan menemukan apa yang telah dilakukan Yosia selama masa pemerintahannya.

Horay! Hebat. Cerita yang bagus. Terus kenapa?

Sebentar. Apa yang dilakukan Yosia sebenarnya tidak lazim jika kita melihat siklus hidup raja-raja sebelumnya.

Jika kita lihat dengan saksama, sebelum Yosia naik tahta di 2 Raj. 22, yang menjadi raja sebelumnya adalah Amon, ayahnya (2 Raj. 21:19–26). Amon dikatakan melakukan apa yang jahat di mata TUHAN seperti yang dilakukan ayahnya, Manasye. Dari sini kita melihat kebiasaan yang diturunkan. Sepanjang kitab Raja-Raja, kita dapat melihat pola yang sama terjadi dan terjadi lagi. Jika ayahnya melakukan yang jahat, anaknya, yang akan menggantikan posisinya suatu saat nanti, akan melakukan hal yang sama dengan ayahnya, yaitu hal jahat. Anaknya mendapatkan teladan dari apa yang orang tuanya lakukan. Saya sendiri sempat “bosan” melihat pola yang sama terjadi, raja-raja yang meneruskan pola hidupnya yang jauh dari TUHAN kepada anak-anaknya sehingga seluruh rakyat menderita. Kudeta demi kudeta pun terjadi, pergantian raja terus terjadi.

Menurut prediksi pola yang terjadi, gaya hidup Amon seharusnya diteruskan kepada Yosia, anaknya, bagaimanapun cara raja itu turun dari tahtanya.

Nyatanya?

Dia Tetap Mengerjakan

Untuk mengerti apa yang telah terjadi, saya kembali momen awal pergantian kerajaan. Saat itu, Yosia masih berumur 8 tahun. Menurut anda, apa yang dapat dilakukan oleh raja berumur 8 tahun? Secara umur, Yosia masih dikatakan muda dan belum berpengalaman. Kita pun meragukan kapabilitas Yosia dalam memimpin kerajaan. Pada pasal 22:3, kita melihat perintah pertama dari Yosia:

Dalam tahun yang kedelapan belas zaman raja Yosia maka raja menyuruh Safan bin Azalya bin Mesulam, panitera itu, ke rumah TUHAN, katanya:

Perintah tersebut dikeluarkan pada tahun yang ke delapan belas, yang berarti saat itu Yosia berumur 25 tahun. Selama delapan belas tahun tersebut, kita dapat memperkirakan pertumbuhan Yosia dari proses pembelajarannya dan pengenalan akan identitas dirinya sehingga dapat mengeluarkan perintah pertamanya.

Siapa yang berperan dalam pertumbuhan hidup Yosia? Saya melihat tak lain adalah orang-orang terdekat di dalam hidupnya, terutama ibunya sendiri.

Yosia berumur delapan tahun pada waktu ia menjadi raja dan tiga puluh satu tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. Nama ibunya ialah Yedida binti Adaya, dari Bozkat.

Yedida binti Adaya, ibu dari Yosia, terlihat kurang signifikan perannya karena tidak ada narasi yang jelas tentang hidupnya, namun kita bisa mengetahui buah dari perannya dalam hidup Yosia dari bagaimana Yosia memimpin kerajaannya setelah tahun ke delapan belas pemerintahan Yosia. Yosia tumbuh menjadi raja yang takut akan Tuhan. Siapa lagi yang dapat mengajarkannya kecuali ibunya? Tercipta lingkungan pertumbuhan yang baik bagi Yosia untuk semakin bertambah hikmat dan pengertiannya akan firman TUHAN.

Tercatat bahwa selama masa hidupnya, Yosia memperbaiki rumah TUHAN (22:5), menggantungkan hidup dan kerajaannya pada TUHAN (22:13), bersama-sama dengan semua orang Yehuda dan penduduk Yerusalem mendengar kitab perjanjian dari rumah Tuhan (23:2), membersihkan bait Allah dari penyembahan berhala (23:4), merayakan kembali paskah seperti yang telah tertulis dan diadakan dahulu (23:21).

Di 2 Raj. 23:25 bahkan dikatakan bahwa

Sebelum dia tidak ada raja seperti dia yang berbalik kepada TUHAN dengan segenap hatinya, dengan segenap jiwanya dan dengan segenap kekuatannya, sesuai dengan segala Taurat Musa; dan sesudah dia tidak ada bangkit lagi yang seperti dia.

Kita pasti sepakat betapa luar biasanya apa yang telah Tuhan kerjakan dala hidup Yosia. Dari siklus hidup buruk yang dilakukan raja-raja sebelumnya, Yosia berbalik kepada Tuhan dengan segenap hatinya, segenap jiwanya, dan segenap kekuatannya. Tidak hanya berbalik semata, dikatakan bahwa sebelum Yosia bahkan tidak ada raja yang berbalik kepada Tuhan segitunya. Terlihat bahwa iman Yosia begitu teguh pada Tuhan. Ia bertumbuh dari anak umur 8 tahun yang dapat dianggap remeh, menjadi raja yang membawa hidup rakyatnya untuk kembali beribadah dengan Tuhan.

Kekuatan-Nya dalam Tangannya

Saya harus memberikan kredit kepada ibunya, Yedida, yang telah menjadi saluran Tuhan untuk membangkitkan raja yang seperti itu. Dari Amsal 31 yang berisi berbagai macam kualifikasi untuk istri yang cakap, ada satu hal yang saya lihat dari gambaran peran Yedida: hatinya yang tetap tulus mendidik dan melekat pada Tuhan.

Ketika Hawa diciptakan oleh Allah sebagai penolong yang sepadan, Allah tidak sedang menciptakan entitas yang derajatnya lebih rendah dari Adam.

Dalam bahasa Ibrani, “penolong” ini berasal dari kata עזר / “ezer” yang berarti “seseorang yang menolong”. Kata ezer ini juga digunakan dalam 1 Samuel 7:12 yaitu “Eben ha-`ezer” -> “eben” = batu, “ezer” = tolong. Ebenhaezer didirikan oleh Samuel sebagai tanda bahwa Tuhan telah menolong Israel mengalahkan bangsa Filistin. Apakah Tuhan sebagai penolong bangsa Israel memiliki derajat yang seakan lebih rendah daripada yang ditolong? Tidak. Seperti itulah ketika hawa diciptakan sebagai “ezer” dari Adam, diciptakannya unik dengan perannya tersendiri.

Dengan keterlibatan Yedida dalam hidup Yosia, Tuhan bekerja membesarkan dan mendidik seorang raja berumur 8 tahun menjadi raja yang takut akan Tuhan. Melalui asuhan dari seorang ibu, Yosia yang muda dan insignifikan pada masanya tumbuh hingga mengerjakan sebuah perkara yang besar.

Jika Tuhan bisa bekerja melalui seorang ibu, bukankah Dia Tuhan yang sama sekarang ini? Lihatlah betapa kuatnya pengaruh seorang perempuan ketika kasih Tuhan mengalir atas hidupnya. Tuhan menggunakan tangannya untuk memelihara, mengasuh, dan mendidik. Saya melihat kasih seorang perempuan, ketika ia membiarkan Tuhan bekerja dan mengeluarkan potensi terbesarnya, ia dapat mengubahkan generasi melalui pekerjaan tangannya. Sekarang kita tahu, bahwa Tuhan punya rencana besar atas kita, laki-laki ciptaan Tuhan dan juga saudara perempuan yang merupakan anak-Nya terkasih.

Peran ibu Yosia, Yedida, pada masanya tidak terlihat bagi kita, tetapi Tuhan tentu bekerja melaluinya agar generasi dapat melihat — melihat kemuliaan Tuhan terpancar dari generasi ke generasi.

Cheers.

Klik artikel yang lain: Aku Lupa Apa Itu Iman!

Kunjungi publikasi saya: Dove and Fire Collaborative

--

--